Mohon tunggu...
Akbar Huda
Akbar Huda Mohon Tunggu... -

punya idealis, tapi realistis. Profil lengkap lihat di www.omayib.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Idul Fitri, Hari Selasa Ok! atau (Seandainya) Hari Rabu Juga Boleh

28 Agustus 2011   23:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:23 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ramadhan dalam hitungan jam akan segera meninggalkan kita. Ibarat suatu alat penyaringan, ramadhan adalah saringan antara orang beriman dan tidak beriman. Semakin mendekati syawal, lubang penyaringannya semakin kecil. Tidak semua orang beriman, istiwomah dalam sholat berjamaah khususnya subuh. Kira-kira seperti inilah realitasnya di masyarakat kita.

Terlepas dari hal itu, penentuan jatuhnya 1 syawal 1432H berpotensi timbul perbedaan antara departemen Agama (pemerintah) dengan PP. Muhammadiyah. Melalui metode perhitungan (hisab) yang sesuai hukum islam, Muhammadiyah telah menetapkan 1 syawal jatuh pada hari Selasa tanggal 30 Agustus 2011 . Menurut Muhammadiyah, Ijtimak menjelang Syawal 1432 H terjadi pada hari senin 29 Agustus 2011 pukul 10:05:16. Ijtimak ialah posisi bumi, bulan dan matahari relatif berada dalam 1 garis lurus. Bersamaan saat matahari tenggelam (dilihat dari Yogyakarta), tinggi hilal adalah 01+0 09’57”. Artinya hilal sudah wujud namun boleh jadi belum bisa dilihat langsung oleh mata. Dengan dmikian keesokan harinya sudah masuk 1 syawal 1432H. Analogi sederhananya dalam keseharian, kita ketahui bahwa pukul 24.00 adalah batas pergantian hari. Begitu jarum jam tergelincir menjadi 24.01 maka hari dan tanggal sudah berganti tapi saat itu masih gelap gulita, sama gelapnya ketika masih pukul 23.00 hari sebelumnya.

Sementara itu departemen Agama masih menunggu hasil rukyat (pengamatan langsung) apakah bulan baru (hilal) sudah terlihat pada hari senin 29 Agustus 2011 sore atau belum terlihat. Seandainya saat terbenam matahari bulan masih belum terlihat maka bulan ramadhan digenapkan menjadi 30 Hari. Dengan demikian 1 Syawal jatuh pada tanggal 31 Agustus 2011.

Seandainya benar-benar terjadi pebedaan, kedua cara penentuan diatas mempunyai dasar yang insya Alloh sama benarnya. Kita sebagai makmum boleh memilih salah satu yang paling mantap di hati. Kemantapan bukan berarti keyakinan, karena keyakinan berpotensi menganggap yang lain menjadi salah. Perlu diperhatikan bagi kita yang 1 syawalnya tanggal 31 Agustus 2011 (hari Rabu), maka hari selasa masih WAJIB berpuasa. Tidak boleh beralsan ‘sudah ada yang lebaran hari selasa, maka puasanya dibatalkan’. Jika demikian yang terjadi artinya belum mempunyai kematapan hati. Adapun orang-orang yang ber hari raya hari Rabu sedangkan selasa sudah tidak puasa dengan alasan toleransi, itu malah menandakan bahwa orang tersebut tidak istiqomah dalam menentukan sikap. Semoga Pembaca menanggapi tulisan ini dengan bijaksana. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun