Mohon tunggu...
oman tea
oman tea Mohon Tunggu... -

pecari jatidiri memiliki mimpi tinggi dipenuhi imaji pergi dari situasi fiksi ...........apalagi yahh yang diakhiri iii

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Letih

19 Februari 2010   14:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:50 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin tebing ini begitu terjal dindingnya terlalu curam membuat sulit untuk kudaki atau karena sudah Letih akibat dingin yang menusuk menunggu terlalu lama sendiri didalam gelap.

Entah kapan siang akan menjelang padahal jemu sudah mengganggu, mungkinkah waktu berhenti berdetak? akibat muak dengan keadaan yang tak pernah berubah atau masa tak lagi berputar karena geram akibat kebenaran kini telah samar.

Tak tahu Kenapa lilin tak kunjung datang sekedar terangi langkahku apalagi berikan kehangatan untuk melelehkan darah yang beku. Memang ada cahaya Bintang namun itu terlalu jauh tak cukup terangi gelapnya pojok jiwa bahkan ketika pandang ku pertajam malah hancur berantakan.

Apakah lubang bekas akar mawar ini begitu dalam, membuat tanah menjadi kering, bunga lain pun tak kunjung tumbuh walaupun setiap hari telah kusiram dengan tetesan air mata. from omantea.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun