Mengapa guru perlu menulis? Karena profesi guru selalu menuntut pelakunya untuk terus belajar dan belajar. Menulis adalah bagian dari unsur-unsur belajar. Proses belajar tidak hanya dilihat dari banyaknya membaca atau diskusi, tetapi bagaimana si pembelajar mampu menuangkan hasil belajarnya dalam bentuk lain.
Menulis merupakan sarana efektif untuk menyuarakan aspirasi atau menyebarkan ide kita sekaligus aktualisasi diri. Melalui media, tulisan kita akan terbaca oleh banyak orang, artinya misi penyebaran ide kita akan bisa terealisasikan.
Melalui tulisan ide atau gagasan kita juga dapat diserap dan dipelajari dalam waktu relatif lama. Karena rentang waktu seseorang untuk menyerap pesan yang disampaikan secara lisan tergolong singkat. Berdasarkan penelitian, kemampuan seseorang untuk mengingat pesan berkisar 12 jam. Selebihnya, kemungkinan pesan akan hilang sampai 80%.
Menulis juga sebagai sarana pengembangan profesi guru. Bagi guru berstatus ASN sebagai syarat kenaikan pangkat harus melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Sesuai Buku 4 Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Angka Kreditnya, subunsur kegiatan publikasi ilmiah yang paling mudah untuk dilakukan adalah membuat tulisan ilmiah popular.
Namun ketika akan memulai menulis seorang guru kadang masih bingung, jenis tulisan seperti apa yang bisa dibuat?. Tulisan ilmiah populer adalah tulisan ilmiah yang dipublikasikan di media massa (koran, majalah, atau Media online yang mempunyai alamat website resmi bukan Blog). Tulisan ilmiah populer dalam kaitan dengan upaya pengembangan profesi guru merupakan tulisan yang lebih banyak mengandung isi pengetahuan, berupa ide, atau gagasan pengalaman penulis yang menyangkut bidang pendidikan. Kerangka isi tulisan ilmiah populer disesuaikan dengan persyaratan atau kelaziman dari media massa yang akan mempublikasikan tulisan tersebut (Buku 4 Pengembanagan Keprofesian Berkelanjutan dan Angka kreditnya: 32).
Dalam jurnalistik dikenal ada dua jenis tulisan, yakni berita dan artikel. Artikel merupakan opini dalam bentuk tulisan yang memuat ide atau pendapat penulis terhadap masalah tertentu. Umumnya yang menulis artikel adalah penulis lepas yang tidak bekerja secara terikat dengan media tertentu. Peluang inilah yang bisa dimanfaatkan oleh guru untuk menulis di media massa.
Lantas apa itu artikel? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikel mengandung pengertian: 1. Karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar dan sebagainya, 2. Bagian undang-undang atau peraturan yang berupa ketentuan; pasal. 3. Unsur yang dipakai untuk membatasi atau memodifikasi nomina, misalnya the dalam bahasa Inggris.
Dari pengertian di atas, artikel setidaknya mempunyai dua arti: pertama, barang, benda, pasal dalam undang-undang dasar atau anggaran dasar. Kedua, karangan, tulisan yang ada dalam surat kabar, majalah dan sebagainya.
Artikel  dalam pengertian sebagai karya tulis lebih mengeksplorasikan opini seorang penulis. Berbeda dengan berita yang lebih mengedepankan fakta. Artikel opini bisa berupa pendapat pribadi secara keseluhan dalam tulisan tersebut. Atau juga dapat mengutip atau mengolah beberapa referensi.
Dalam sebuah pelatihan jurnalistik bagi guru di Gedung PGRI Banjarnegara, Ali Arifin  wartawan Suara Merdeka menyebutkan bahwa esensi yang harus dimiliki sebuah artikel adalah aktual, orisinal, sistematik, dan menarik.