Sudah saatnya kebijakan pemerintah di bidang pendidikan didasarkan pada kenyataan nyata yang sesungguhnya. Kita sudah jenuh dengan kebijakan coba-coba. Trial and error.
Salah satu landasan pijakan itu akan dibangun dari hasil potret lewat ANBK. Kebijakan ANBK yang sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu saat ini menyasar siswa jenjang SD/MI.
Layaknya orang memotret, biar kan apa adanya. Jangan dibuat-buat. Ini merupakan langkah diagnostik yang akan menentukan ribuan langkah berikutnya.
Sayangnya ANBK sebagai potret nyata kemajuan pembelajaran di satuan pendidikan belum menjadi pemahaman bersama. Ada sekolah yang justru berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai baik dari hasil ANBK. Gengsi dan reputasi sekolah merasa sebagai taruhannya. Atau mungkin karena sosialisasi program pemerintah ini masih kurang?
Biarkan anak-anak mengerjakan sesuai batas kemampuannya. Jangan bebani mereka untuk mendapatkan hasil baik. Jangan pula ada bantuan untuk menjawabnya kecuali sebatas anak bisa login.
Harapannya agar kebijakan pemerintah nantinya tepat sasaran dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan.Â
Selama ini kita sering tertipu dengan  ketidakbenaran yang jamak dilakukan. Sebagai contoh jika ada permintaan data dari pusat selalu disikapi dengan pelaporan yang baik-baik saja, pelaksanaan UN dibuat sedemikian rupa agar hasilnya baik, dan lain sebagainya.
Tentu kesalahan ini tidak bisa dibiarkan berlanjut. Sebab mungkin saja ini yang menjadi penyebab kenapa kualitas pendidikan kita belum beranjak membaik posisinya dibanding negara-negara tetangga. Untuk itu, mari sukseskan ANBK 2021 ini!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H