Tak terasa libur Natal dan tahun baru telah kita lalui dan kini saatnya bagi orang tua, anak-anak, dan bapak ibu guru untuk kembali melaksanakan aktivitas pembelajaran. Pada semester dua ini, para orang tua masih harus terlibat dalam kegiatan pembelajaran anak-anaknya. Penyebabnya apalagi kalau bukan karena pandemi Korona yang masih belum teratasi.
Sementara bagi anak-anak, kembali bersekolah setelah libur panjang adalah hal yang menyenangkan dan dinanti-nanti. Meskipun belum tentu alasannya karena kangen ketemu pelajaran, he.Â
Masa pandemi seperti sekarang ini, bercengkrama sambil tertawa ria bersama teman sebaya di sekolah, dimarahi oleh guru, malas-malasan piket sekolah, atau sekadar jail ke teman sekelas; masih merupakan barang langka, mahal, dan malah berbahaya. Apa boleh buat, kita semua mesti bersabar, sambil berdo'a agar pandemi ini segera tertangani dan kita kembali ke kehidupan normal.Â
Walaupun pembelajaran masih harus dengan sistem daring alias pembelajaran jarak jauh (PJJ), para siswa, orang tua, dan dewan guru harus tetap bersemangat. Meskipun rasa bosan dan kesulitan melaksanakan PJJ tak bisa kita pungkiri dan hindari.
Beberapa hal ini, mungkin dapat dilakukan oleh sekolah dan terutama yang terhormat para dewan guru, sebelum dan ketika melaksanakan PJJ agar tetap berjalan lancar.
1. Melakukan sosialisasi kepada orang tua tentang konsep pembelajaran jarak jauh yang akan dilaksanakan.
Sekolah sebaiknya melakukan sosialisasi kepada orang tua,tentunya sosialisasi secara daring, atau paling tidak melalui surat edaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan PJJ. Sosialisasi ini bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang konsep PJJ yang akan dilakukan oleh sekolah serta bagaimana peran orang tua nantinya selama pembelajaran jarak jauh berlangsung.Â
2. Penyesuaian jadwal PJJ.
Sekolah harus menyiapkan jadwal khusus PJJ agar tidak sampai memberatkan siswa dan orang tua. Misalnya, membatasi jumlah pelajaran setiap harinya, mengurangi jam pelajaran, serta pemberian tugas yang tidak tumpang tindih antara satu guru dengan guru yang lainnya. Dalam hal ini manajemen perencanaan pembelajaran oleh bapak Ibu guru harus dipersiapkan secara matang guna menghindari penumpukan tugas belajar bagi peserta didik.
3. Guru harus siap meluangkan waktu lebih bagi peserta didik.