Narkotika dan Obat-obat Terlarang (Narkoba) apa pun jenisnya kini marak dibicarakan. Disinyalir beberapa daerah di Indonesia menjadi pengguna paling banyak, termasuk Gorontalo.Â
Memang pengguna barang haram itu belum mendominasi warga sekolah, tetapi harus diwaspadai, karena peluang terbesar untuk menggoda para pengguna adalah kalangan remaja yang kini bersekolah pada jenjang pendidikan menengah.Â
Sasaran pengedar tidak memandang pria atau wanita, anak orang kaya atau miskin, siswa SMP atau SMA, yang terpenting bagi mereka (pengedar) mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Realitas kehidupan tidak saja dikacaukan dengan kurangnya tabiat baik pada kalangan remaja, minimnya nilai moral, atau semakin jauhnya anak remaja dengan agama, tetapi ada hal besar yang menjadi tantangannya, yakni masuknya budaya asing, menyusupnya paham-paham penghancur asas negara, dan tingginya rasa benci pada diri sendiri.Â
Hal itu dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku lebih mencintai budaya asing daripada budaya sendiri, memandang negara dan seluruh perangkat negara sebagai kesalahan, dan tidak percaya diri atau minder dengan kompetensi sendiri, sehingga, muncul rasa ingin tahu tentang berbagai penawar untuk memunculkan rasa percaya diri itu.Â
Menurut Jauhary (2009:18), "setiap orang pasti memiliki rasa minder. Seringkali rasa minder itu  memengaruhi seseorang menjadi takut dalam menghadapi sesuatu." Tawaran penggunaan Narkoba menjadi solusi terbaik. Di sini dibutuhkan tindakan sportif untuk menekan tingkat pengguna Narkoba yang sudah terlanjur merajalela.
Tindakan negara untuk membunuh para pengedar Narkoba menjadi benar jika dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya, karena harus diakui para pengedar itu dapat membunuh generasi penerus bangsa hingga beribu-ribu orang. Bukan saja membunuh secara fisik, namun juga membunuh paradigma sehat anak-anak negeri.Â
Memang negara harus diacungkan jempol sebab mampu menekan dan tak mau mendengar bisikan negara tetangga dalam hal kompromi tentang hukum yang sudah terlanjur dipublikasikan. Oleh karena itu, semua warga negara yang baik pasti mendukung tindakan negara dalam menuntaskan pengedar dan pengguna Narkoba.
Kini tantangan pengguna Narkoba adalah mencari sebanyak-banyaknya orang-orang baik untuk terlibat sebagai pengedar dan pengguna. Sistem jaringan telah dikenal lama sebagai sistem ampuh dalam menjalankan misi.Â
Sasaran paling banyak adalah generasi muda (remaja). Sekolah menjadi hati-hati juga dengan persoalan ini. Di beberapa kota-kota besar telah berhasil menggoda kalangan peserta didik untuk terjerumus, kini tinggal menunggu giliran. Oleh sebab itu, tantangan sekolah menjadi bertambah agar anak-anak bangsa terselamatkan. Â Â
Solusi pihak sekolah untuk menghindari penggunaan Narkoba di kalangan peserta didik dapat dilakukan melalui beberapa cara di antaranya, pertama, mengisi seluruh aktivitas peserta didik dengan hal-hal positif. Kegiatan itu bisa berupa pembinaan akhlak, olahraga, seni, atau latihan keterampilan lainnya.Â