Mohon tunggu...
Om Cungkring Garing
Om Cungkring Garing Mohon Tunggu... -

Penikmat kopi putih dan kepulan asap di malam sunyi yang senang berkoar dan berpenampilan apa adanya. Lebih memilih menumbuhkan kebahagiaan sejati dalam diri sendiri ketimbang mendapatkan kebahagiaan palsu dari orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Pertama nan Maknyoos

25 Maret 2014   07:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:31 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam ini  begitu indah. Bintang-bintang yang bekerlipan di atas sana tampak sangat memesona dan lebih cerlang-cemerlang daripada biasanya. Bulan yang tak sempurna bentuknya pun tampak lebih purnama daripada seribu purnama. Kunang-kunang yang sudah jarang muncul tiba-tiba bertebaran menyemburatkan kelap-kelipnya, meriahkan suasana malam. Sejumput angin tipis yang berhembus perlahan menyesap menjalari tubuh ringkihku. Keperkasaanku sudah mulai lenyap dimakan sang waktu.

Namun, malam itu aku berasa menjadi lebih perkasa daripada lelaki 20 tahunan. Bagaimana tidak hebat, di kala sang waktu terus menggerogoti jiwa ragaku, di sampingku telah duduk seorang wanita yang tak lagi layak untuk sekadar disebut bidadari. Ia lebih tepat dianggap sebagai perpaduan peri jelita, bidadari kahyangan, dan dewi kecantikan nan sempurna. Dengan gaun satinnya yang serasi menyempurnakan penampilannya malam ini.

Aku bukan lagi pria beruntung. Aku adalah pria 70 tahun yang teramat sangat beruntung banget di kolong jagat raya ini. Entah apa yang ada dalam pikiran para lelaki lain jika melihatku berdampingan dengan dewi peri bidadari maha sempurna ini. Takjub sudah pasti. Iri dan mupeng, itu jelas akan tersirat dari wajah mereka. Penasaran, kuyakin terbersit dalam benak mereka. Curiga dan prasangka negatif, mungkin pula tercuat dalam otak kotor mereka.

Aku tak peduli dengan orang lain, para pria yang mupeng, iri, dan curigaan itu semua. Aku hanya peduli satu hal, bahwa malam ini akan menjadi malam terindah sepanjang sejarah umat manusia, khususnya manusia seperti aku yang sudah lapuk tergilas roda zaman yang kejam. Akan tercatat dalam chip memori otakku yang sudah rapuh ini, sebuah malam penuh warna dan kebahagiaan tak terkira.

Kami sudah menantikan malam ini sejak lama. Andaikan sang waktu dapat berkompromi, aku akan menawar kepadanya untuk menjadikan malam ini jauh lebih panjang hingga tak dapat terukur oleh alat pengukur waktu manapun. Ya…, kami sudah menantikan ini. Hasrat dan keinginan menggebu kami tak dapat lagi terbendung oleh alasan apapun. Bahkan, berita hilangnya MH370 — yang kini menggemparkan dunia — tak kan sanggup tuk sekadar membuat mata kami mengerling. Tatapan mata kami seperti terkunci, seperti halnya hati kami yang tlah berpaut erat.

Penantian yang cukup lama ini akan segera terbayarkan dalam beberapa menit ke depan. Perasaan tak sabar dan nafsu yang membara seolah tak terbendung. Semakin kutunggu, semakin membuncah dan menggejolak dalam dada. Hal yang kami tunggu semakin dekat. Aroma kebahagiaan semakin tercium kuat. Hasrat yang tertahan pun sebentar lagi akan terlampiaskan. Hingga akhirnya saat itu pun tiba……

“Pak, ini nasi goreng gila-nya. Selamat menikmati.”

Dengan keramahannya, penjual nasi goreng mengantarkan dan menyajikan dua piring nasi goreng untuk kami. Aku dan cucuku yang cantik saling bertatapan sebelum kami mulai menyantap nasi goreng yang mengaduk-aduk hasrat dan perasaan kami sejak tadi.

Maklum saja, cucuku yang teramat cantik ini baru datang dari kota tadi sore bersama kedua orang tuanya untuk menjengukku. Dia kulihat terakhir kali 20 tahun yang lalu ketika masih balita. Kini ia telah menjelma menjadi seorang bidadari surga. Semenjak berangkat hingga tiba di gubuk sederhanaku, ia belum makan. Karena tak ada makanan di rumah, kuajak dirinya untuk menikmati nasi goreng gila yang terkenal di kampung ini. Aku ajak dia makan di lokasi. Sementara untuk orang tuanya, akan kami pesankan 2 bungkus untuk dimakan di rumah.

Sungguh nasi goreng ini membuat malam pertama bersama cucuku tercinta menjadi malam pertama ter-maknyus. Selamat makan cucuku…..

(Selamat ngelap iler ya… wahai para kompasianer.)

Salam Iler by: Om Cungkring

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun