Mohon tunggu...
Om Cungkring Garing
Om Cungkring Garing Mohon Tunggu... -

Penikmat kopi putih dan kepulan asap di malam sunyi yang senang berkoar dan berpenampilan apa adanya. Lebih memilih menumbuhkan kebahagiaan sejati dalam diri sendiri ketimbang mendapatkan kebahagiaan palsu dari orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Minggu Hitam

30 Maret 2014   02:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:18 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam Minggu kelabu? Maksudnya apa? Setahu saya, malam Minggu sama saja dengan malam-malam lainnya. Malam adalah gelap, gelap adalah hitam. Jadi, malam Minggu kelabu merupakan hal yang salah. Adapun yang benar adalah malam Minggu hitam.

Tunggu dulu.... Hitam adalah warna, abu-abu juga warna. Sementara itu, apakah kelabu juga warna? Oh, tidak. Kelabu bukanlah sebuah warna, melainkan lebih tepat dianggap sebagai "kondisi" yang (mungkin) menggambarkan kesuraman dan kesedihan.

Nah, di sinilah letak permasalahannya. Kadang kala kita salah membandingkan satu hal dengan hal lainnya. Dua hal yang (jauh) berbeda, tetapi kita anggap "sama". Dengan demikian, muncullah bias, kerancuan, dan ambiguitas. Kita sering menganggap banyak hal sebagai suatu hal yang dapat dianggap sama. Hidup menjadi tempatnya salah paham, salah kaprah, dan salah-menyalahkan.

Saya sedang tak mencoba memperbaiki kesalahan-kesalahan itu karena bukan kapasitas saya. Saya hanya mencoba memotret kehidupan dengan lensa kamera mata saya. Contoh terakhir yang saya baca adalah mengenai "penyamaan" kasus Corby dan Satinah. Mereka adalah dua orang yang berbeda dengan dua kasus yang berbeda pula. Bebasnya Corby "harus" diikuti oleh bebasnya Satinah. Pemerintah Australia yang membela Corby sebagai warga negara mereka "harus" diikuti oleh pemerintah Indonesia untuk membela Satinah sebagai warga negara ini.

Kedua kasus ini (Corby dan Satinah) akhirnya berujung pada kemenangan masing-masing negara asal mereka. Tapi, bagi saya ini lebih berupa kemenangan kemanusiaan di atas kebendaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun