Mohon tunggu...
Angger Putranto Andreas
Angger Putranto Andreas Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tak jarang pemikiran liar berawal dari tempat berpikir yang liar dan tak biasa... KAMAR MANDI... tempat kita membersihkan diri :)

Selanjutnya

Tutup

Drama

Gagal Jadi Gubernur.... Cash Back

18 September 2012   11:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:17 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(suara kicau burung, lagu-lagu dangdut dari radio serta suara gesekan sapu lidi yang beradu dengan  tanah sayup-sayup terdengar). Di suatu warung di antara sejuknya udara segar sore. Dua anak manusia terlibat pembicaraan santai tentang Tole, tetangga mereka yang akhir-akhir ini kerap kali dikejar-kejar sekelompok orang suruhan seorang Mantan Calon Gubernur yang gagal dalam PEMILUKADA (Pemilihan Umum Kepala Daerah). Mantan Calon Gubernur yang gagal itu ingin menarik kembali segala bantuan yang pernah diberikan kepada Tole.

Gendon: Mus... keluarga Tole itu koq kelihatannya susah terus ya? Beberapa minggu yang lalu Genduk masuk rumah sakit, sekarang mereka dikejar-kejar disuruh mengembalikan uang pinjaman mereka!

Temus: welah... Ho’oh po Ndon? Aku malah baru tahu! Bukannya kemarin dia lagi kaya duit? Bisa nebus biaya rumah sakitnya Genduk, trus nebus Sepeda Onthel dipegadaian

Gen: lha ya itu mus... Si Tole itu di’sangoni’ sama Pak Jenggot dari Partai Udel Bodong yang tinggal di pojokan jalan besar itu... tapi dengan catatan, keluarganya diminta untuk nyoblos Jenggotnya tadi... Nah, masalahnya Tole sekeluarga ga nyoblos...

Tem: lha terus Calon Gubernur itu kalah suara? Trus ga trima, trus langsung narik kembali uang yang pernah diberikan sama Tole? Ho’oh Ndon? Ooaallah... Tole...Tole... Udelmu Bodong tenan... mung tinggal Nyoblos gitu koq angel men... kalo ginikan malah tambah susah!

Gen: Bodong...bodong... Kowe iku sing bodong! Lha Tole sekeluarga ga masuk DPT koq! Piye meh Nyontreng? Bukan salahnya Tole to Mus? Namanya juga demi anak yang lagi sakit, bantuan ya mesthi diterima... awalnya Tole memang mau nyontreng Caleg yang mbantu dia... lha karena ga dapet undangan nyontreng ya wes... ra sida nyontreng udel bodong itu... egh... sekarang udel bodong kalah koq nesu-nesu... trus narik semua bantuan... ra muthu tenan! (srruuppuutttsss....) aakhh... kopine seger tenan... ayo Mus kopine... selak anyep...

Tem: (ssrruuuppuuttss....) uuhhuukk..uuhhuukkk... (Temus tersedak karena kaget) Ndon... ndon... itu orang metekol-metekol di depan rumah Tole sopo ndon? Jangan-jangan mereka orang suruhan Calon Gubernur berjenggot?

(musik agak tegang... terdengar suara pintu diketuk dengan kasar... Dhhuuaakk...dhuakk...)

Prmn 1: Tole... Methu lhe... janjimu mau bayar! Mundar-mundur terus... Janji nyoblos malah ga nyoblos! Methu!

Prmn 2: Asem tenan... Methu’o lhe...Ongis nade... aremania... lambene gedhe... Janjinya mana!?

Gen: (berteriak) Golek sopo mas? Tole ta? Sedang keluar orangnya... duduk sini dulu aja mas...

Tem: Ndon... ndon... koq malah kamu panggil ke sini... kalo ngobrak-ngabrik warungmu malah kacau... ndon... wweeeaaallaahh... Bakul kopi pekok!

Gen: Weess.... tho menengo! Iki lho wonge teka...

Nyari Tole tho mas? Santai-santai di sini dulu mas... ini kopinya... mari mas diminum...

Prmn 1 : Ehhmm... (hanya mendehem biar kelihatan garang)

Prmn 2: Syipp... saya juga telo goreng ya... hehehe (preman yang kedua celelekan)

Tem: Mas-mas ini mau nagih utangnya Tole ya? Utang dari bapak yang caleg itu ya?

Prmn 2: hhuu’uummhh mas... ttoofflleee... uufftanng... dia jjaannffjjii...Maauu... Nyobbloossooohh... kaaffrnnaa uffdah diffbaffyar... eghh...maaffllaahh ga nyobbloossffhhh... (suara agak ga jelas karena sambil makan telo goreng)

Gen: tadi sebelum Tole pergi dia titip uang ke saya mas... memangnya dia dapat berapa dari caleg itu?

Prmn 1: Rp. 500.000,-... Dia titip ke kamu?

Gen: iya mas... sebentar ya saya ambil di dalam rumah dulu... (suara orang msuk rumah)     Ini mas... dihi­tu­­­­­ng dulu...

Prmn 1: ehhmm...bilang sama Tole kalau janji jangan ingkar...kaya politikus aja...suka ingkar janji! Ayo cabut...

Prmn 2: eemmmhh? Iya..iya... saya bawa Telo Goreng ya... Ma kasih...

Tem: ooo... preman ra muthu! Egh... Ndon, katanya Tole ga punya uang? Lha itu koq dia titip ke kamu? Atau itu kamu pakai uangmu ndon?

Gen: ya... kebetulan aku dapet arisan minggu lalu Mus... itung-itung bantu teman... kasihan Tole Mus... tokh aku masih diberi kecukupan rejeki dari Tuhan...

Tem: lha itu uangnya kan bisa untuk tabungan? Koq malah kamu berikan demi Tole to ndon?

Gen: Kalau Tuhan mau, Dia pasti kasih rejeki buat aku lagi Mus... mungkin uang itu memang Tuhan berikan buat aku untuk bantu Tole... aku percaya berkat Tuhan itu pasti cukup untuk aku

Tem: Edan... Gendon iki memang orang yang baik hati, dekat dengan Tuhan... dermawan lagi...

Mbok aku dipinjemi uang Ndon... aku mau pasang nomor... kemarin aku mimpi bagus... sapa tau tembus..

Gen: Gundulmu... (kembali suara radio, kicauan burung dan aduan sapu lidi dan tanah bercampur menjadi satu)

“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seseorang yang memberikan seorang sahabat yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Dewasa ini tidak bisa dipungkiri bahwa uang merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Uang memang bukan segalanya, tapi segala membutuhkan uang. Apa yang telah dilakukan oleh Gendon dengan memberikan sejumlah besar miliknya merupakan suatu pengorbanan yang sangat berarti. Uang sejumlah Rp. 500.000,- bagi Gendon sebenarnya sangatlah berarti. Tapi uang itu semakin berarti saat ia mampu membantu meringankan beban sahabatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun