Paskah tahun ini sedikit berbeda dengan paskah-paskah sebelumnya. Tahun ini sebuah diskusi tentang terminus Passover dan Easter menyeruak ditengah sukacita kebangkitan. Seorang teman menanyakan bagaimana tanggapan saya. Saya selaku pribadi yang pernah belajar teologi dan saat ini bekerja sebagai pewarta berita akan mencoba memaparkan beberapa gagasan tanpa mewakili pihak Gereja atau pihak manapun. Easter Memang ada orang yang menduga bahwa Easter berasal dari nama dewi Isthar (dari Sumeria) atau dewi Eostre/ Astarte (dari Teutonik). Memang sekilas bunyinya mirip, seperti halnya juga, bahwa besar kemungkinan kata “EASTER” berakar dari kata “Eostur”, yang berarti “musim kebangkitan” (season of rising) yang mengacu kepada musim semi. Maka kata “Easter” digunakan di Inggris, “Eastur” di bahasa Jerman kuno, sebagai kata lain musim semi. Sedang di negara- negara lain, digunakan istilah yang berbeda: “Pascha” (bagi Latin dan Yunani), ” Pasqua” (Italia), “Pascua” (Spanyol), “Paschen” (Belanda). Musim semi terjadi setelah musim gugur. Saat itu, tumbuh-tumbuhan kembali mekar. Mekar erat hubungannya dengan munculnya kembali kehidupan. Musim semi menjadi saat dimana tetumbuhan kembali berbunga setelah berhasil melewati musim dingin yang membuat mereka tidak berbunga. Passover Lalu bagaimana dengan kata Passover? Jujur saja, baru pada tahun ini saya kenal istilah ini diartikan sebagai paskah. Ternyata sebagian besar orang menggunakan istilah Passover sebagai pengganti term Paskah. Namun, secara hurufiah passover (pass+over) bisa kita artikan melampaui, melewati dengan lebih (di atas). Secara liar, bagi saya passover adalah tindakan yang dilakukan Yesus saat ia melampaui alam kematian hingga akhirnya bangkit. Selain itu, kita tahu sejarah paskah ialah persitiwa kemenangan bangsa Israel yang berhasil melampaui (melewati) Laut Merah saat dikejar tentara Firaun. Saat ini passover juga berlaku bagi kita yang melampaui diri kita yang sebelumnya penuh dosa. Lewat masa prapaskah selama 40 hari itulah kita bisa melampaui diri kita sendiri menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Paskah (Passover) itu erat hubungannya dengan peristiwa melampaui.
“Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga Iman-mu,”(I Korintus 15:14)
Paskah Paskah berasal dari kata bahasa IbraniPesakh, yang artinya harafiahnya adalahlewatatauTuhan lewat. (Kej. 3:8; Kel. 12: 13b). Dalam Perjanjian Lama, (bisa dibaca kejadiannya pada Kel. 12: 12-13) peristiwa kematian semua anak sulung di tanah Mesir, baik manusia mau pun binatang, Di sanalah Allah berjalanmelewati(=pesakh) rumah-rumah, dan pada setiap pintu yang bertanda darah, Allah akan melewatinya, tetapi tidak demikian pada rumah-rumah yang pintunya tidak bertandakan darah, disitu akan terjadi tulah kemusnahan. Adapun Perjanjian Baru (PB) paskah diartikan menjadi dua. Pertama arti harafiah yaitu Kristus bangkit (Mat. 28:5- 6). Kedua, arti rohaniah, yaitu di dalam Yoh. 1: 29: “Anak Domba Allah” (yang kelak akan dikorbankan untuk menghapus dosa dunia);dan di dalam Mat. 26: 2:“Anak Manusia akan dikorbankan.”Dengan demikian, arti rohaniah Paskah adalah kurban untuk menebus dosa. (Rm. 6:23) Hanya Istilah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H