Mohon tunggu...
Herman R. Soetisna
Herman R. Soetisna Mohon Tunggu... -

Pelopor ergonomi industri terapan di Indonesia untuk peningkatan level K3, peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas, dan peningkatan "quality of working life" ini -katanya- pernah bersekolah di Teknik Industri ITB, Université des Sciences Humaines de Strasbourg, dan Université Louis Pasteur, Strasbourg-France. Sekarang Om-G [G=Ganteng, hehehe jangan protes ya...], bekerja sebagai dosen di ITB dan Peneliti Senior di Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi di ITB. Untuk yang ingin mengontak Om-G, silakan kirim e-mail via hermanrs@ti.itb.ac.id Wass, HrswG.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Petunjuk Praktis Penyiapan Dokumen Skripsi Agar Kinclong

18 November 2016   14:29 Diperbarui: 18 November 2016   14:51 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut kampus ITB di Jalan Ganesha, Bandung

[Seri Penulisan Skripsi dan Persiapan Sidang, Bagian 2 dari 4]

Pada bagian 1 dari Seri Penulisan Skripsi dan Persiapan Sidang [End-Note 1] (yaitu tentang Cara Praktis Memulai Penulisan Skripsi Agar Cepat Selesai dan Berkualitas Bagus) Om-G telah memberikan kiat-kiat untuk memulai penulisan skripsi, mulai dari penjaringan dan pemilihan topik skripsi sampai pada penyusunan proposal penelitian.

Karena pelaksanaan penelitian skripsi itu sendiri sangat beragam, maka ceritanya dalam tulisan ini kita sudah melaksanakan penelitiannya itu sendiri ya... Nah kita tinggal membahas tentang bagaimana menuliskan dokumen skripsi itu sendiri.

Yang jelas, untuk menulis dokumen skripsi hendaknya kita mengacu pada aturan penulisan yang berlaku di Program Studi atau Fakultas tempat kita bernaung... [Kalau belum tahu, ya tanya. Jangan sampai karena kita malu bertanya, lalu sesat di jalan...].

Pada dasarnya aturan-aturan itu berisi petunjuk-petunjuk praktis, misalnya ukuran kertas, margin kiri-kanan-atas-bawah, jenis huruf dan ukuran huruf (untuk “badan” skripsi, untuk judul bab, sub judul, nomor dan judul gambar, nomor dan judul tabel, dan sebagainya), nge-print-nya harus bolak-balik atau hanya bolak doang, cara penulisan nomor halaman, spasi antar baris, spasi antar paragraf, dan sebagainya. Kemudian ada pula aturan-aturan lain, misalnya untuk penulisan abstrak (jenis dan ukuran huruf, maksimal berapa halaman, dalam bahasa indonesia saja ataukah dwibahasa, dll), daftar pustaka, dan sebagainya.

Biasanya “isi”dari skripsi, mah, sama saja; misalnya dimulai dengan “Pendahuluan” sebagai Bab-1, lalu Bab-2 “Tinjauan Pustaka”, Bab-3 “Metodologi”, Bab-4 ”Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Data”, Bab-5 ”Analisis dan Pembahasan”, dan terakhir Bab-6 ”Kesimpulan dan Saran”.

Sekarang skripsinya mulai kita tulis nih, kalau kata Om-G sih kita mulai saja dengan Bab-1 dan Bab-3. Nah sebetulnya untuk Bab-1 dan Bab-3 mestinya mah sudah mudah sekali... Wong kalau proposal penelitian kita sudah tajam dan lengkap [lihat tulisan Om-G yang Bagian-1 ya], ya tinggal di-rewrite saja ke Bab-1 dan Bab-3, paling-paling tinggal di-retouch sedikit sedikit. Beres tuh, dua bab...

Bagaimana untuk Bab-2? Halah ini juga pasti gampang... , lha ‘kan kita mestinya ngerti betul, skripsi kita itu tentang apa, trus kita bisa bayangkan teori-teori apa saja yang menunjang jalannya penelitian kita, trus kita tulis deh... Yang perlu sangat diperhatikan adalah bahwa hal-hal yang kita tulis pada Bab-2 ini pun (seperti juga pada bab-bab lainnya) harus nyambung atawa inlinemula dari latar belakang masalah sampai “Kesimpulan dan Saran”.

Ada lagi yang sangat penting: jangan mentang-mentang sebelumnya sudah ada (banyak) orang yang menulis tentang tema penelitian yang sama, yang artinya sudah pernah ada yang menulis tentang “tinjauan pustaka”, lalu kita sak enak udele meng-“copy-paste” (alias nyontek) Bab-2 dari hasil karya orang lain. Kata simBah sih, ini termasuk kategori “dosa tak berampun” a.k.a. unforgiveable.  Jangan-jangan sidang langsung di-cut, lalu kita didiskualifikasi karena dianggap sebagai plagiator. Karena itu, please don’t try this at home, okay?

Pokoké begini deh: setiap kali kita kita mengutip dari orang lain (baik berupa gambar, tabel, statement atau apapun itu), kita wajib menuliskan sumbernya. Plis deh, bener-bener diperhatikan ya... [END-NOTE 2]

Satu hal lagi... Kalau tulisan skripsi kita sudah selesai, agar diperiksa apakah semua sumber kutipan (referensi) yang ada pada Bab-2 dan bab-bab lainnya sudah kita masukkan ke dalam “Daftar Pustaka”; dan sebaliknya, apakah semua yang ada di “Daftar Pustaka” memang ada kutipannya di bagian lain dari skripsi kita. Harus itu! Bab-2 beres sudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun