Lebih dari itu, hal itu membawa pada pikiran liar, bahwa jangan-jangan suatu hari para maling dan para rampok berdemo menuntut bahwa polisi dibubarkan “karena kehadiran polisi mengganggu kami dalam mencari nafkah...”. Lha, kalau tuntutan ini dikabulkan, ya bakal merugikan masyarakat banyak dong... [Halah halah, lebay pisan ya...].
Sudahlah... daripada sebagai opangers melarang-larang kehadiran ojolers (yang sebetulnya merugikan masyarakat banyak), mendingan ikut bergabung saja deh menjadi bagian dari armada ojolers. Belum punya SIM? Ya bikin dong. Bahkan kalaupun sampeyan ndak jadi pengemudi ojek, kalau mengemudikan kendaraan ya harus punya SIM. Jangan aneh aneh deh. Wong untuk bayar “hak mangkal” (di pangkalan ojek) yang sampai belasan juta rupiah saja sampeyan bisa, masa untuk bikin SIM sampeyan bilang ndak punya uang?
Atau sampeyan sebagai opanger bisa kok bersaing dan mengalahkan ojolers... Baca dong ini: http://www.kompasiana.com/om-g/para-pengemudi-ojek-pangkalan-anda-bisa-menyaingi-ojek-on-line-kok-begini-caranya_573a6a6eb17a613705d6f96a. Okay? Okay?
Sekian dulu dari Om-G..
Salam,
Om-G.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H