Mohon tunggu...
Herman R. Soetisna
Herman R. Soetisna Mohon Tunggu... -

Pelopor ergonomi industri terapan di Indonesia untuk peningkatan level K3, peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas, dan peningkatan "quality of working life" ini -katanya- pernah bersekolah di Teknik Industri ITB, Université des Sciences Humaines de Strasbourg, dan Université Louis Pasteur, Strasbourg-France. Sekarang Om-G [G=Ganteng, hehehe jangan protes ya...], bekerja sebagai dosen di ITB dan Peneliti Senior di Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi di ITB. Untuk yang ingin mengontak Om-G, silakan kirim e-mail via hermanrs@ti.itb.ac.id Wass, HrswG.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cara Gampang Banget agar Mobil nggak Ngejeduk Ke Garasi

12 Mei 2015   08:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:08 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah ngalamin ngejedukin mobil ke garasi? Om-G mah pernah, berkali-kali malah... Habisnya mobil Om-G kebetulan termasuk panjang, dan garasi ngepas banget panjangnya, cuma nyisain 3 cm! Pulang ngantor malam-malam, badan sudah cape, lalu terjadilah “insiden” itu: Jedor..! Untungnya mobilnya milik sendiri, garasinya juga; gak usah berantem deh sama orang gara-gara nabrak garasi, walaupun harus ke bengkel sih 2-3 kali setahun buat ngecat bemper...

Bagaimana mengatasinya? Gampang banget lah... Tapi supaya kelihatannya rada rada ilmiah, kita kembangkan dulu yuk alternatif-alternatif solusinya, yaitu misalnya (hey, jangan serius-seriusan banget ya, dicampur becanda napa..?):

1.Pakai sopir, jadi kalau dia ngejedukin mobil ke garasi, kita marahin dia! Eh tapi jangan ah, masa merekrut sopir cuma supaya kita bisa marah-marahin dia?

2.Ganti mobil dengan yang lebih pendek. Grrr... enak aja! Memangnya gratisan? Gimana kalau anak kita enam orang, butuh mobil yang three rows dong... (hehe, bcanda doang... anak Om-G juga dua kok, bukan enam...). Belum lagi masalah selera mah kata orang gak bisa diperdebatkan, termasuk tentang model mobil...

3.Bongkar garasi menjadi lebih panjang... Hush, lebih ngaco... (Barangkali ini ceritanya Om-G lagi “mengembang­kan daya khayal”... Mohon mangap ya...).

4.Pindah ke rumah yang garasinya lebih panjang. Halah, ini mah judulnya makin lama semangkin ngaco... Memangnya gampang cari rumah yang sama dekatnya ke kantor, ke sekolah anak-anak, dll...

5.Nah ini nih solusi praktis: Bagaimana kalau kita pasang “pencetan bel” (halah apa sih namanya, stop kontak gitu?) di ujung garasi pada ketinggian yang sesuai dengan ujung paling depan dari mobil. yang dihubungkan dengan lampu atau bel. Nah kalau dia “ditabrak” oleh ujung mobil, maka lampunya menyala atau belnya bunyi, sehingga langsung deh kita hentikan mobilnya. (Tentunya masukin mobilnya mah tetap harus pelan pelan yaks...)

6.Solusi murah meriah lainnya: pasang balok kayu (yang kecil saja deh...) pada posisi yang pas


14313955711399475986
14313955711399475986

Sekian dulu dari Om-G ya, bonne journée pour vous tous.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun