Mohon tunggu...
Olyvia Jovanka
Olyvia Jovanka Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa

menyukai kucing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Kebiasaan Makan Keluarga terhadap Kejadian Stunting

24 September 2024   08:22 Diperbarui: 24 September 2024   08:56 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius, ditandai dengan pertumbuhan fisik anak yang terhambat akibat kekurangan gizi kronis. Menurut WHO, stunting terjadi ketika anak memiliki tinggi badan di bawah standar yang sesuai dengan usianya, dan ini sering kali disebabkan oleh pola makan yang tidak memadai selama 1000 hari pertama kehidupan. Kebiasaan makan keluarga berperan penting dalam menentukan status gizi anak, karena pola makan yang baik dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Kebiasaan Makan dan Stunting

Kebiasaan makan keluarga mencakup frekuensi makan, jenis makanan yang dikonsumsi, dan cara penyajian makanan. Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan makan yang tidak tepat, seperti kurangnya variasi makanan dan rendahnya frekuensi makan, berkontribusi terhadap kejadian stunting pada anak. Sebuah studi di Puskesmas Waimana menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara frekuensi makan balita dengan kejadian stunting (p-value = 0,045) serta antara kebiasaan makan dengan kejadian stunting (p-value = 0,018) .Kebiasaan makan yang baik meliputi pemberian makanan bergizi seimbang, yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak sehat, serta sayur dan buah. Menurut Kementerian Kesehatan RI, pola makan seimbang perlu diperkenalkan kepada keluarga untuk mencegah stunting . Dalam satu porsi makanan, setengah piring sebaiknya diisi dengan sayur dan buah, sedangkan setengahnya lagi diisi dengan sumber protein.

Dampak Pola Makan terhadap Pertumbuhan Anak

Pola makan yang buruk dapat menyebabkan anak mengalami kekurangan zat gizi penting yang diperlukan untuk pertumbuhan. Penelitian menunjukkan bahwa 68,6% kebiasaan makan di suatu daerah tidak tepat dan prevalensi stunting cukup tinggi (62,7%) . Kurangnya asupan protein dan mikronutrien dapat menghambat perkembangan fisik dan kognitif anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami pentingnya menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak mereka.

Kebiasaan makan keluarga memiliki pengaruh signifikan terhadap kejadian stunting pada anak. Oleh karena itu, edukasi mengenai pola makan sehat dan bergizi perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya nutrisi dalam mendukung pertumbuhan anak. Upaya pencegahan stunting harus melibatkan perbaikan pola makan serta peningkatan akses terhadap makanan bergizi.

Referensi

Margawati & Astuti. (2022). Hubungan Pola Pemberian Makan Pada Balita Stunting di Puskesmas Waimana. Jurnal Eureka. Diakses dari jurnal-eureka.com.

Laliyah, Ni'matul. (2022). Praktik Pemberian Makan dengan Kejadian Stunting pada Balita 12-59 Bulan. Jurnal Kesehatan. Diakses dari jik.stikesalifah.ac.id.

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi. Diakses dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun