Pada hari Minggu pagi, di pasar Panorama Kota Bengkulu, harga cabai merah yang biasa dijual seharga Rp 40.000 kini mengalami lonjakan yang sangat tinggi mencapai Rp 80.000 perkilogram nya. Sedangkan cabai rawit hijau naik seharga Rp 70.000 dari harga Rp 35.000. Kemudian cabai setan yang mengalami kenaikan paling tinggi mencapai Rp 100.000 perkilogram nya. Kenaikan dikeluhkan pedagang lantaran omset mereka menurun 50 persen.Â
Chandra  seorang pedagang cabe di pasar Panorama Bengkulu mengatakan kenaikan ini terjadi akibat kemarau yang sangat panjang dan perubahan cuaca yang tidak menentu mengakibatkan penurunan produksi cabai.Â
Di sisi lain, naiknya harga cabai di pasaran membuat para petani cabai tersenyum lebar. Di desa Simpang Nangka kecamatan Selupuh Rejang, seperti yang di alami Benni sekali panen ia bisa mendapatkan hingga 2 kuwintal cabai dengan harga cabai rawit ditingkat petani mencapai Rp 55.000.
Sementara Eka, petani cabai setan menyambut bahagia kenaikan harga cabai lantaran harga cabai setan ditingkat petani menembus angka Rp 80.000.Â
Mengingat permintaan cabai yang tinggi dan kekurangan produktivitas membuat harga cabai melambung tinggi.Â
Kenaikan harga cabai di bulan November ini kemungkinan akan membuat harga rata-rata di bulan ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sangat berpeluang akan memicu terjadinya kenaikan laju tekanan inflasi. Apalagi masyarakat indonesia yang tidak bisa lepas dari mengkonsumsi cabai, dan sebagian besar makanan indonesia menggunakan cabai, kemungkinan makanan yang menggunakan cabai akan dinaikkan harganya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H