Interaksi dengan Teman Sebaya: Hubungan dengan teman sebaya mengajarkan anak tentang kerja sama, empati, dan penyelesaian konflik. Anak belajar menghargai perbedaan dan membangun hubungan saling mendukung.
Pengalaman di Sekolah: Sekolah menyediakan lingkungan sosial di mana anak dapat belajar keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan pengendalian emosi. Guru yang suportif dapat membantu membentuk perkembangan sosial emosional yang positif.
Norma dan Nilai Masyarakat: Norma sosial dan nilai budaya di masyarakat membentuk cara individu memahami dan mengekspresikan emosi mereka. Lingkungan yang menerima perbedaan budaya dan sosial dapat meningkatkan kepercayaan diri anak.
---
3. Faktor Individu (Internal)
Karakteristik bawaan individu, seperti temperamen dan kecerdasan emosional, memengaruhi bagaimana seseorang merespons situasi sosial dan emosional:
Temperamen: Anak dengan temperamen yang mudah beradaptasi lebih mampu mengatasi situasi baru atau stres sosial dibandingkan anak yang cenderung pemalu atau mudah frustrasi.
Kecerdasan Emosional: Kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi sangat penting untuk interaksi sosial. Anak dengan kecerdasan emosional tinggi cenderung lebih sukses dalam hubungan sosial dan pengambilan keputusan.
Kesehatan Mental: Gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi, dapat menghambat kemampuan seseorang untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.
---
4. Faktor Budaya