Mohon tunggu...
Olsen Van Egeten
Olsen Van Egeten Mohon Tunggu... -

Menatap masa depan dengan penuh harapan. Optimis adalah keteguhanku.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lupa Ceknya, Ingat Sakit

27 April 2010   04:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:33 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tergelitik, sedikit geram membaca cover majalah tempo edisi April tahun ini, "LUPA CEKNYA, INGAT SAKITNYA". Salah satuntya kalau tidak salah, kasus yang menimpa Deputi Senior Gubernur Indonesia, Mirando Gultom yang melibatkan istri dari Mantan Wakapolri Adang Darajatun. Menggelontorkan travel check kepada sejumlah oknum anggota DPR, konon mencapai puluhan miliar, yang kasusnya hingga saat  ini ditangani Komisi Pemberantasan Koruspsi (KPK), belum ada kabar terakhir sejauh mana kasusnya terselsaikan.

Terdengar dan terdekteksi dari pemberitaan media massa, istri dari Adang Darajatun sudah  berada di luar Indonesia, sebut saja Singapura. Alasannya, sakit dan perlu obati.  Kembali kepada cover majalah Tempo, hampir kebanyakan kasus korupsi yang menimpa sejumlah orang di republik ini, alasan sakit menjadi senjata utama untuk terhindar dari jeratan hukum, kok bisa, ya? Buktinya, bisa.
Berkaitan dengan kasus korupsi,  sejumlah nama konon masih berkeliaran di luar Indonesia. Padahal, mereka itu telah mengambil yang bukan haknya, bahkan terdengar kabar mereka  melangsungkan kegiatan bisnisnya dengan leluasa, tanpa ada yang menggunya.

Singapura Pelariannya

Singapura, negeri kecil nan kaya, serta dekat dengan Indonesia, nampaknya me jadi surga bagi para koruptor bersembunyi. Bagaimana tidak, baginya jika sudah sampai di Singapura, pasti aman dari jeratan hukum, koruspi. Celah ini, telah menjadi pintu bagi koruptor. Memang, tidak semua berhasil, contoh Gayus, sempat lari ke Singapura. Aman, beberapa saat, hingga akhirnya tercokok dan dibawa ke Indonesia dengan melibatkan satgas Mafia Hukum. Ada cerita menarik, kabar tertangkapnya Gayus, karena jumlah yang dikorupsi sedikit, hanya puluhan miliar, dan bisa jadi pula dia, tak buru-buru menginvestasi usahanya di sana . Jika, kabar ini benar, berarti Singapura hanya mau invesatsi uangnya dari para koruptor Indonesia. Sekali lagi ini hanya dugaan saja, memang kepentingan negeri Singa ijni sangat sarat dengan uang. Tak mau tahu, uang itu asalnya dari mana, yang penting mereka (koruptor) menginvesatikannya  sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku di Singapura.

Bila ini benar, sekali lagi Singapura, tepat dalam dunia kesehatan-untuk orang kaya Indonesia diobati, termasuk koruptor, memang tidak salah. Namun, setelah diobati para koruptor ini tidak balik lagi ke Indonesia, malahan bisa beberbisnis di singapura, ataupun ke Indonesia,  Ironisnya mereka ini bisa jalan-jalan ke luar Singapura, kecuali ke Indonesia.

Jika ini benar-benar terjadi Singapura, ingat ceknya para   korputor Indonesia, sekaligus sakitnya diobati. Entah itu benar-benar sakit atau tidak, saya pun tidak tahu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun