Mohon tunggu...
Olof Masela
Olof Masela Mohon Tunggu... Profesional -

Satu Hati untuk Satu Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Hilangkan Mitos Plonco Konvensional dengan Budaya Ospek Modern

25 Agustus 2015   17:14 Diperbarui: 25 Agustus 2015   17:24 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orientasi sistim pengenalan kampus kepada mahasiswa/i baru (Ospekmaru) kembali marak dilakukan. Dalam ingatan masyarakat luas, Ospek atau plonco selalu identik dengan hal-hal negatif.

Berbagai aksi anarkis, intimidasi sampai humor dilakukan untuk menunjukan kediktatoran seorang senior kepada junior. Stress mengingat masa dimana saya diperlakukan tidak adil oleh senior di zaman plonco konvensional, seakan Hak Asasi dirampok.

Ingin membalas, takut dipukuli rame-rame (keroyok) oleh para senior. Mau tidak mau, harus pasrah menerima tindakan negatif dan mengikuti semua agenda kegiatan tersebut.

Budaya plonco konvensional sering kali melahirkan dendam yang akan terus diingat. Bahkan mungkin dapat menjadikan trauma yang berkepanjangan. Hal ini yang menyebabkan lahirnya geng-geng kecil sendiri-sendiri di kampus disebabkan faktor like dan dislike.

Belajar dari kesalahan Plonco dengan motif dan metode konvesional, membuat saya berfikir membagikan beberapa tips kepada yang ingin menyelenggarakan Ospekmaru Modern yang beretika.

1. OSPEK BUKAN AJANG PERPELONCOAN.
Bertujuan menghindari arogansi, intimidasi dan pencabutan hak asasi sementara oleh para senior untuk membalas dendam kepada junior.

Disebabkan plonco sangat identik hal-hal tersebut diatas yang diwarnai dengan kekerasan, penghinaan dan perilaku negatif lainnya.

Untuk menunjang hal ini, ketua dan sekretaris panitia berhak memilih panitia dengan perilaku, penampilan, pergaulan yang baik disertai kecerdasan.

2. STOP MEMBERIKAN TUGAS TIDAK RASIONAL
Bertujuan membatasi pemberian tugas yang tidak rasional. Seperti menyerukan memakai rambut dikuncir dan diikat dengan tali rafia, rok dan celana dari karung goni, dsb.

Hal ini selalu dilakukan tiap hari dengan berbeda motif sesuai anjuran senior. Alhasil, tabungan ortu pasti berkurang untuk mengikuti kemauan senior yang tidak penting.

Sebaliknya, memberikan contoh cara berpakian yang baik dan rapi. Seperti memakai jas dan dasi, laiknya seorang profesional muda yang dipersiapkan menjadi seorang pemimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun