Mohon tunggu...
Inne OllyviaAgatha
Inne OllyviaAgatha Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Sebagai mahasiswa baru di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, saya memiliki minat khusus dalam isu kesehatan masyarakat, terutama yang berkaitan dengan anak dan remaja. Menulis adalah cara saya untuk menyuarakan opini mengenai masalah kesehatan di Indonesia. Saya mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Hobi saya meliputi mendengarkan musik dan menjelajahi tempat baru.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Obesitas Pada Anak Menjadi Ancaman Serius Bagi Generasi Emas Indonesia

18 Agustus 2024   12:00 Diperbarui: 18 Agustus 2024   12:02 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

     Kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas merupakah salah satu bentuk malnutrisi yang menjadi masalah kesehatan yang serius pada anak-anak (UNICEF, 2019) baik di seluruh dunia, maupun di Indonesia. World Health Organization (WHO) melaporkan angka obesitas secara global tahun 2022 lebih dari 390 juta anak-anak usia 5-19 tahun mengalami overweight dan obesitas (WHO, 2024). Di Indonesia menurut survei RISKESDAS pada tahun 2018, prevalensi obesitas pada anak usia 5-12 tahun mencapai 18,8%, yang artinya 1 dari 5 anak di Indonesia mengalami obesitas (Riskesdas, 2018).

     Menurut WHO, penyebab utama terjadinya obesitas pada anak adalah ketidakseimbangan pola makan yang sehat dan pengeluaran energi (kurangnya aktivitas fisik) (WHO, 2024). Asupan nutrisi yang buruk di Indonesia ditandai dengan tingginya asupan makanan dan minuman tinggi lemak, gula, dan garam. 

Hal ini diketahui bahwa sekitar 2 dari 3 anak dan remaja berusia 5-19 tahun atau sekitar 66.7% anak dan remaja di Indonesia mengonsumsi satu atau lebih minuman berpemanis (sugar-sweetend beverages/SSB) setiap harinya (UNICEF, 2022). Digitalisasi yang semakin cepat juga memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan angka obesitas pada anak, hal ini menciptakan kehidupan yang lebih banyak duduk di tempat dibandingkan melakukan aktivitas fisik dan olahraga yang bermanfaat untuk kesehatan (UNICEF, 2020; Oktaviani et al., 2023).

     Dampak kesehatan yang terjadi seperti risiko penyakit hipertensi, diabetes hingga permasalahan dalam aspek psikososial (Jebeile et al., 2022). Maka dari itu perlunya peningkatan regulasi mengenai pembatasan asupan tinggi lemak, gula, dan garam pada anak. Serta peran keluarga harus lebih ditingkatkan kembali untuk menjadi role model dalam menjalankan gaya hidup sehat. 

"Mencegah daripada mengobati" menjadi pilihan yang tepat agar kita bisa memastikan generasi masa depan tumbuh sehat dan kuat. Jika kita segera bergerak mengatasi permasalahan ini, obesitas pada anak akan menjadi bom waktu yang dapat mengancam kesehatan generasi emas Indonesia.

Referensi:

Jebeile, H., Kelly, A. S., O'Malley, G. & Baur, L. A. (2022) Obesity in children and adolescents: epidemiology, causes, assessment, and management. The lancet Diabetes & endocrinology, 10(5): 351-365.
Oktaviani, S., Mizutani, M., Nishide, R. & Tanimura, S. (2023) Factors associated with overweight/obesity of children aged 6--12 years in Indonesia. BMC pediatrics, 23(1): 484.
Riskesdas (2018) Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
UNICEF (2019) United Nations Children's Fund. The State of the World's Children 2019. Children. Food and Nutrition: Growing well in a changing world [Internet]. New York: United Nations Children's Fund.
UNICEF (2020) Prevention of overweight and obesity in children and adolescents: UNICEF advocacy strategy guidance. New York, NY: United Nations International Children's Emergency Fund.
UNICEF (2022) Landscape analysis of overweight and obesity in Indonesia. Jakarta: united nations children. s fund.
WHO. (2024) Obesity and Overweight. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight#:~:text=The%20prevalence%20of%20overweight%20(including,1990%20to%2020%25%20in%202022. [Accessed 2024 1 March].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun