Mohon tunggu...
Olly MuhartinProboningrum
Olly MuhartinProboningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Politeknik Negeri Semarang

Suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Homesick itu Wajar

1 November 2022   12:13 Diperbarui: 1 November 2022   12:20 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Seseorang ketika jauh dari rumah dan orang tua tentunya harus menghadapi tantangan secara mendiri. Dia dituntut untuk bisa belajar mengatur hidup, membangun hubungan sosial baru, serta menyesuaikan dengan lingkungan yang baru. Keadaan geografis, kebiasaan, dan lingkungan sosial tentunya berbeda dengan lingkungan rumah sebelumnya hingga dapat menyababkan homesick. Ciri homesick yaitu tersitanya pikiran dengan terus memikirkan lingkungan rumah. Homesick secara sederhana berarti kangen rumah. Rasa rindu bukan hanya ditujukan pada rumah yang ditinggal, namun juga rindu suasananya, keluarga, dan lain sebagainya. Kita sudah terbiasa dengan pola pikir bahwa rumah adalah tempat paling aman dan nyaman sedari kecil. Maka ketika situasi mengharuskan kita untuk pindah menjauhi rumah, alam bawah sadar kita menganggap perubahan ini sebagai stres. Ditambah lagi, pengetahuan tentang tempat itu masih sangat terbatas sehingga timbulah perasaan-perasaan negatif tentang tempat tinggal baru itu, mulai dari rasa takut, cemas, tidak betah, hingga kepanikan.

Bagi sebagian orang mungkin berpikir, untuk apa pulang ke rumah saat sedang menjalani perkuliahan? Kuliah dari Senin hingga Jumat, Sabtu Minggu untuk pulang bagi sebagian orang membuang waktu. Harusnya waktu dua hari ini bisa digunakan untuk istirahat dari lelahnya waktu lima hari untuk kuliah. Tugas yang menunggu untuk diselesaikan menambah daftar kemalasan untuk pulang. Banyaknya kendala seperti lelah, macet, dan lainnya turut menjadi pertimbangan.

Mahasiswa rantau yang mengalami homesick memiliki pemikiran yang berbeda. Waktu dua hari merupakan waktu emas untuk bisa bertemu keluarga. Rindu rumah, orang tua, serta suasana di kampung halaman menjadi alasan untuk pulang. Pulang bisa menjadi healing dari penatnya tugas. Orang tua dan keluarga menjadi support system dari permasalahan. Seseorang merasa nyaman bila bercerita dengan seseorang yang bisa mengerti dengan kondisinya serta bisa memberi semangat dan memotivasi untuk kita bisa lebih semangat dalam menjalani kuliah. Orang tua hanya dengan elusannya dapat menenangkan dan meringankan beban yang ditanggung selama menjalani perkuliahan.

Homesick tidak bisa dipungkiri bisa menjadi kendala dalam beraktivitas. Mahasiswa pastinya memiliki jadwal yang padat. Organisasi, unit kegiatan, dan lainnya pastinya membuat kita tidak bisa setiap saat pulang. Disaat kita harus menyelesaikan tugas atau mengikuti kegiatan namun pikiran kita memikirkan rumah. Hal ini pastinya membuat hati resah dan tidak tenang.

Lalu bagaimana kita bisa mengendalikan rasa kangen rumah yang dirasakan? Ada beberapa tips dari bekenbener.com yang dapat dicoba untuk meredakan homesick, antara lain sebagai berikut:

  • Menyibukkan diri dengan aktivitas yang disukai sehingga lupa dengan sendirinya
  • Terkadang kita butuh pengalihan dari suatu masalah, salah satunya dengan melakukan aktivitas yang bermanfaat agar dapat mengalihkan pikiran kita dari rasa ingin pulang. Aktivitas yang dapat dilakukan seperti berolahraga, jalan-jalan, dan lain-lain.

  • Terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan
  • Kita bisa mengikuti organisasi kemahasiswaan agar tidak terus memikirkan rumah.

  • Menghubungi keluarga bisa lewat telepon , video call, dan sebagainya
  • Tetap melakukan komunikasi entah melalui via telepon, panggilan video ataupun media social lainnya agar rasa kangen tidak menumpuk dan berakhir muncul rasa ingin pulang yang tidak tertahan.

  • Menetapkan rutinitas pribadi
  • Dengan mempunyai rutinitas pribadi, lingkungan baru akan terasa lebih familiar dan terprediksi, sehingga akan menimbulkan rasa nyaman.

  • Berbicara atau bercerita hal yang seru dengan teman
  • Berceritalah dengan seseorang yang sefrekuensi dengan kamu sehingga pembicaraan bisa nyambung dan seru.

  • Bergabung dengan komunitas
  • Dari komunitas kita bisa mencari teman sehingga kita tidak merasa kesepian dan memunculkan rasa homesick.

  • Eksplor hal-hal menarik di tempat rantau
  • Cobalah menjelajahi tempat-tempat menarik yang ada di tempat rantaumu.

  • Merenungkan atau memikirkan hal positif dari menjadi anak rantau
  • Kita dapat lebih menyadari bahwa tidak selamanya sesuatu yang baru dan asing itu buruk.

  • Memahami perasaan homesick akan berlalu
  • Perasaan homesick pasti akan berlalu dengan sendirinya, namun saat rasa rindu itu
  • belum juga terobati kita bisa pulang ke rumah untuk bertemu keluarga.

Namun sekali lagi homesick bukanlah sesuatu yang salah dan tidak boleh dirasakan. Tidak perlu malu untuk mengakui bahwa kamu adalah orang yang homesick. Homesick sangat wajar dan lumrah dialami oleh mahasiwa. Perasaan rindu itu adalah hal yang wajar untuk dirasakan apalagi sebelumnya kita tidak pernah berjauhan dalam jangka waktu yang lama dari keluarga. Tapi sebagai seseorang yang bisa berpikir kita harus menyesuaikan kapan kita bisa pulang dan kapan kita hanya bisa sekedar melakukan panggilan video atau semacamnya kepada keluarga dirumah. Kita tidak bisa selalu mementingkan ego untuk pulang dan bertemu keluarga. Kita juga harus memikirkan dan mempertimbangkan segala kondisi apakah akan mempengaruhi waktu dalam mengerjakan tugas. Biasanya bagi mahasiswa yang menjadi anak rantau akan menyelesaikan tugas sebelum pulang ke rumah agar saat kembali kuliah nantinya bisa tenang. Saat di rumah pun bisa menikmati waktu berkumpul bersama keluarga dengan lebih leluasa.  

Oleh :  ASIH SARIFA K  DAN  WINDY LYRAYANA A.H 

Politeknik Negeri Semarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun