Kulit Jeruk
Kulit jeruk adalah bagian penting dari keseluruhan buah jeruk. Kulit jeruk melindungi bagian yang ada di dalamnya untuk tetap mengalami proses biologi. Secara umum kulit jeruk terdiri atas bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar cenderung berwarna tergantung dari jenis jeruknya. Untuk suatu proses biologi, dalam perkembangannya kulit jeruk, terutama warnanya bagian bawah atau sisi bagian dalam dari kulit jeruk umumnya berwarna putih dan terasa lembut bila disentuh. Kulit jeruk memiliki bintik yang cukup besar sehingga terlihat seperti pori-pori. Namun pada dasarnya kulit jeruk itu terbentuk dari kantong-kantong kecil yang rapat. Kantong inilah yang berisi cairan berupa minyak atsiri yang bila kulit jeruk dilipat, kantong-kantongnya pecah dan minyak akan menguap menjadi gas. Komposisi-komposisi dari gas pada kulit jeruk itu sendiri kompleks dan keseluruhannya membentuk gas yang mudah lepas pada udara bebas.
Kulit jeruk sisa dari industri pengolahan jeruk atau konsumsi masyarakat hanya dibuang tanpa pengolahan sehingga menjadi sampah organik yang menimbulkan bau ketika sudah membusuk. Kulit jeruk mempunyai komponen kimia yang terdiri dari limonen (94%), mirsen (2%), llinalol (0,5%), oktanal (0,5%), dekanal (0,4%), sitronelal (0,1%), neral (0,1%), geranial (0,1%), valensen (0,05%), ¬-sinnsial (0,02%), dan ¬- sinensial (0,01%) yang membuat kulit jeruk memiliki aroma yang harum dan segar. Aroma harum dan segar yang dihasilkan kulit jeruk bisa dimanfaatkan sebagai aroma terapi atau pengharum ruangan. Jeruk khususnya selalu dimanfaatkan sebagai buah segar, tetapi sekarang produksi sari buah sangat menonjol. Beberapa produk makanan lainnya dibuat dari jeruk, misalnya untuk selai dan permen. Kulit buahnya merupakan sumber yang baik untuk diekstrak menjadi minyak atsiri.
Khasiat obat dari jeruk tidak terlalu banyak, tetapi flavonoid dari korteks bagian dalam memeliki khasiat anti tumor. Beberapa manfaat terapi dari buah jeruk antara lain dapat mengatasi kekurangan asam perut, memperlancar percernaan dan sebagai obat diare yang disebabkan enstritis dan disentri.
Minyak Atsiri
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil.
Ekstraksi Minyak Kulit Jeruk
Langkah pertama untuk membuat sabun berbahan limbah kulit jeruk adalah dengan mengekstrak kulit jeruk untuk mendapatkan minyak atsiri nya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :