Mohon tunggu...
Muchlis Bastian
Muchlis Bastian Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang calon insinyur yang mempunyai cita-cita untuk membangun negeri ini sekaligus seorang backpacker yang hobi travelling dan berpetualang ke tempat baru.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia Bebas Buta Huruf 2014

31 Desember 2013   20:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:18 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1388495408700309974

Berdasarkan laporan Education for All Global Monitoring Report yang dirilis UNESCO 2011, tingginya angka putus sekolah menyebabkan peringkat indeks pembangunan rendah. Indonesia berada di peringkat 69 dari 127 negara dalam Education Development Index. Sementara, laporan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, setiap menit ada empat anak yang putus sekolah. Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka putus sekolah di Indonesia. Namun faktor paling umum yang dijumpai adalah tingginya biaya pendidikan yang membuat siswa tidak dapat melanjutkan pendidikan dasar. Data pendidikan tahun 2010 menyebutkan 1,3 juta anak usia 7-15 tahun terancam putus sekolah (indonesiaberkibar.org.id) Seperti yang kita ketahui, pendidikan merupakan suatu sarana menuju sebuah kesuksesan suatu bangsa, semakin baik pendidikannya maka semakin baik pula SDM masyarakatnya dan tentu saja negara dengan tingkat SDM rakyatnya yang tinggi akan berpotensi menjadi sebuah negara yang maju. Begitu pula dengan negara TERCINTA KITA Indonesia. Pendidikan merupakan layaknya sebuah barang mewah, hanya dapat dinikmati oleh kaum yang berduit, sedangkan bagi yang tidak memiliki duit akan kehilangan hak untuk mendapatkan pendidikan yang formal. Masyarakat yang miskin akan semakin terpuruk akibat tidak mengenyam pendidikan, ibarat pribahasa sudah terjatuh tertimpa tangga pula. Bagaimana bisa kemiskinan dapat diberantas sedangkan mereka tidak bisa membaca, menulis dan berhitung. Bisa dibayangkan bagaimana mereka bisa terjun kedunia kerja dengan modal badan tanpa pengetahuan dan keterampilan. Resolusi saya di tahun 2014, saya akan memberantas buta huruf yaitu dengan membuka sekolah gratis khusus bagi masyarakat yang tidak mampu terutama anak-anak jalanan atau anak putus sekolah. Selain meningkatkan SDM masyarakat melalui pendidikan gratis tersebut, saya juga akan membuat suatu pelatihan-pelatihan keterampilan seperti membuat kerajinan dari bahan-bahan bekas yang kemudian akan dijual. Selain terasah secara pikiran dan wawasannya, mereka juga memiliki keterampilan untuk dapat membuat atau menciptakan sesuatu yang bisa meningkatkan perekonomian mereka sehingga mereka tidak lagi terjerumus dalam kemiskinan. Untuk mewujudkan resolusi tersebut, saya membutuhkan stamina yang extra luar biasa, selain menjalani kuliah sebagai mahasiswa, saya juga akan berperan menjadi guru untuk anak-anak di sekolah gratis. Oleh karena itu saya mengkonsumsi KRATINGDAENG setiap harinya agar stamina saya tetap terjaga. Stamina terjaga, aktivitas kuliah lancar dan buta huruf tetap diberantas. !!! Indonesia BEBAS BUTA HURUF dan KEMISKINAN 2014

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun