Mohon tunggu...
OlIvio NIM 55522120021
OlIvio NIM 55522120021 Mohon Tunggu... Konsultan - OlIvioTritusia Asmoro - Mahasiswi S2 Mercubuana

Kampus UMB Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak Jurusan Magister Akuntansi Mata Kuliah Perpajakan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

CPMK13_Diskursus Treaty Shopping dan Penghindaran Pajak Berganda_Prof Apollo_Pajak Internasional

10 Desember 2024   17:44 Diperbarui: 10 Desember 2024   18:14 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Modul Dosen Prof Apollo

Treaty shopping dan penghindaran pajak berganda merupakan isu krusial dalam perpajakan internasional. Praktik ini memungkinkan perusahaan multinasional untuk meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan celah-celah dalam perjanjian pajak antarnegara (tax treaties). Analisis Wacana Diskursif (AWD) dan Analisis Wacana Kritis (AWK) menawarkan kerangka analitis yang kuat untuk mengungkap dinamika kekuasaan, kepentingan, dan ideologi yang mendasari praktik-praktik tersebut.

Memahami Treaty Shopping dan Penghindaran Pajak Berganda

  • Treaty Shopping: Merupakan suatu strategi perencanaan pajak yang memanfaatkan perbedaan ketentuan dalam berbagai perjanjian pajak untuk mencapai tingkat perpajakan yang lebih rendah. Perusahaan seringkali mendirikan anak perusahaan di yurisdiksi pajak rendah untuk mengalihkan keuntungan dan menghindari pajak di negara asal.
  • Penghindaran Pajak Berganda: Terjadi ketika pendapatan atau modal dikenakan pajak ganda oleh dua atau lebih yurisdiksi. Perjanjian pajak dirancang untuk mencegah hal ini, namun celah-celah dalam perjanjian tersebut dapat dimanfaatkan untuk menghindari pajak.

Metode AWD dan AWK: 

Analisis Wacana Diskursif (AWD) dalam Konteks Treaty Shopping

Analisis Wacana Diskursif (AWD) merupakan pendekatan yang sangat relevan untuk mengurai kompleksitas praktik treaty shopping. Metode ini memungkinkan kita untuk menggali lebih dalam makna yang tersembunyi di balik kata-kata, serta mengungkap bagaimana bahasa digunakan untuk membentuk realitas sosial, khususnya dalam konteks perpajakan internasional.

Konsep Dasar AWD dan Kaitannya dengan Treaty Shopping

AWD berfokus pada bagaimana bahasa digunakan untuk membentuk, mempertahankan, dan mengubah realitas sosial. Dalam konteks treaty shopping, bahasa digunakan oleh berbagai aktor, seperti perusahaan multinasional, pemerintah, dan organisasi internasional, untuk:

  • Membentuk persepsi: Melalui bahasa, aktor-aktor ini membentuk persepsi publik tentang treaty shopping. Misalnya, mereka dapat menggambarkannya sebagai praktik bisnis yang sah dan efisien, atau sebagai bentuk penghindaran pajak yang tidak etis.
  • Membentuk identitas: Bahasa juga digunakan untuk membentuk identitas kelompok atau institusi. Perusahaan multinasional, misalnya, dapat menggunakan bahasa untuk menyajikan diri sebagai entitas global yang inovatif dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
  • Membentuk kekuasaan: Melalui bahasa, aktor-aktor yang lebih kuat dapat mempengaruhi kebijakan dan opini publik. Misalnya, perusahaan multinasional dapat melobi pemerintah untuk membuat peraturan yang menguntungkan mereka.

Langkah-langkah Menerapkan AWD dalam Analisis Treaty Shopping

  1. Identifikasi Teks:
    • Teks hukum: Perjanjian pajak, undang-undang perpajakan, dan peraturan terkait.
    • Teks kebijakan: Laporan pemerintah, dokumen organisasi internasional, dan kebijakan perusahaan.
    • Teks media: Artikel berita, opini, dan komentar publik.
    • Teks iklan: Iklan perusahaan yang relevan dengan praktik perpajakan.
  2. Analisis Konteks:
    • Konteks historis: Bagaimana praktik treaty shopping berkembang seiring waktu?
    • Konteks sosial: Siapa saja aktor yang terlibat dan apa kepentingan mereka?
    • Konteks politik: Bagaimana kekuatan politik mempengaruhi kebijakan perpajakan?
  3. Identifikasi Konstruksi Sosial:
    • Konstruksi treaty shopping: Bagaimana praktik ini didefinisikan dan digambarkan?
    • Konstruksi aktor: Bagaimana identitas aktor-aktor yang terlibat dikonstruksi?
    • Konstruksi kekuasaan: Bagaimana kekuasaan dibentuk dan dipertahankan melalui bahasa?
  4. Analisis Diskursif:
    • Analisis wacana kritis: Mengidentifikasi kontradiksi, bias, dan asumsi yang tersembunyi dalam teks.
    • Analisis wacana feminis: Menganalisis bagaimana gender mempengaruhi wacana treaty shopping.
    • Analisis wacana pascakolonial: Menganalisis bagaimana sejarah kolonialisme mempengaruhi praktik treaty shopping.

Contoh Penerapan AWD dalam Analisis Treaty Shopping

  • Analisis istilah: Istilah seperti "optimalisasi pajak" sering digunakan untuk menggambarkan treaty shopping dengan nuansa positif, sementara istilah "penghindaran pajak" memiliki konotasi negatif.
  • Analisis metafora: Metafora seperti "perlombaan ke dasar" digunakan untuk menggambarkan persaingan antar negara dalam menurunkan tarif pajak untuk menarik investasi.
  • Analisis framing: Media sering kali membingkai treaty shopping sebagai masalah teknis yang kompleks, sehingga sulit bagi publik untuk memahami implikasinya.

Manfaat Menerapkan AWD dalam Analisis Treaty Shopping

  • Memahami kompleksitas masalah: AWD membantu kita memahami bagaimana bahasa digunakan untuk menciptakan persepsi yang berbeda tentang treaty shopping.
  • Mengungkap ketidakadilan: AWD dapat mengungkap bagaimana praktik treaty shopping memperkuat ketidaksetaraan global.
  • Mengembangkan solusi yang lebih baik: Dengan memahami akar masalah, kita dapat merancang solusi yang lebih efektif untuk mengatasi treaty shopping.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun