Mohon tunggu...
OlIvio NIM 55522120021
OlIvio NIM 55522120021 Mohon Tunggu... Konsultan - OlIvioTritusia Asmoro - Mahasiswi S2 Mercubuana

Kampus UMB Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak Jurusan Magister Akuntansi Mata Kuliah Perpajakan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

CPMK6_Diskursus Kritik Mutual Agreement Procedure Tax Treaty_Pajak Internasional_Prof Apollo

22 Oktober 2024   21:57 Diperbarui: 22 Oktober 2024   22:18 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : PPT Dosen Prof Apollo

Mutual Agreement Procedure (MAP) atau Prosedur Persetujuan Bersama adalah sebuah mekanisme yang diatur dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam penerapan P3B. Sederhananya, MAP adalah sebuah jalan keluar yang diberikan kepada wajib pajak ketika mereka menghadapi situasi di mana mereka dikenakan pajak ganda oleh dua negara yang berbeda atas penghasilan yang sama.

Mengapa MAP Dibutuhkan?

Konsep dasar perpajakan internasional adalah untuk mencegah terjadinya pajak ganda, namun dalam praktiknya, seringkali terjadi perbedaan interpretasi terhadap ketentuan P3B antara dua negara atau lebih. Hal ini dapat memicu sengketa pajak. Beberapa alasan mengapa MAP diperlukan antara lain:

  • Perbedaan Interpretasi terhadap P3B: Setiap negara memiliki otoritas pajak dan interpretasi hukum yang berbeda, meskipun telah ada P3B.
  • Kompleksitas Transaksi Lintas Negara: Transaksi bisnis lintas negara seringkali melibatkan struktur yang kompleks, sehingga sulit untuk menentukan negara tempat pajak seharusnya dikenakan.
  • Perubahan Peraturan Perpajakan: Perubahan peraturan perpajakan di suatu negara dapat mempengaruhi penerapan P3B dan memicu sengketa baru.

Bagaimana MAP Bekerja?

Secara umum, proses MAP melibatkan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Permohonan MAP: Wajib pajak yang merasa dirugikan oleh pajak ganda dapat mengajukan permohonan MAP kepada otoritas pajak negara tempat tinggalnya.
  2. Pemeriksaan Awal: Otoritas pajak akan melakukan pemeriksaan awal terhadap permohonan untuk memastikan kelengkapan dokumen dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan.
  3. Pemberitahuan ke Negara Mitra: Setelah pemeriksaan awal selesai, otoritas pajak negara tempat tinggal wajib pajak akan memberitahukan permohonan MAP tersebut kepada otoritas pajak negara mitra.
  4. Konsultasi Bilateral: Kedua otoritas pajak akan melakukan konsultasi bilateral untuk membahas masalah yang diajukan oleh wajib pajak. Konsultasi ini dapat dilakukan secara tertulis atau melalui pertemuan tatap muka.
  5. Kesepakatan Bersama: Jika kedua otoritas pajak berhasil mencapai kesepakatan, maka akan dibuat sebuah protokol kesepakatan yang mengikat secara hukum. Protokol kesepakatan ini akan mengatur bagaimana masalah pajak ganda tersebut akan diselesaikan.
  6. Implementasi Kesepakatan: Setelah protokol kesepakatan ditandatangani, masing-masing otoritas pajak akan melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam protokol tersebut.

Manfaat MAP

  • Mencegah dan menyelesaikan sengketa pajak ganda: MAP memberikan solusi yang adil dan efisien untuk mengatasi masalah pajak ganda.
  • Meningkatkan kepastian hukum: MAP memberikan kepastian hukum bagi wajib pajak dalam melakukan aktivitas bisnis lintas negara.
  • Mempromosikan kerjasama internasional: MAP memperkuat kerjasama antara otoritas pajak berbagai negara.
  • Mencegah praktik penghindaran pajak: MAP dapat mencegah praktik penghindaran pajak yang memanfaatkan perbedaan perpajakan antar negara.

Syarat Pengajuan MAP

  • Adanya P3B: Syarat utama untuk mengajukan MAP adalah adanya P3B yang berlaku antara negara tempat tinggal wajib pajak dan negara mitra.
  • Pajak Gada: Wajib pajak harus dapat membuktikan bahwa mereka dikenakan pajak ganda.
  • Sudah Melakukan Upaya Administratif: Wajib pajak harus sudah melakukan upaya administratif yang diperlukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan masing-masing negara, seperti mengajukan keberatan atau banding.
  • Dalam Waktu Tertentu: Permohonan MAP harus diajukan dalam jangka waktu tertentu setelah pajak dikenakan.

Tantangan dalam Pelaksanaan MAP

  • Jangka Waktu Penyelesaian: Proses MAP dapat memakan waktu yang cukup lama, tergantung pada kompleksitas masalah dan kesediaan kedua otoritas pajak untuk bekerja sama.
  • Biaya: Meskipun MAP merupakan mekanisme yang disediakan secara gratis oleh pemerintah, namun wajib pajak tetap harus menanggung biaya-biaya yang terkait dengan proses MAP, seperti biaya konsultasi dengan ahli pajak.
  • Keterbatasan MAP: MAP tidak dapat menyelesaikan semua jenis sengketa pajak. Ada beberapa jenis sengketa pajak yang tidak dapat diselesaikan melalui MAP, misalnya sengketa yang berkaitan dengan tindak pidana pajak.

Syarat Pengajuan MAP

  • Adanya P3B: Syarat utama untuk mengajukan MAP adalah adanya P3B yang berlaku antara negara tempat tinggal wajib pajak dan negara mitra.
  • Pajak Gada: Wajib pajak harus dapat membuktikan bahwa mereka dikenakan pajak ganda.
  • Sudah Melakukan Upaya Administratif: Wajib pajak harus sudah melakukan upaya administratif yang diperlukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan masing-masing negara, seperti mengajukan keberatan atau banding.
  • Dalam Waktu Tertentu: Permohonan MAP harus diajukan dalam jangka waktu tertentu setelah pajak dikenakan.

sumber : Krishand Software Blog 
sumber : Krishand Software Blog 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun