Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki beragam suku, ras, budaya, adat istiadat, bahasa dan agama. Hingga tahun 2021 pemerintah mencatat terdapat sebanyak 17.000 pulau, 1.340 suku, 840 bahasa, dan menganut enam agama. Sejak Era Reformasi yakni pada pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) terdapat enam agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Kong Huchu. Keberagaman tersebut tentu memberikan banyak warna tetapi dari perbedaan tersebut jika tidak dipelihara dengan baik maka akan menimbulkan konflik antar masyarakat yang berbeda pandangan.
Dalam hal menjaga keberagaman, toleransi dan kerukunan menjadi pondasi yang sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang harmonis. Dalam setiap agama tentu saja mengajarkan sikap toleransi, damai, saling menghormati dan saling tolong menolong. Oleh sebab itu, dalam rangka menjaga keberagaman masyarakat Indonesia terdapat dua pilar yang sangat penting dalam mewujudkan hal tersebut yaitu kerukunan dan toleransi. Serta harus ada komitmen dalam masyarakat untuk mempertahankan keberagaman yang ada di Indonesia.
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBl) toleransi adalah sikap toleran, mendiamkan, dan membiarkan. Toleransi merupakan sikap saling menghormati, menghargai, membolehkan, dan membiarkan orang lain berpendapat, berpandangan, kepercayaan, dan kebiasaan yang bertentangan dengan kita. Toleransi sangat penting di tanamkan dalam masyarakat multikultural seperti di Indonesia untuk mencegah terjadinya konflik antar pandangan dan kepercayaan. Toleransi tidak hanya berlaku dalam konteks beragama tetapi juga dalam interaksi dalam masyarakat sehari-hari. Misalnya mempelajari kebudayaan daerah lain, menghargai perbedaan ras, menghargai orang yang berbeda kepercayaan dapat membangun rasa saling menghormati satu sama lain.
Namun menjaga toleransi bukan hal yang mudah. Dalam menjaga toleransi, Indonesia menghadapi berbagai tantangan seperti konflik antar suku, radikalisasi dan penyebaran hoaks yang dapat memecah belah masyarakat. Konflik yag sering terjadi di beberapa daerah menunjukkan bahwa perbedaan bisa menjadi pemicu terjadinya konflik jika tidak dipelihara dengan baik. Selain itu media sosial yang memaparkan informasi tidak akurat dapat menyebar dengan cepat dan memperburuk stereotip dan prasangka terhadap kelompok tertentu.
Kerukunan menurut W.J.S Purwadarmint kerukunan merupakan sikap atau sifat mnghargai dan membolehkan suatu pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan yang berpeda dengan pendirian kita. Kerukunan adalah keadaan di mana masyarakat dapat hidup dengan damai dan saling menghormati satu sama lain. Kerukunan tidak hanya membutuhkan aspek toleransi saja, tetapi juga dengan kerjasama dan sling pengertian diantara masyarakat. Kerukunan dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan masyarakat. Misalnya dalam kegiatan gotong royong, dalam kegiatan gotong royong masyarakat dari berbagai latar belakang etnis, agama berkumpul untuk bekerja sama dalam kegiatan sosial seperti pembangunan jembatan atau membersihkan lingkungan.Â
Jika dilihat dalam kacamata kehidupan sehari-hari, toleransi dan kerukunan tidak terdapat perbedaan namun jika dipelajari lebih dalam bahwa toleransi merupakan sikap atau refleksi dari kerukunan. Toleransi dan kerukunan sudah tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak dulu, hal ini sudah diwarisi oleh leluhur bangsa dan turun temurun dari generasi ke generasi hingga sekarang. Indonesia tidak bisa mengelak dari kemajuan teknologi informasi yang membawa berbagai arus budaya-budaya yang terkadang bertentangan dengan budaya yang ada di Indonesia. Globalisasi telah membawa pengaruh terhadap sikap, cara berfikir dan cara pandang masyarakat Indonesia, termasuk pengaruh dalam kerukunan antar kelompok. Oleh karena itu, globalisasi harus di sikapi dengan bijak yaitu dengan menjaga budaya yang telah diwarisi oleh para leluhur bangsa Indonesia demi menciptakan rasa persatuan dan kesatuan.
Radikalisasi yang terjadi di beberapa kelompok juga menjadi tantangan besar daam menjaga toleransi dan kerukunan. Beberapa individu atau kelompok berusaha mendominasi pandangan mereka dan menolak perbedaan dan keberagaman. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memiliki pemahaman yang kuat terhadap nilai-nilai toleransi dan kerukunan.
 Tidak hanya masyarakat tetapi pemerintah juga berperan penting dalam menjaga keberagaman dan menciptakan suasana yang aman, damai, dan harmonis. Melalui program-program yang mendukung dialog antar agama dan pengembangan masyarakat, pemerintah dapat membantu memperkuat kerukunan diantara berbagai kelompok. Untuk memperkuat kerukunan dalam masyarakat bebrapa langkah yang dapat diambil yaitu antara lain:Â
Melalui pendidikan
Pendidikan menjadi kunci dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi yang ada dalam pancasila dan penghargaan terhadap keberagaman harus di masukkan dalam kurikulum pendidikan. Generasi muda dapat dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman serta sikap positif untuk menghargai perbedaan.
Dialog antar budaya