Macam-macam alasan orang untuk bermain games: untuk refreshing, melatih ketangkasan, melatih daya pikir, meraih kemenangan yang tidak diperoleh di dunia nyata, ajang eksistensi, sampai untuk mengembangkan imajinasi. Game juga macam-macam: ada yang mempunyai nilai edukasi, melatih kita untuk lebih taktis ataupun tangkas, membuat kita berpikir out of the box, dan mengembangkan sebuah komunitas baru. Game yang oke dan memikat, pastinya digandrungi, saking gandrungnya, banyak gamer yang bertingkah unik deh. Berikut beberapa tingkah gamer: Sampai nyetel alarm segala Sudah pada tau dong kalau aplikasi game di Facebook itu macem-macem, dan mungkin yang paling bergema adalah Mafia Wars. Tapi temen saya yang satu ini suka banget dengan game Restaurant City. [caption id="attachment_243888" align="alignleft" width="150" caption="restaurant city on FB"][/caption] Sekilas tentang game ini: Anda akan mempunyai sebuah café yang menyajikan makanan-makanan tertentu, ada pengunjung juga yang akan membayar. Nah, makanan yang akan disajikan ini akan makan siap setelah beberapa waktu tertentu. Percaya nggak kalau makanan ini ready mulai dari rentang waktu 5 menit sampai 4,320 menit (3 hari)? Gara-gara makanan yang ready setelah waktu tertentu itu, tiba-tiba di gang menuju kost, hape temen saya teriak-teriak (berbunyi alarm-nya). “Ada apa? Ada janji ya? Atau ada film di TV yang harus ditonton?” tanya saya penasaran, sebabnya sepertinya kemungkinan yang saya tanyakan itu akan dijawab “tidak”. Akhirnya, teman saya tersebut ngaku juga kalau alarm tersebut disetel untuk menandakan makanan yang dimasak di game Facebook sudah matang. Makanan tersebut siap disajikan dan makanan yang baru dapat segera dibuat (makanan yang baru itu dipilih yang waktu matangnya besok pagi sebelum berangkat ke kantor). “Ya udah, cepetan aja kita jalannya ntar makanannya keburu basi,” kata saya panik. Mungkin kalau Anda juga bermain game serupa di Facebook juga akan panik seperti saya. Saya juga main Social City di Facebook, bikin kota dan ada pabrik juga yang produksinya 30 menit – 18 jam. Gila ga tuh, lama amat ya, dan kalau nggak kita jagain, sia-sia deh penantian kita, jadi pasang alarm termasuk ide yang bagus juga. Masakan di game Restaurant City sama seperti barang hasil produksi di game Social City yang saya mainkan, kalau sudah jadi dan nggak langsung kita packing, bisa kadaluarsa barangnya. Nah, makanya empati saya langsung muncul berkaitan dengan kasus alarm untuk makanan ready ini. Mengaku Cemburu [caption id="attachment_247873" align="alignleft" width="150" caption="romantic scene ayodance"][/caption] Gamer ini (nick: whiteswans) adalah temen main saya yang sangat menyenangkan di Audition Ayodance. Saya sendiri lupa sih dengan awal pertemuan di game online, sudah kira-kira 2 minggu ini deh kita main bareng. Rasanya beda aja ketimbang main dengan orang lain yang nggak sabaran, nggak memberi semangat, dan nggak nyantai. Sewaktu dia belum online, saya sempat main couple (pasangan) dengan orang lain (nick: r3vans). Rasanya lumayan klop nih sama r3vans, eh nggak taunya dia juga ngerasa yang sama dan propose couple, yang tanpa sengaja saya tolak. Lalu saya minta maaf kepada r3vans karena harus segera pergi ke room yang sama dengan whiteswans, sudah ditunggu soalnya. Tidak lama, saya whisp (mengirimkan pesan berupa chat untuk teman) r3vans ngajak main bareng. Menebus perasaan bersalah, dan sekalian minta di-propose ulang buat jadi couple. Masalah teknis dengan komputer, akhirnya saya mesti pindah ke komputer lain, sementara 3 temen saya (r3vans, whiteswans, dan angel_dEth) sudah menunggu. Eh nggak taunya, room tersebut kuotanya sudah cukup (hanya 6 pemain) dan whiteswans nggak bisa join, jadi kita keluar dan akhirnya terpencar-pencar deh. Huhuhu… nggak jadi punya couple r3vans. Menanggapi kesedihan saya itu, whiteswans malah mengaku cemburu? Loh kok? Padahal kita berdua juga bukan couple, tetapi itulah sebuah pengakuan dari gamer: cemburu. Mungkin lucu yah, bagaimana mungkin sih kita bisa cemburu karena teman kita mau berpasangan dengan orang lain di dunia maya, lagian yang pasangan itu hanya avatarnya, bukan orangnya beneran. Bahkan, di dunia nyata saya dan whiteswans juga tidak saling kenal. Begitu dahsyatnya game ini, sampai bukan hanya melatih kecepatan tangan dan mata saja, tetapi juga membuat kita membangun hubungan sosial dan merasa memiliki. Saya juga bisa berempati kepada whiteswans karena memang benar pada kenyataannya sering terbawa perasaan dalam bermain game ini, kalau main dengan orang yang menyebalkan biasanya saya malah jadi payah, sebab emosi dan jadi nggak konsen. Jadi, kalau perasaan cemburu itu ada dan mengaku cemburu, dapat dimaklumi bukan? Menemukan “hub” seperti menemukan harta karun [caption id="attachment_247875" align="alignleft" width="150" caption="DoTa Online Game"][/caption] Saya nggak tau persis bagaimana cara bermain game ini (Dota), yang saya tau adalah untuk bermain game strategi ini lebih enak beramai-ramai dan tentunya dihubungkan antara komputer yang satu dengan yang lain. Para cowok di kantor lama saya menggandrungi game ini, dan sering bermain bersama menggunakan fasilitas intranet di kantor. Waktu di klien (pekerjaan kami sebagai auditor akan ke klien sebagai satu tim yang terdiri dari beberapa orang dan bersama beberapa minggu), ada kabar di malam hari (yap… kerjanya sampai malam), yang sangat membahagiakan para cowok yang sedang bekerja: ada hub! Akhirnya mereka pinjem deh tuh hub dengan alasan mau dipake buat kerja, dan kemudian sampai di bungalow (berhubung klien di luar kota, disewakan satu bungalow untuk tim kami), bukannya mandi atau istirahat, langsung pada buka laptop dengan hub di tengah! Dan itu sudah hampir pagi, masih main aja! Saya mungkin tidak bisa mengatakan kalau bisa berempati ya, karena saya tidak tau tentang seberapa pentingnya Game Dota. Mungkin yang paling menarik adalah games ini mengasah ketajaman berstrategi secara bersama-sama, jadi hub adalah barang yang sangat penting agar bisa maen bareng. Tingkah unik itu karena dapet “soul” nya Kalau saya boleh menyimpulkan, bisa saja tingkah-tingkah unik gamers itu karena dalam bermain game tersebut dapat “soul” nya, seolah-olah kita memang hidup sebagai karakter yang kita mainkan di dalam game tersebut, dan segala keputusan yang kita ambil untuk karakter tersebut seolah-olah akan menentukan hasil yang akan kita peroleh, meskipun hasil tersebut juga hanya sekedar angka (score) atau gambar atau penghargaan di dalam komputer kita. Kepuasan atas hasil yang bagus karena usaha kita, itulah yang membuat game menjadi mengasyikkan, sekaligus juga kita akan bertingkah unik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H