17 Agustus segera datang lagi. Merah putih menghias Nusantara. Semangat kemerdekaan menyala-nyala. Panitia lomba 17 Agustusan memperbanyak rapat-rapat. Permintaan sumbangan diedarkan di rumah-rumah. Mungkin juga ada yang sedang mendiskusikan ide unik yang nggak biasa untuk menyambut hari Kemerdekaan Indonesia. Ya, kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia, ataukah kemerdekaan yang diraih oleh negara Indonesia? Mungkin Anda akan menanggapi: memangnya apa bedanya? Cobalah ditilik lagi naskah Proklamasi di samping. Sangat jelas bukan jawabannya: kami BANGSA Indonesia. Siapakah "kami" yang disebut "bangsa" Indonesia itu? Dari sumber Wikipedia, saya petik sebagai berikut "Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan/atau sejarah. Mereka umumnya dianggap memiliki asal-usul keturunan yang sama." Sedangkan untuk negara, kembali saya petik dari WIkipedia, "Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial, maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut." Kalau boleh saya simpulkan, negara hanyalah batas-batas secara formal, sedangkan bangsa adalah manusianya. Manusia yang disebut bangsa Indonesia itu, nenek moyang Indonesia itu, pastinya adalah suku-suku bangsa yang asli Indonesia. Para pahlawan adalah orang-orang yang nggak suka kebebasan bangsanya direbut, harus tunduk kepada penjajah. Mereka semua punya semangat berjuang, yang bahkan mempertaruhkan nyawa. Sekalipun mereka harus mati, mereka ingin usaha mereka paling tidak ada persentase keberhasilannya untuk melawan orang yang semena-mena itu (penjajah). Untuk apa mereka berjuang? Untuk membebaskan diri mereka, untuk membebaskan keluarganya, untuk membebaskan kaumnya, untuk membebaskan bangsanya, untuk membebaskan keturunannya. Saya rasa, sebagai keturunan-keturunan dari pahlawan tersebut, yang mana darah pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia itu mengalir dalam darah seorang manusia Indonesia, sangat mudah untuk menghayati pentingnya perjuangan para pahlawan untuk bangsa Indonesia. Mengapa? Karena para pahlawan (para leluhur) dengan semangatnya telah membebaskan anak cucunya dari penjajahan. Bagaimana bila dalam darah kita tidak mengalir darah para pahlawan? Lantas, apakah semangat perjuangan kemerdekaan itu tidak layak kita rayakan? Tentu saja layak, bahkan seandainya kita baru menjadi WNI selama 1 hari pun, layak kok kita merayakan kemerdekaan Indonesia! Cobalah jawab pertanyaan berikut: apakah ada WNI bila tidak ada negara Indonesia? Apakah ada negara Indonesia bila tidak ada kemerdekaan Indonesia? Apakah ada kemerdekaan Indonesia bila tidak ada perjuangan bangsa Indonesia? Kita ada di sini, sebagai WNI karena ada perjuangan pahlawan untuk kemerdekaan Indonesia dulu. Permasalahannya, kita merasa menjadi WNI adalah karena kita lahir di Indonesia, "memangnya kita yang memilih jadi WNI" begitulah batin kita, tetapi toh kita tidak melakukan apa-apa juga untuk mengubah status kewarganegaraan, karena tanpa kita sadari kita sangat cinta Indonesia, betul tidak? Bagaimana mungkin kita mempunyai sesuatu yang tidak kita cintai, kita mempunyai kewarganegaraan sebagai WNI, serta merta kita setiap hari bertutur bahasa Indonesia, bersentuhan dengan budaya Indonesia, mempelajari sejarah Indonesia, berteman dengan manusia-manusia Indonesia. Tidakkah kita menjadi cinta Indonesia? Tidakkah kita menjadi bagian dari bangsa Indonesia? Tak ada darah pahlawan yang mengalir di darah kita, tidak harus membuat kita merasa tidak patut merayakan hasil dari perjuangan mereka. Karena kita bukan sekedar warga negara, kita semua manusia Indonesia adalah bangsa Indonesia. Jadi, teman-teman marilah kita rayakan SEMANGAT perjuangan untuk meraih kemerdekaan bangsa Indonesia, karena kita bukan sekedar warga negara Indonesia, tetapi kita adalah BANGSA Indonesia, meskipun darah pahlawan itu tidak mengalir di dalam darah kita. Kita mencintai semangat pahlawan Indonesia, mencintai bahasa Indonesia, mencintai budaya Indonesia, dan peduli dengan sejarah Indonesia. MERDEKA!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H