Di era modern yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan berkembangnya globalisasi menjadikan tantangan untuk menjaga spiritualitas semakin nyata. Masyarakat semakin banyak yang terjebak dalam gaya hidup materialistis.Â
Kebutuhan material, status sosial, dan kesuksesan ekonomi menjadi hal yang lebih diutamakan dibandingkan dengan aspek spiritualitas. Dalam konteks ini, tasawuf hadir sebagai alternatif filosofis untuk mengembalikan manusia pada esensi keberadaannya.
Tasawuf atau sufisme merupakan salah satu cabang pengetahuan Islam yang secara alamiah adalah hasil peradaban Islam yang muncul setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Sedangkan, Materialisme merupakan aliran pemikiran yang meyakini bahwa keberadaan terbatas pada materi. Oleh karena itu, manusia menjadi semakin terjebak dalam siklus nafsu materi yang tidak berkesudahan.Â
Akibatnya, menjadikan manusia harus bekerja dengan mengerahkan seluruh tenaga, pikiran, dan kemampuannya tanpa memperdulikan batasan atau kepuasan apapun. Manusia menjadi sangat ambisius, sehingga tidak pernah menghargai nikmat Tuhan. Selain itu, manusia menjadi terobsesi dengan ideologi materialisme dan dapat menyebabkan mengalami stress, frustasi berat, dan depresi berat.Â
Manusia juga akan merasa dirinya tidak berharga, merasa tidak memiliki masa depan, serta merasakan kekosongan batin. Di sinilah kehadiran tasawuf memberikan seluruh unsur yang diperlukan manusia untuk terwujudnya spiritualitas yang mulia.
Relevansi tasawuf dengan persoalan kehidupan materialistis terletak pada tasawuf yang memberikan keseimbangan dan ketenangan batin. Kesadaran beragama yang dipraktikkan melalui implementasi tasawuf telah memberikan pengaruh besar bagi manusia, Mengamalkan sikap hidup yang takwa, amanah, ikhlas, taubat, syukur, pengharapan, kesadaran, dan rasa takut adalah salah satu praktik tasawuf yang diamalkan oleh para sufi. Seiring dengan perkembangan zaman, praktik pengamalan tasawuf telah mengalami perubahan yang cukup signifikan sehingga relevan dengan kehidupan modern saat ini. Adapun implementasi tasawuf yang dapat membantu memulihkan keseimbangan batin:
- Amalan dzikir yang teratur dapat membantu manusia terhubung dengan Tuhan dan merasakan kehadiran-Nya dalam segala aspek kehidupan.
- Pentingnya intropeksi dan refleksi untuk membantu manusia memahami kelemahan dan kelebihan sehingga dapat berusaha menjadi manusia yang lebih baik.
- Melakukan amalan spiritual seperti; puasa, menjauhi keserakahan, dan mengamalkan kesederhanaan.
Keimanan seseorang pada dasarnya tidak akan dianggap lengkap jika tidak disertai dengan amal ibadah, amal shaleh, dan akhlak yang mulia. Tentu saja, mengamalkan nilai-nilai tasawuf bukan hal mudah, dibutuhkan komitmen dan kesadaran kolektif. Namun, justru pada titik inilah tasawuf membuktikan relevansinya.Â
Tasawuf mengajak kita untuk kembali pada hakikat sejati dan menyadari keterhubungan kita dengan Tuhan sehingga manusia dapat menemukan keseimbangan antara kebutuhan material dan spiritual.
Di era modern yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan globalisasi menjadikan manusia sulit untuk menjaga spiritualitas. Masyarakat sering terjebak dalam gaya hidup yang materialistis, mengutamakan kebutuhan material, status sosial, dan mengabaikan spirirtualitas.Â
Tasawuf muncul sebagai alternatif untuk mengembalikan manusia pada hakikat sejatinya. Tasawuf, cabang ilmu pengetahuan Islam, dapat membantu memulihkan keseimbangan batin. Dengan mengimplementasikan dzikir secara teratur, intropeksi diri, puasa, menjauhi keserakahan, dan mengamalkan kesederhanaan dapat memulihan keseimbangan batin.Â
Meskipun dibutuhkan komitmen dan kesadaran kolektif untuk mengamalkannya, tasawuf membuktikan relevansinya dengan mengajak kita untuk kembali pada hakikat sejati dan menyadari keterhubungan kita dengan Tuhan agar manusia dapat menemuka keseimbangan antara kebutuhan material dan spiritual.