Mohon tunggu...
Olivia Indah
Olivia Indah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Olivia Indah, saat ini saya menempuh pendidikan di UIN Raden Mas Said Surakarta Program Studi Akuntansi Syariah. Saya mempunyai minat di topik hiburan dan jenjang karir.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi Krisis Identitas: Tantangan dan Solusi bagi Generasi Muda

15 Oktober 2024   19:45 Diperbarui: 15 Oktober 2024   19:58 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

                Identitas  atau jati diri adalah refleksi diri yang merupakan bagian integral dari diri seseorang, terutama bagi generasi muda yang sedang mengalami fase pembentukan karakter dan pemahaman diri.  Identitas memberikan rasa kepastian dan tujuan hidup ditengah dinamika sosial dan budaya yang berubah. Bagi generasi muda, memiliki identitas yang jelas membantu memberi arahan kepada mereka menghadapi tantangan kehidupan. Seperti mengembangkan hubungan sosial yang sehat atau untuk menemukan tempat mereka dalam masyarakat. Namun, semakin berkembangnya zaman dan dipengaruhi oleh globalisasi, media sosial, juga tekanan dari lingkungan, banyak generasi muda mengalami krisis identitas. Sehingga dapat menimbulkan kebingungan bahkan kehilangan arah. Oleh karena itu, penting untuk memahami tantangan apa yang akan mereka hadapi dan mencari solusi yang efektif untuk membantu menguatkan identitas. Penulisan ini bertujuan mengidentifikasi tantangan dan solusi mengatasi krisis identitas untuk generasi muda.

                Peristiwa perkembangan yang mana seseorang mengalami kebingungan atau ketidakpastian mengenai keberadaan mereka di dunia atau biasa disebut dengan krisis identitas. Hal ini sering terjadi pada generasi muda yang sedang berada fase perubahan dari remaja ke dewasa awal.  Beberapa faktor yang mempengaruhi krisis identitas antara lain :

  • Faktor Internal individu.
  • Kepribadian yang lemah. Jika remaja mengalami kesulitan dalam mengembangkan kepribadian dapat menyebabkan hambatan dalam proses bersosialisasi. Hal ini menimbulkan tingkat emosional yang labil. Remaja jadi mudah marah, kurang percaya diri, dan juga mudah menyerah.
  • Kurangnya pengalaman. Remaja masih kurang pengalaman, penalaran dan pengertian. Remaja mudah terpengaruhi oleh dunia luar yang belum tentu baik ruang lingkupnya. Kurangnya pemahaman menyebabkan remaja mudah terjerumus dalam kekeliruan yang membahayakan diri sendiri.
  • Kurang religius. Pendidikan agama saat ini hanya sebatas formalitas di sekolah. Akibatnya pemahaman tentang Allah sangatlah lemah dan kurang mendalami etika moral sehingga membuat remaja tidak punya kontrol diri yang kuat.
  • Faktor Eksternal.
  • Hubungan dengan Orang Tua yang Tidak Harmonis. Bentuk-bentuk kekerasan, seperti pertengkaran, kata-kata kasar, dan kekerasan dapat menimbulkan presepsi yang buruk dari seorang anak bahkan bisa menimbulkan trauma. Hal ini menyebabkan anak tidak mempunyai ketenangan dan kehangatan di rumah lalu lebih memilih mencarinya di luar tanpa ada pengawasan dan bimbiingan dari kedua orang tua.
  • Tekanan dari Orang-orang di Sekitar. Terkadang orang di yang sudah berusia merasa lebih berpengalaman dan tahu semua hal. Sehingga remaja tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan apa yang dia inginkan. Hal ini menyebabkan remaja melakukan perlawanan untuk mempertahankan diri dari bentul intervensi atau tekanan.
  • Pergaulan Remaja yang Buruk. Karena pengaruh kebersamaan menyebabkan remaja memiliki kecenderungan mengadopsi perilaku menyimpang yang dilakukan oleh teman-temannya.

Krisis identitas menyebabkan generasi muda mengalami berbagai tantangan. Beberapa contoh tantangan :

  • Pengaruh Globalisasi . Berkembangnya globalisasi selain membawa dampak positif juga menyebabkan dampak negatif. Budaya dan nilai dari seluruh dunia yang sering bertentangan dengan norma dan nilai-nilai bangsa Indonesia bebas masuk tanpa terfilter. Remaja akan bingung antara harus mempertahankan tradisi lokal atau mengadopsi budaya baru.
  • Perubahan Sosial dan Ekonomi. Terjadinya inflasi dan sulitnya mencari pekerjaan menyebabkan remaja memiliki beban psikologis yang memengaruhi kepercayaan diri dan identitas mereka.
  • Kurangnya Pendidikan Karakter. Di Indonesia lebih sering berfokus pada aspek akademis daripada pengembangan karakter dan nilai-nilai. Hal ini menyebabkan remaja bingung tentang siapa diri mereka.
  • Tekanan dari Lingkungan Sosial. Tekanan dari keluarga yang berharap tinggi juga teman-teman yang berperilaku dengan cara tertentu membuat kebingungan dan menyebabkan konflik internal mengenaik identitas.

Dengan memahami tantangan diatas membuat kita harus mempunyai langkah penting untuk membantu mencari solusi. Beberapa cara untuk menghindari tantangan tersebut :

  • Mengamalkan Prinsip-prinsip Tasawuf.  Beberapa contoh seperti :
  • - Pendidikan yang berfokus pada Allah. Pendidikan yang berfokus pada nilai-nilai kebaikan yang menghasilakan identitas postif.
  • - Melakukan praktek meditasi. Meditasi atau refleksi dapat dilakukan agar remaja bisa mengenali diri secara lebih dalam. Hal ini menyebabkan remaja bisa mengetahui apa tujuan dan arah hidupnya.
  • - Mengembangkan sifat toleransi dan empati. Karena tasawuf menekankan nilai cinta pada semua makhluk, menyebabkan remaja bisa menghargai perbedaan keberagaman.
  • Mengadakan Seminar. Hal ini diharapkan bisa mendorong program pertukaran pikiran dengan generasi muda dan membantu mereka dalam kebingungannya.
  • Memanfaatkan Teknologi. Perkembangan platfom digital menyediakan berbagai kemudahan informasi yang bisa di akses kapanpun dan dimanapun. Ini harus digunakan dengan bijak seperti berbagi pengalaman bijak atau juga bisa membuat komusitas online yang positf.

Identitas atau jati diri adalah refleksi diri yang merupakan bagian integral dari diri seeorang, terutama bagi generasi muda yang sedang mengalami fase pembentukan karakter dan pemahaman diri.  Peristiwa perkembangan yang mana seseorang mengalami kebingungan atau ketidakpastian mengenai keberadaan mereka di dunia atau biasa disebut dengan krisis identitas. Beberapa faktor yang mempengaruhi krisis identitas yaitu faktor internal dan eksternal. Dan juga menyebabkan beberapa tantangan dan solusinya adalah Mengamalkan Prinsip-prinsip Tasawuf, Mengadakan Seminar, Memanfaatkan Teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun