Manusia umumnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan, siapapun itu baik yang berjenis kelamin perempuan maupun laki-laki. Dalam proses bertumbuhan ini akan menghasilkan perubahan secara fisik,mental dan pola pikiran mereka dari waktu ke waktu .
Kehidupan zaman pra aksara adalah Zaman di mana manusia belum mengenal tulis tulisan,hidup berkelompok dan suka berburu hewan hewan baik yang besar maupun yang kecil dan juga mereka masih menyembah roh nenek moyang (animisme),kepercayaan yang menganggap pohon dan batu besar memiliki kekuatan gaib (Dinamisme) dan Kepercayaan akan Hewan atau benda (Totemisme).Menurut ilmuwan sejarah asal Denmark, CJ. Thomsen (Christian Jrgensen Thomsen), zaman praaksara di Indonesia terbagi menjadi 3 zaman , salah satu nya adalah Zaman batu maka marilah kita simak penjelasan berikut ini.
-Zaman batu:
Zaman batu merupakan masa ketika masih digunakan alat alat batu/belum mengenal logam pembabakan zaman batu dibagi menjadi tiga,yaitu Paleolitikum,Mesolitikum dan Neolitikum (Soekmono 1981).
1.Zaman Paleolitikum (zaman batu tua)
Paleolithikum berasal dari kata "Palaeo" yang artinya tua, dan "Lithos" yang
artinya batu, Jadi artinya Zaman Paleolitikum adalah Zaman batu tua. Zaman ini berlangsung kurang lebih 600.000 tahun yang lalu. Disaat Kehidupan manusia yang masih sangat sederhana. Mereka hidup dengan nomaden atau berpindah-pindah.
Mencari makanan dengan berburu dan mengumpulkan makanan,hasil makanan yang mereka dapatkan adalah hewan buruan,umbi umbian dan buah buahan.Alat yang digunakan pada zaman ini terbuat dari batu kasar dan masih belum diasah, misalnya kapak perimbas, kapak genggam dan alat serpih yang digunakan untuk menguliti hewan buruan, mengiris daging atau memotong umbi-umbian.
2.Zaman Mesolitikum(Zaman batu tengah)
Mesolithikum berasal dari kata "meso" yang artinya tengah, dan "lithos" yang artinya batu. Jadi zaman megalitikum artinya zaman batu tengah. Hasil kebudayaan pada zaman batu tengah ini sedikit lebih maju di bandingkan zaman paleolithikum. Pada zaman ini manusia sudah mulai ada yang hidup menetap.Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil peninggalan manusia berupa kebudayaan kjokkenmoddinger dan kebudayaan abris sous roche, Kjokkenmoddinger berasal dari kata "kjokken" yang arti nya dapur dan "modding"Jadi kjokkenmoddinger berupa sampah dapur yang berasal dari sisa makanan berupa kulit kerang dan siput.
Abris sous roche berasal dari kata "abris" yang artinya tinggal,"sous" artinya dalam dan "roche" yang artinya gua. Jadi kebudayaan abris sous roche adalah budaya tempat tinggal manusia purba yang menempati gua-gua dataran tinggi untuk melindungi diri dari cuaca dan serangan hewan liar. Alat-Alat yang digunakan pada zaman ini berupa mata panah, flakes, batu pipisan, serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa.