Pada bulan Januari lalu, Rick Riordan, penulis dengan penghargaan Hampshire Book Awards, mengumumkan bahwa serial buku Percy Jackson and the Olympians akan mendapatkan serial adaptasi yang diproduksi oleh Disney+.
Kabar ini menggemparkan para fans. @happybunkoo di twitter : “icb were finally gonna get the percy jackson series IVE BEEN WAITING 😭” (Aku tidak percaya kita akhirnya akan mendapatkan serial Percy Jackson. Aku telah menunggu!)
Sebelumnya, serial buku Percy Jackson and the Olympians sudah pernah mendapatkan dua adaptasi film pada tahun 2010 dan 2013, yakni “Percy Jackson and the Olympians : The Lightning Thief” dan “Percy Jackson : Sea of Monsters”. Sayangnya, adaptasi film ini tidak diteruskan karena banyak alasan, mulai dari penurunan pendapatan dari film petamanya hingga kritik dari fans dan penulis dari Percy Jackson sendiri, yang mengatakan bahwa film-film tersebut sangat melenceng dari novelnya.
Percy Jackson and the Olympians mengisahkan tentang petualangan Percy Jackson—seorang demi-god atau manusia setengah dewa—bersama dengan teman-teman demi-god nya yang lain. Kisah ini menghadirkan banyak tokoh dewa dan dewi Yunani, mulai dari Poseidon, Zeus, Hades, Apollo, Artemis, Achilles hingga makhluk-makhluk mitologi lainnya seperti satyr dan centaur.
Dibalut dengan petualangan yang menarik, pantas saja jika serial buku Percy Jackson and the Olympians mendapatkan banyak penghargaan—salah satunya Hampshire Book Awards, penghargaan prestigius untuk buku anak-anak.
Tidak hanya menghibur, serial buku Percy Jackson and the Olympians juga memberikan banyak sekali pesan bagi pembacanya. Yang paling utama, sang penulis juga membuka minat bagi anak-anak untuk mengenal mitologi Yunani melalui karyanya.
Hal tersebut merupakan sesuatu yang patut diacungi jempol, mengenal mitologi Yunani yang kisahnya sangat rumit. Rick Riordan berhasil membawakan kisah mitologi Yunani secara ringan, hingga diminati oleh banyak orang—tidak hanya anak-anak, bahkan remaja dan orang dewasa juga menikmati karya Rick Riordan.
Secara tidak sadar, greek mythology mengelilingi kehidupan kita. Nama-nama dari dewa dan dewi Yunani kerap kali digunakan, contohnya pada merk tas Hermes, sepatu Nike, dan tempat belanja online Amazon.
Dalam beberapa buku klasik, referensi mengenai mitologi Yunani juga kerap kali muncul, contohnya pada karya-karya William Shakespeare—Hamlet, Othello, dan Macbeth. Bahkan, alkitab juga pernah mereferensikan Zeus, Hermes, dan Artemis dalam babak 14:12 dan 19:28.
Sandaran-sandaran moral di dalam kehidupan kita, seperti keramah-tamahan, kesetiaan, dan sumpah atau janji juga merupakan pembelajaran yang kita dapatkan dari kisah-kisah greek mythology.