Mohon tunggu...
Elizabeth Olivia
Elizabeth Olivia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

surabayaa

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Mahasiswa KKN UNTAG Surabaya Mendukung Upaya Penguraian Sampah Organik dengan Pembudidayaan Maggot BSF Ramah Lingkungan di Kampung Medokan Semampir

22 Desember 2024   22:33 Diperbarui: 22 Desember 2024   22:33 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sub Kelompok 6 NR 6 Pengalokasian Lahan Proker dari Bapak Rt.(Sabtu, 30/11/2024)

Surabaya, (14/12/2024) - Lima mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya yang beranggotakan (1)Gabriel Apriliyan Hutamasyah Prodi Teknik Informatika sebagai ketua kelompok, (2)Ananta Yanuar Setiawan Prodi Teknik Arsitek, (3)Ady Syamsul Arifin Prodi Teknik Industri, (4)Elizabeth Olivia Letek Goran Prodi Administrasi Negara, dan (5)Devita Permata Angel Prodi Psikologi yang tergabung dalam Sub Kelompok 6 melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Medokan Semampir RT 5 dengan program kerja unggulan berupa budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF). Program ini bertujuan untuk mendukung upaya penguraian sampah rumah tangga secara efektif dan berkelanjutan. Kegiatan ini dimulai dengan perencanaan awal berupa diskusi sub kelompok 6 untuk merumuskan ide dan strategi pelaksanaan. Dalam prosesnya, para mahasiswa berfokus pada pengurangan limbah organik yang menjadi permasalahan utama di kampung tersebut, yakni tingginya volume sampah rumah tangga yang sulit terurai. Dukungan penuh diberikan oleh Bapak Sukoco selaku Ketua RT 5, yang mengalokasikan lahan khusus untuk mendukung pelaksanaan program ini.

Sebagai langkah awal, Anggota SubKelompok 6 melakukan survei lokasi ke salah satu pembudidaya maggot BSF di Jalan Pandean, Sidoarjo. Kunjungan ini bertujuan
untuk mempelajari teknik budidaya, pemeliharaan, dan pengelolaan maggot secara langsung dari praktisi yang berpengalaman. Maggot BSF memiliki fase metamorfosis atau siklus hidup dimulai dari telur, bayi larva, larva dewasa, prepupa, pupa dan lalat dewasa. Setiap 1 siklus hidup lalat memakan waktu sekitar 40 hari. Pengetahuan yang diperoleh selama survei kemudian dijadikan acuan untuk merancang sistem budidaya yang efisien dan sesuai dengan kondisi yang terjadi di Kampung Medokan Semampir yang memiliki permasalahan yang cukup serius terkait pengelolaan limbah sampah dimana masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke perairan sungai, serta pemusnahan sampah dengan cara dibakar. Hasil survei menunjukkan bahwa budidaya maggot BSF memiliki potensi yang ramah lingkungan melalui pengelolaan limbah sampah bagi masyarakat setempat.

Sub Kelompok 6 NR 6 Membangun Fondasi Kandang Maggot. (Minggu, 08/12/2024)
Sub Kelompok 6 NR 6 Membangun Fondasi Kandang Maggot. (Minggu, 08/12/2024)

Kandang Maggot Media Liter Box
Kandang Maggot Media Liter Box

Sudah berjalan 6 pertemuan semenjak awal KKN dimulai. Dalam upaya menyelesaikan program kerja "Pembudidayaan Maggot BSF", terdapat tahapan dan proses yang memerlukan kerja sama, kekompakan, dan tentunya dana yang tidak sedikit. Pada tahapan awal, sub kelompok 6 membuat rancangan desain bangunan dan menghitung anggaran dana yang dibutuhkan dalam pembangunan kandang maggot.  Desain bangunan digambarkan berbentuk kubus dengan penutup berupa paranet di setiap sisinya dan bagian atas (atapnya) ditutup dengan paranet yang ditumpuk dengan asbes fiber yang tebal. Pada minggu-minggu berikutnya, bagian kerangka dan lapisan luar bangunan mulai dibuat dan mulai didirikan. Seluruh sisi bangunan dilapisi paranet dan kasa nyamuk agar dapat melindungi maggot dari terik dan hujan. Pembangunan kandang diperkirakan akan selesai dalam jangka waktu kurang lebih 8 pertemuan. Sampai saat ini, pembangunan kandang maggot masih berjalan dengan lancar dan dikerjakan teratur setiap hari sabtu dan minggu. Nantinya diharapkan masyarakat dikampung medokan semampir dapat terus mendukung dan memfasilitasi program budidaya maggot ini dengan menyediakan sumber daya dan pelatihan tambahan. Mahasiswa KKN Untag juga merekomendasikan agar program ini diintegrasikan ke dalam agenda pembangunan  desa jangka panjang, sehingga keberlanjutan program ini dapat terjamin. Dengan  demikian, kampung medokan semampir dapat terus berkembang menjadi kampung bersih dan hijau, melalui pengelolaan sampah yang inovatif dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun