Mohon tunggu...
Olivia Armasi
Olivia Armasi Mohon Tunggu... Mengurus Rumah Tangga -

Peduli politik itu peduli terhadap sesama..... Nulis itu sulit, merangkai kata itu susah.... Mantan pelajar yang sedang belajar membaca, belajar komentar & belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi, Ahok dan... adalah Wali-wali Nusantara Abad 21

25 Januari 2016   17:17 Diperbarui: 25 Januari 2016   17:22 1653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

… Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa .... atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita …. (Ebiet G. Ade)

Setelah lahirnya reformasi, Tuhan memberikan peringatan dengan bencana yang bertubi-tubi, agar kita sadar ada yang keliru dan perlu kita benahi bersama-sama untuk kembali kepada hakikat manusia sebagai kalifah yaitu menjaga bumi dari kerusakan.

Reformasi adalah solusi problem bernegara,…seharusnya. Sisi positif reformasi adalah perbaikan tatanan politik. Dari demokrasi semu dan represif otoriter menuju demokrasi yang lebih ideal. Perubahan kekuasaan sentralistik menjadi desentralisasi. Akan tetapi kurangnya antisipasi dampak buruk kebebasan, fakta dan realita negatif kebebasan yang kebablasan melahirkan zaman kegelapan. Maraknya korupsi, peredaran narkoba, terorisme, pornografi, sentimen kedaerahan, problem SARA, lahirnya faham-faham sesat yang aneh-aneh.   

Desentralisasi korupsi semakin menyulitkan pemberantasan serta pencegahannya. Penindakan OTT KPK tidak menyurutkan nyali para koruptor. Hanya sekedar menjadi bahan berita media dan gosip di warung kopi. “Ah sial aja dia ketangkep”. Penindakan Tipikor selalu dibarengi modus maling yang lebih canggih lagi.

Kepercayaan rakyat terhadap para pemimpin-pemimpinnyapun sampai pada titik yang sangat menghawatirkan. Tertanam di alam bawah sadar masyarakat bahwa kebanyakan pejabat, aparat dari level terendah hingga tertinggi pasti korup, malas dan tidak jujur.

Sistim seleksi demokrasi era reformasi memungkinkan siapapun berhak berkuasa. Disisi lain karena stigma negatif para pemimpin tersebut membuat masyarakat semakin apatis. Hasil pesta demokrasi yang demokratis yang kita rasakan hingga saat ini, masih terlalu banyak penjahat-penjahat yang menguasai panggung kekuasaan dibanding pemimpin-pemimpin yang baik. Pemimpin yang jujur justru terlihat seperti mahluk aneh dari dunia lain. “Ah dia itu munafik, pencitraan, setiap orang pasti ada harganya”.

Melihat negara yang diurus ala kadarnya membuat bangsa kita mulai dihinggapi rasa putus asa. Bangsa yang dijajah bangsanya sendiri. Kebebasan mengkritisi tidak merubah keadaan. Demonstrasi dianggap kegiatan yang menganggu lalu lintas.

Mungkin Tuhan kasihan melihat bangsa Indonesia. Kita patut bersyukur bahwa bangsa ini ternyata masih diberi harapan. Hadirnya para wali negeri yang baik dan dapat dipercaya.

Hadirnya Wali-wali Negeri Nusantara abad 21

Wali artinya yang bertanggungjawab. Wali Negeri yaitu Kepala Pemerintahan. Sedangkan Wali menurut agama Islam adalah seorang manusia tidak tercela penebar kebaikan, memberi manfaat bagi manusia lain dan mempunyai ciri utama, yaitu: TIDAK PUNYA RASA TAKUT DAN TIDAK PERNAH KHAWATIR.

Merujuk pada ciri utama Waliyullah tersebut logikanya kriteria itu bukan ditujukan untuk ulama, kyai atau ustad. Walaupun seorang wali bisa saja mempunyai keahlian mengajar agama. Ciri-ciri wali tersebut lebih tepat adalah untuk seorang manusia sebagai kalifah yang mempunyai kekuasaan. Tidak takut dan tidak khawatir adalah identik dengan perjuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun