Isu-isu yang memungkinkan menjadi bahan kampanye negatif dan akan digarap serius serta sistematis untuk menyerang petahana, antara lain:
- Isu Budaya
Ahok telah memangkas anggaran bernilai ratusan miliar untuk event-event seni budaya di Dinas Pariwisata. Selain itu terjadi perseteruan antara Ahok dengan tokoh-tokoh Bamus Betawi. Dua hal ini akan dimanfaatkan secara maksimal oleh duo AS dengan melempar isu, Gubernur Ahok tidak peduli Betawi.
- Isu Manajemen pengelolaan birokrasi
Kenyamanan yang selama ini dinikmati oleh pejabat dan PNS DKI yang feodal, harus dihormati, ditakuti, disegani bisa melakukan KKN sesuka hati, tiba-tiba berubah 180 derajat sejak Ahok berkuasa di Balai Kota. Ahok dianggap arogan karena sering mempermalukan PNS DKI yang lamban dan bermasalah tanpa tedeng aling-aling di muka umum. Sebagian PNS DKI melakukan perlawanan. Ada yang berani terbuka (disini), tapi kebanyakan melakukannya secara diam-diam.
Situasi tersebut juga akan dimanfaatkan menjadi salah satu isu kampanye negatif. Kepada para PNS di DKI, duo AS menjanjikan akan menjadi gubernur yang santun, humanis, dan baik hati.
- Isu Pro Cukong dan Taipan
Walaupun isu pro cukong dan taipan terutama reklamasi telah basi, bagi para pasukan “die hard” pendukung dan simpatisan duo AS, tetap saja menjadi salah satu isu dagangan yang seksi. Padahal jelas-jelas telah menjadi fakta persidangan, para oknum pengembang tersebut justru berkolusi dengan DPR dan Sanusi supaya Raperda reklamasi direvisi tanpa kontribusi agar bisa dikorupsi.
Kampanye hitam dan kampanye negatif tidak bisa dihindari. Cara-cara curang dan culas seperti terbitnya tabloid Obor Rakyat saat Pilpres, bisa saja terjadi. Dan hal tersebut harus diantisipasi. Bukan semata-mata untuk sekedar memenangkan kontestasi, tapi lebih dari itu terselenggaranya Pilgub DKI sebagai pesta demokrasi yang sehat dan mencegah terjadinya tragedi.
Seberapa besar kampanye negatif ini bisa mendegradasi elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat? Kita lihat saja hasilnya nanti tanggal 15 Februari. ^_^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H