Mohon tunggu...
Avrilanda Olive Firdaussy
Avrilanda Olive Firdaussy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang penuh semangat, dengan kepribadian ENFJ. Sebagai seorang ENFJ, saya memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, memiliki empati yang kuat, dan selalu berusaha untuk memberikan dampak positif di sekitar saya. Saya juga sangat menikmati hobi saya, yaitu menyanyi dan membaca. Musik adalah bagian yang berpengaruh dalam hidup saya, memberikan saya kebahagiaan dan cara untuk mengekspresikan diri. Selain itu, saya gemar membaca, khususnya yang berkaitan dengan bisnis, karena saya tertarik untuk memahami dunia bisnis yang dinamis. Konten favorit saya meliputi topik seputar bisnis dan musik, yang selalu menginspirasi saya untuk terus belajar dan mengeksplorasi hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Modal Nekat Buka Usaha di Tengah Pandemi 2020! Inilah Kisah Inspiratif untuk Calon Pengusaha

4 Januari 2025   22:13 Diperbarui: 4 Januari 2025   22:14 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto De Savvah Cafe (Sumber : Facebook/ Avrilanda Olive)

MENGENAL PASANGAN SUAMI ISTRI YANG SUKSES DI DUNIA KULINER :

Yoyok Sugiarto dan Yusmiawati atau yang akrab disapa Pak Yoyok dan Ibu Yusi merupakan pasangan suami istri asal Tulungagung yang berprofesi sebagai wirausahawan. Saat ini, mereka aktif menjalankan usaha di bidang kuliner berupa De Savvah Café.  Merintis usaha bersama, saat ini omset Pak Yoyok dan Ibu Yusi berkisar 50 hingga 100 juta rupiah per- bulannya di Tahun 2024.


Dalam meraih hal tersebut, tentunya ada perjalanan panjang yang harus pasangan ini lewati bersama. Mereka menghadapi berbagai tantangan, dari memulai usaha kecil-kecilan hingga mengembangkan Café De Savvah yang kini telah sukses. Tak hanya mengandalkan resep yang lezat, mereka juga memberikan perhatian besar pada kualitas pelayanan dan pengalaman pelanggan, sehingga bisnis mereka semakin berkembang dan mampu bersaing di pasar yang kompetitif.


Pak Yoyok lahir di Kota Probolinggo pada Mei 1974. Ia merupakan seorang pendatang di Tulungagung yang kemudian menikah dengan sang istri, Ibu Yusi yang berdomisili di desa Sendang, Tulungagung Keduanya menikah pada tahun 2002, namun saat itu mereka menghadapi kenyataan sulit: keduanya tidak memiliki pekerjaan tetap. Dalam keadaan seperti itu, pasangan ini pun mulai memutar otak untuk mencari cara bertahan hidup dan menghidupi keluarga mereka. Setelah berpikir matang, mereka memutuskan untuk mencoba peruntungan dengan berjualan sepatu sebagai reseller, menawarkan produk tersebut kepada teman-teman mereka.


Tak hanya itu, mereka juga tak ragu untuk mencoba peluang lain. Mereka sempat berjualan donat yang dijualkan kepada tetangga sekitar, mencoba berbagai cara untuk bertahan dan mengembangkan usaha. Sampai pada akhirnya, Pak Yoyok mendapat pekerjaan tetap dan usaha tersebut mereka hentikan.

KEMBALI MEMASUKI DUNIA KULINER :


Pada tahun 2012, pasangan suami istri ini mulai memasuki dunia kuliner dengan membuka booth yang berjualan siomay dan susu racik di depan perumahan rumah mereka. Usaha itu sukses mereka kembangkan, sampai pada akhirnya keduanya berhasil memiliki cabang 4 outlet di beberapa foodcourt Tulungagung serta membuka 1 café di daerah Plosokandang. Pada saat itu, café yang mereka miliki adalah ruko kontrakan yang lokasinya berdekatan dengan kampus.

Foto Outlet Pertama (Sumber : Facebook/ Yoyok Sugiarto) 
Foto Outlet Pertama (Sumber : Facebook/ Yoyok Sugiarto) 
Pak Yoyok dan Bu Yusi terbilang cukup sukses karena berhasil mengembangkan usahanya pada saat itu. Namun sayangnya, covid-19 menyerang dan banyaknya kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah menyebabkan konsumen mereka berkurang 90% di semua tempat. Akhirnya, keduanya terpaksa menutup outlet serta cafenya yang baru saja memperbarui kontrak selama satu tahun itu.

IDE BISNIS YANG UNIK :


Pada tahun 2020, saat pandemi covid-19 melanda dan merugikan sejumlah pengusaha UMKM tertutama di bidang Kuliner, pasangan suami istri ini justru terpikir untuk membeli lahan tanah walaupun dengan keadaan Tabungan yang sedikit. Kemudian, mereka bertemu dengan orang yang menjual tanahnya dengan menyesuaikan budget keduanya. “Waktu itu setelah pulang dari Sendang, kan pasti lewat jalan ini (Lokasi De Savvah). Kita berdua nggak sengaja berhenti dan berandai-andai punya tanah disini karena hawanaya sejuk dan viewnya asri. Ternyata, tanahnya dijual. Kita memang bilang untuk mau beli, tapi ternyata budgetnya tidak cukup. Tapi orangnya yang jual itu baik, katanya, ‘Nggak apa-apa, sisanya dibayar tahun depan saja’, di situ kita benar-benar nggak nyangka dipertemukan sama orang baik,” ungkap Bu Yusi.


Setelah tanahnya berhasil untuk dibeli, pada awalnya mereka berpikir untuk membuat toko daripada café. Namun setelah banyaknya pertimbangan, akhirnya café menjadi pilihan akhir. Biaya operasional café, berasal dari pemindahan alat-alat dari aset 4 outlet yang terpaksa ditutup karena dampak pandemi covid-19. Sedangkan, untuk bangunan café keduanya bernegosiasi dengan kontraktor yang mereka kenal baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun