Di tengah meningkatnya perhatian terhadap isu lingkungan, SDN Simogirang 1 mengimplementasikan projek inovatif “SAMPAHMU CUANKU”. Projek ini merupakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan yang mentrasformasi sampah menjadi karya kreatif yang berdaya guna. Projek “Sampahmu Cuanku” tidak hanya mendidik siswa tentang pentingnya pengelolaan sampah, atau memberikan manfaat ekonomi yang nyata, tetapi sebagai wujud meningkatkan literasi lingkungan kepada siswa SD yang cenderung kurang maksimal.
NAAEE (North American Association for Environmental Education) mendefinisikan literasi lingkungan sebagai kemampuan untuk memahami interaksi antara manusia dan lingkungan alam, serta memiliki motivasi untuk mengambil tindakan yang bertanggung jawab untuk melindungi lingkungan. Sedangkan menurut Nasution (2016) menekankan bahwa seseorang yang memiliki literasi lingkungan tahu apa yang harus dilakukan untuk lingkungan dan tahu bagaimana cara melakukannya. Pernyataan Nasution sejalan dengan pendapat Aprizal dalam buku Komunikasi Lingkungan bahwa literasi lingkungan merupakan kemampuan penting bagi individu dan masyarakat untuk memahami, menafsirkan dan menggunakan informasi lingkungan untuk mendukung pengambilan keputusan yang berkelanjutan.
Pendidikan literasi lingkungan seharusnya dimulai sejak dini, terutama di tingkat sekolah dasar. Anak-anak adalah generasi penerus yang memiliki potensi besar untuk mengadopsi nilai-nilai positif dan menerapkan pola hidup berkelanjutan. Melalui program literasi lingkungan, siswa dapat diajarkan untuk memahami hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan, pentingnya menjaga ekosistem, serta cara mengelola sumber daya dengan bijak. Pendidikan lingkungan yang efektif diharapkan dapat membangun generasi yang tidak hanya peduli terhadap lingkungan, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan di masyarakat.
Urgensi Literasi Lingkungan di Sekolah
- Pembelajaran pada masa ini penuh dengan kontribusi terhadap lingkungan, namun kenyataannya kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar masih rendah.
- Sikap kurang peka terhadap lingkungan ditunjukkan dengan perilaku dan kebiasaan siswa yang belum memikirkan pendidikan lingkungan contohnya membuang sampah sembarangan kebantaran sungai, merusak lingkungan dan tanaman, menghambur-hamburkan air bersih, saluran air sekolah penuh sampah, toilet siswa kotor serta bau menyengat.
- Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga dan merawat lingkungan.
- Melakukan pembiasaan yang berhubungan dengan lingkungan
- Membuat program sekolah yang berhubungan dengan lingkungan sekitar.
- Memanfaatkan lingkungan sebagai media literasi
Ide di Balik Projek “SAMPAHMU CUANKU”
Projek ini tercipta dari keprihatinan terhadap rendahnya literasi lingkungan di kalangan siswa sekolah dasar. Melalui “SAMPAHMU CUANKU,” sekolah mengedukasi siswa untuk memilah sampah khususnya sampah anorganik, serta memanfaatkan sampah daur ulang menjadi karya yang bernilai ekonomis,kreatif dan berdaya guna seperti kerajinan tangan.
Cara Implementasi Projek
Projek “Sampahmu Cuanku” ini dilaksanakan selama satu semester. Langkah pertama adalah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok ada kelompok kecil, kelompok besar dan projek individu. Kelompok kecil terdiri dari 3 siswa dengan membuat karya terapan (benda fungsi) dari bahan sampah kertas, sedotan, kaleng, botol plastik, kardus, dan limbah kain perca. Untuk kelompok besar akan membuat ecobrick berupa meja, kursi dan rak. Sedangkan projek individu, siswa membuat gambar dari bahan kresek dengan teknik serut dan membuat gantungan kunci dari tutup botol plastik. Langkah kedua, siswa menumpulkan sampah-sampah organic yang dibutuhkan sesuai pembagian masing-masing. Langkah ketiga, membersihkan sampah yang hendak digunakan berkreasi. Langkah keempat proses pembuatan karya. Untuk projek kelompok kecil, siswa melakukan kerja kelompok di rumah. Untuk projek kelompok besar, siswa membuat ecobrick bersama-sama di sekolah. Untuk projek individu, siswa mengerjakan di sekolah selama 2 kali pertemuan. Langkah kelima pengemasan, pada tahap ini siswa melakukan pengemasan untuk karya gantungan kunci. Semua hasil karya siswa, dipamerkan dan dijual saat panen karya P5. Agar produk laku, siswa melakukan promosi pada pengunjung-pengunjung yang hadir dalam pagelaran panen karya. Hasil penjualan karya dimasukkan ke kas kelas yang dikelola siswa dan wali murid. Siswa merasa termotivasi karena secara langsung merasakan manfaat finansial dari kegiatan ini.