*sebelumnya saya minta maaf apabila selama membaca tulisan saya ini ada hal-hal yang kurang berkenan, terlebih untuk keluarga atau kerabat dari Alm. Adesagi* Lama tak menuliskannya. Tapi bukan berarti saya melupakannya. Bagaimana bisa lupa kalau sepanjang lebih dari 1 semester saya berkutat dengan dunia homoseksual
Pada saat berhubungan sex biasanya bila menggunakan poppers pada beberapa orang akan terganggu ereksinya sehinggga tidak maksimal seperti pada saat tidak menggunakan poppers. Pada saat seperti inilah bila orang yang dalam keadaan horny berat akan cenderung untuk menjadi bottom agar tersalurkan nafsunya. Pada kasus seperti ini bottom yang menggunakan poppers, sphingters didaerah anus akan menjadai relaks maka walaupun baru pertama kali menjadi bottom akan menjadi nyaman dan tidak terlalu nyeri. Permasalahan timbul karena pada saat bersamaan terjadi pelebaran pembuluh darah didaerah sekitar anus dan rektum sehingga akan mudah terjadi perdarahan dan tertularnya penyakit menular seksual dan HIV AIDS. Selama berhubungan sex, para pengguna poppers akan terjadi perubahan yang terjadi di dalam tubuh. Tekanan darah akan menurun, nadi meningkat dan terjadi peningkatan sirkulasi darah dalam tubuh. Hal ini akan meningkatkan resiko seseorang untuk terserang penyakit jantung. Adalah tindakan yang sangat berbahaya mencampur penggunakan poppers dengan alkohol dan viagra karena resiko untuk serangan jantung akan lebih tinggi. Jangan pernah sekali kali mencampurkan viagra dengan poppers , akibatnya bisa meninggal. Pada saat menggunakan poppers akan mengganggu kesadaran dan penilaian kita terhadap resiko tertular penyakit menular seksual, kita menjadi tidak terlalu sadar tentang sudah atau belum menggunakan kondom saat berhubungan sex. Pemakaian poppers , alkohol atau ekstasi akan memberikan efek hubungan seksual yang lebih lama sehingga resiko tertular penyakit menular seksual dan HIV AIDS meningkat.
Jadi ternyata, Poppers ini menjadi sangat familiar dikalangan para gay. Ah, kenapa harus Poppers dan Inex? dicampur Alkohol lagi???!! Pasti mematikan. Ini sekedar contoh saja. Kebetulan yang saya angkat adalah berita yang baru saja terjadi di awal tahun ini. Tapi kemudian saya jadi inget. Obrolan saya dengan seorang teman. Yang menanyakan soal film porno. Langsung saja saya narsis, nyodorin link postingan soal #Tulkiyem dan Film Porno. Bagaimanapun mereka ingin menjadi orang yang menyenangkan pasangannya. Ingin memuaskan pasangannya. Ingin tampil prima dan jantan untuk pasangannya sebaliknya ingin tampil seseksi mungkin demi pasangannya. Sampai rela minum ini dan itu , konon jamu ini dan itu bisa menguatkan. Bisa memperlama. Atau terapi ini dan itu. Karena konon terapi ini dan itu bisa memperpanjang, memperbesar. Atau ke salon ini dan itu untuk memper”keset”, membuatnya seperti perawan lagi, menjadikannya wangi, licin dan….ah, macam-macam. Karena sebenernya yang dibutuhkan itu bukan gimana variasi gayamu, atau seberapa hebat kamu di ranjang *atau kamar mandi #eh* tapi bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan pasangan kita. Apalagi cowok nih, harus pinter-pinter bagaimana memperlakukan cewek like a queen even di ranjang. ya kan? Jadi, sebenernya mau nulis apa ya? kok malah bingung sendiri..hahaha Ah, ya intinya sih tak perlu lah obat macam-macam. Kalo toh dirasakan mengalami gangguan, sedianya hubungi dokter atau konselor seks terdekat. Ya? *tulisan ini juga saya posting di blog pribadi saya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H