Mohon tunggu...
Olip
Olip Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I am still learning. - Michelangelo

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Stunting yang Merugikan Pertumbuhan Anak

17 Agustus 2023   22:06 Diperbarui: 17 Agustus 2023   22:29 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apa itu stunting? Menurut WHO (World Health Organization) stunting adalah gangguan pertumbuhan akibat infeksi berulang dan kekurangan gizi kronis. Kondisi ini ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak berada dibawah standar. Secara medis, stunting terjadi ketika tinggi badan anak berada dibawah kurva pertumbuhan yang seharusnya.

Kesadaran masyarakat masih belum tinggi terhadap stunting, bahkan sebagian besar masyarakat belum memahami istilah yang disebut stunting. Akibatnya, kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor genetik dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.

Lalu, apa sih yang menyebabkan stunting? Stunting biasanya terjadi pada masa kanak-kanak, terutama pada dua tahun pertama kehidupan. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stunting antara lain yaitu, ibu hamil yang kekurangan asupan gizi, pola makan yang tidak seimbang, gizi anak yang tidak terpenuhi, pola asuh orang tua yang kurang efektif, perawatan yang tidak memadai usai melahirkan, sanitasi yang kurang baik, kehamilan yang tidak sehat, kurangnya akses ke layanan kesehatan, dan infeksi berulang karena imunitas anak lemah.

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir potensi stunting pada anak, yaitu dengan memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga berusia 6 bulan, memantau perkembangan anak dan membawa ke posyandu secara berkala, mengkonsumsi secara rutin Tablet tambah Darah (TTD), memberikan MPASI yang begizi dan kaya protein hewani untuk bayi yang berusia diatas 6 bulan.

Dengan melakukan berbagai cara mencegah stunting pada anak diatas, diharapkan mampu meminimalisir potensi stunting pada anak-anak di Indonesia.

Referensi :

Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI. 2018. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Buletin Jendela. ISSN 2088 - 270 X.

World Health Organization (WHO). www.who.int.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses pada 2023. Perawakan Pendek pada Anak dan Remaja di Indonesia.

Journal of Maternal and Child Health. Diakses pada 2023. Risk Factors of Stunting in Children Aged 1-5 Years at Wire Primary Health Care, Tuban Regency, East Java.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2023. Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun