Mohon tunggu...
Olin Olin
Olin Olin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tidak ada

Hobi Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita sang Penari Angin

24 Juli 2024   22:59 Diperbarui: 24 Juli 2024   23:02 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi pegunungan hijau, tinggallah seorang gadis bernama Laras. Sejak kecil, Laras memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap tari. Ia selalu menari dengan penuh semangat, mengikuti alunan musik apa pun yang ia dengar.

Suatu hari, Laras bertemu dengan seorang nenek tua yang sedang duduk di tepi sawah. Nenek itu melihat Laras menari dengan penuh gairah dan berkata, "Anak muda, tarianmu begitu indah. Tapi, kau masih belum memahami arti dari tarian itu."

Laras terdiam sejenak, merenungkan kata-kata nenek itu. Ia bertanya, "Lalu, apa arti dari tarian itu, Nek?"

Nenek tersenyum dan berkata, "Tarian adalah tentang angin. Angin yang bebas, yang selalu bergerak, yang tidak pernah terikat oleh apa pun. Tarianmu harus seperti angin, Nak. Luwes, bebas, dan penuh dengan ekspresi."

Laras mendengarkan dengan seksama nasihat nenek itu. Sejak saat itu, ia mulai berlatih tari dengan lebih giat lagi. Ia mencoba memahami setiap gerakannya, dan membayangkan dirinya sebagai angin yang bebas menari di angkasa.

Beberapa tahun kemudian, Laras menjadi penari yang terkenal di seluruh desa. Tariannya begitu indah dan penuh dengan makna, sehingga semua orang yang melihatnya merasa terharu dan kagum.

Suatu hari, diadakanlah sebuah festival tari di kota besar. Laras diundang untuk mengikuti festival tersebut. Ia merasa senang dan gugup sekaligus. Ia ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa ia adalah penari yang terbaik.

Ketika Laras menari di atas panggung, ia merasa seolah-olah dirinya telah menjadi angin yang bebas. Ia menari dengan penuh semangat dan ekspresi, tanpa rasa takut dan keraguan. Penonton terpesona dengan tariannya, dan mereka memberikan tepuk tangan yang meriah.

Laras memenangkan festival tari tersebut. Ia merasa sangat bahagia dan bangga. Ia telah berhasil mewujudkan mimpinya untuk menjadi penari yang terkenal.

Namun, Laras tidak pernah melupakan nasihat nenek tua itu. Ia selalu ingat bahwa tariannya adalah tentang angin, dan ia harus selalu menari dengan bebas dan penuh dengan ekspresi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun