Pada tahun 2023 Universitas Airlangga kembali mengadakan program Kampung Emas untuk kedua kali. Tahun ini Universitas Airlangga mengambil tema kegiatan Kampung Emas yang ke-2 adalah : Intervensi Hulu dalam Percepatan Penurunan Stunting. Kegiatan ini bekerja sama antara Universitas Airlangga dengan Konsorsium Perguruan Tinggi Stunting Jawa Timur dan juga pemerintahan kota Surabaya.Kegiatan Kampung Emas 2.0 merupakan kegiatan belajar mahasiswa di luar kampus guna memperdayakan masyarakat menuju kawasan mandiri dalam upaya percepatan penurunan pravelensi stunting ditingkat kelurahan. Kegiatan Kampung Emas 2.0 ini diikuti oleh 459 mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan yang ada di Universitas Airlangga dan akan diterjunkan di 153 kelurahan kota Surabaya, termasuk kelurahan Wonorejo. Kegiatan ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan, dimulai tanggal 5 Oktober 2023 hingga 10 Desember 2023 dengan waktu pelaksanaan tentative. Program Kampung Emas ini nantinya dapat dikonversi sebagai penyetaraan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kampus Universitas Airlangga.
Kelurahan Wonorejo merupakan salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Rungkut, kota Surabaya. Dalam kelurahan ini terbagi atas 10 RW dan 50 RT dengan 19.083 jiwa di dalamnya. Perlu kita ketahui bahwa kelurahan Wonorejo ini letak berdekatan dengan pesisir dibukti dengan adanya kebun raya mangrove. Dalam hal penanganan kesehatan, kelurahan Wonorejo ini berada di naungan Puskesmas Medokan Ayu bersama dengan kelurahan Penjaringan Sari dan Medokan Ayu. Jumlah penderita stunting di kelurahan Wonorejo mungkin tidak sebanyak dengan kelurahan lainnya. Sebab memang angka stunting di kelurahan ini sudah menuju angka 0. Namun terdapat masalah pada ibu hamil dan calon pengantin yang teridentifikasi mengalami KEK, Anemia, dan Obesitas. Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan bahwa kurangnya pemahaman atas pemenuhan gizi yang cukup dalam kehidupan sehari-hari warga kelurahan Wonorejo. Dengan begitu kelurahan Wonorejo perlu binaan akan hal itu, yang mana hal tersebut adalah tugas kami sebagai peserta Kampung Emas 2.0. Pada kelurahan Wonorejo kali ini di bina oleh kelompok 95 yang beranggotakan 3 mahasiswa di antaranya Adikarsa Pratama (FPsi 20), Prima Amanda Khairunnisa (FKM 21), dan Aprilia Kholifatul Nisya (FIB 21), tentu kelompok 95 ini mempunyai dosen pembimbing lapangan (DPL) dalam pelaksanaan kegiatan ini yakni Ibu Nuzul Qur’aniati S.Kep.,Ns., M.Ng., Ph.D.
Kegiatan Kampung Emas tahun 2023 ini berfokus pada kegiatan upaya pencegahan stunting sasaran hulu, yaitu remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu laktasi. Kampung Emas 2.0 memiliki 3 program unggulan untuk mewujudkan outputnya, antara lain LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah) program ini memiliki tujuan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan kesehatan pranikah dan menurunkan prevalensi anemia, BBLR, komplikasi kehamilan dan neo-natal stunting. Maka dari itu pada program ini kami melakukan pendampingan MMN pada calon pengantin dan ibu hamil, memberikan edukasi ibu hamil dan calon pengantin untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, memberikan suplemen MMN dan mendorong kepatuhan minum. Program kedua yakni SBCC-BESTIEZ (Social Behaviour Change Communication : Bunda Teredukasi Sehat, Hebat, Peduli Gizi) program ini bertujuan mengubah perilaku ibu hamil dalam manajemen kesehatan mental dan pratik makan sehari-harinya. Program ini juga bertujuan untuk menguatkan peran PKK dan TPK sebagai edukator dan konselor kesehatan. Program ketiga ialah FORMULA PANGAN BERIMAN (Formulasi Pangan lokal Seimbang, Beragam, berbasis hewani) program ini bertujuan untuk mengembangkan formula makanan yang mengandung hewani guna meningkatkan asupan protein bagi calon pengantin, ibu hamil, dan remaja putri untuk mendukung program DAHSAT (Dapur Sehat). Pada program ini kami mengenalkan suatu produk hasil mengembangkan formula makanan yang mengandung pangan hewani dan kami mendokumentasikan praktiknya untuk pembelajaran proses pengolahan dalam bentuk media (video).
Dalam mewujudkan 3 program unggulan Kampung Emas 2.0, ada beberapa rangkaian kegiatan yang perlu di lalui yakni pertama kami kelompok 95 kelurahan Wonorejo melakukan analisis situasi perihal pemakaian KB pasca persalinan, pengetahuan gizi, kosumen suplemen gizi, pola asuh anak, dan kesehatan mental pada calon pengantin dan ibu hamil kelurahan Wonorejo. Kelompok 95 kelurahan Wonorejo juga melakukan survei pasar guna mengidentifikasi bahan pangan hewani apa yang cocok sebagai bahan utama formula makanan yang akan dikembangkan nantinya, dan melakukan pengembangan media edukasi yang melahirkan 2 poster mengenai KEK dan Anemia serta 1 video praktik formula pangan. Selain mengedukasi sasaran, kami juga melakukan pendampingan yang bisa di saksikan dalam pelaksanaan PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak). Dengan begitu dari terlaksananya kegiatan program Kampung Emas 2.0 ini dapat mengantarkan kota Surabaya terkhusus kelurahan Wonorejo pada angka 0 prevalensi stunting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H