Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Willy: Wanita Pemenggal Kepala NICA

30 September 2011   11:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:28 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Gambar kekuningan dimakan usia yang difotokopi dari majalah/koran tanpa nama bertanggal Oktober 1950 itu membuat saya terpaku di depan papan mading salah satu ruang pamer Museum Brawijaya, Malang. Di bawah gambar wanita berparas manis, putih, masih muda diberi keterangan “Willy anggota Laswi yang dilatih perwira PETA berjuang di …… Bandung Selatan.” Sebuah judul dalam huruf kapital tebal WILLY ANGGOTA LASWI PEMENGGAL KEPALA NICA tercantum di bawahnya. Tak ada tambahan keterangan lainnya yang bisa membantu saya untuk mengenal lebih jauh Willy siapakah gerangan wanita ini? Dengan apa dan berapa kepala NICA (=Netherlands-Indies Civil Administration) yang dipenggalnya?

Ada yang bisa memberikan sedikit informasi siapa wanita ini?

[caption id="attachment_138445" align="aligncenter" width="367" caption="Potongan kliping di mading museum Brawijaya,Malang"][/caption]

Sayang bahwa dokumentasi peristiwa bersejarah yang penting untuk generasi selanjutnya tidak dilengkapi dengan data yang detail. Seperti kesan yang disampaikan oleh LetJend Ahmad Yani yang terpampang di pintu masuk ruang pamer Museum Brawijaya bahwa : Kekurangan yang terdapat dalam revolusi phisik kita adalah dokumentasi yang faktueel untuk anak cucu kita dikemudian hari. Karena itu saya anjurkan mulai sekarang mumpung pelaku-pelakunya masih hidup untuk in beeld brengen (melukiskan) moment-moment yang bersejarah itu.

[caption id="attachment_138446" align="aligncenter" width="300" caption="Kesan-kesan Pangad Letnan Jendral A.Yani di Surabaya"][/caption]

Lalu apa yang dilakukan oleh kurator dan konservator di museum kalau begitu? [oli3ve]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun