Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melayani dengan Hati

23 Mei 2011   03:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:20 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_111301" align="alignleft" width="300" caption="Pak Wito melayani setiap pelanggannya dengan senyum"][/caption] Jika diperhatikan dengan seksama, tak ada perbedaan mencolok daribeberapa wedangan yang berjejer di sepanjang Jl Yos Sudarso, Solo. Bagian depan ditutupi dengan tirai dari vinyl yang bertuliskan nama wedangan tersebut. Wedangan adalah kedai kaki lima yang menjual aneka minuman dan jajanan kampung berupa gorengan, aneka sate, nasi kucing, roti kampung dan krupuk. Karena itu tempat ini juga dikenal dengan sebutan HIK (Hidangan Istimewa Kampung).

Dalam suatu kesempatan liburan ke Solo pertengahan April 2011 lalu, salah satu agenda wajib adalah wisata kuliner termasuk menikmati teh dan kopi panas di pagi hari.Hal ini juga dikarenakan teman saya tak bisa lepas dari ritual  wajib secangkir kopi tubruk di pagi hari sebelum beraktifitas. Karena kami menginap di daerah Kauman, maka pilihan untuk sarapan tidak jauh-jauh dari Yos Sudarso dan sekitarnya. Wedangan Pak Wito dikelola oleh Pak Wito dan istrinya, dari kunjungan pertama yang sukses dan sangat berkesan alhasil selama tinggal di Solo kami menjadi pelanggan setia Pak Wito. Orang yang datang ke kedainya berasal dari beragam profesi ada mahasiswa, orang kantoran, pegawai pemerintahan, turis seperti kami juga masyarakat sekitar yang menjadi langgangan tetap.

Dari hasil pandangan mata dan survey kecil-kecilan dalam setiap kunjungan, kami dapat menyimpulkan ramainya wedanganPak Wito tak lepas dari keunggulan pelayanan. Dalam melayani pelanggan Pak Wito dan istri menerapkan prinsip 5S : Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun. Melayani orang dengan beragam karakteristik sambil tersenyum itu tidak gampang. Kita terbiasa melempar senyum ketika bertemu dengan orang yang sudah kita kenal, lalu saat bertemu dengan orang asing menampakkan muka lurus tanpa ekspresi.

[caption id="attachment_111303" align="aligncenter" width="550" caption="Antri di wedangan Pak Wito"][/caption] Setiap pelanggan baik yang baru atau yang sudah biasa bertandang, disapa dengan senyum dilayani dengan sopan dan santun dipersilahkan duduk memesan minum serta menikmati makanan yang ada. "Pagi mbaaaak, monggo-monggo,"sapa Pak Wito dengan senyum tersungging mempersilahkan kami untuk duduk.  Kedai yang hanya diisi dengan 2 bangku panjang di depan belakang meja sudah penuh membuat kami mengambil inisiatif menggelar tikar di emper ruko sebelah yang belum buka. Ketika datang seorang bapak yang sudah berusia lanjut, dengan sigap pak Wito mengambilkan 2 (dua) bungkus nasi kucing dan membuatkan minum sebelum si bapak memesan "Biasa toh pak!".  Wah, relasi dengan pelanggannya berjalan dengan baik sampai hapal makanan dan minuman yang disukai oleh pelanggan. Agar pelanggan tidak ketinggalan berita sebelum berangkat bekerja, disediakan pula koran pagi yang dibaca secara bergantian. Di sela-sela menikmati pisang rebus datang seorang bapak membawa sekantung kerupuk langsung menggantungkan di paku yang tertancap di tiang. Ternyata jajanan yang dijual tidak hanya buatan sendiri tapi juga membuka peluang buat warga lainnya dengan menggunakan sistem konsinyasi. Ketika tiba saatnya untuk pamit dan antri untuk membayar, saya kaget karena total yang saya bayar sangat murah hanya Rp 1,600 sudah menikmati pagi yang luar biasa. Dilayani dengan senyum, disapa dengan akrab, mendapatkan salam perpisahan yang tak biasanya dengan pesan untuk berhati-hati di perjalanan berikut kenangan akan kehangatan, keramahan dan sopan santun pak Wito bersama istri di kedainya yang sederhana. Segala sesuatu ketika dimulai dengan niat yang tulus dari lubuk hati pastilah akan memberi dampak besar kepada orang-orang yang kita temui sehari-hari.  Pelayanan yang tulus membuat setiap pelanggan memiliki rasa nyaman untuk terus kembali dan berbelanja. Nanti kalau berkunjug ke Solo lagi, kami pasti akan menyambangi wedangan Pak Wito. [oli3ve]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun