Di tengah derasnya serbuan sinetron yang tak habis-habis epiodenya karena endingnya selalu ditunda, sebuah harapan baru muncul bagi dunia siaran televisi Indonesia. Masyarakat yang sudah bosan dengan sajian sinteron, gosip, berita kekerasan, komedi garing dan reality show yang dibuat-buat; kembali bersemangat dengan hadirnya Kompas TV. Bertempat di Plenary Hall, Balai Sidang Jakarta (JCC) Jumat malam (9/9) KompasGramedia Group menggelar konser Simfoni Semesta Raya yang menandai Grand Launching Kompas TV. Gelaran spektakuler yang menyajikan program-program unggulan Kompas TV seperti Kampung Anak, Discography, Fanatik, Stand Up Comedy Indonesia dalam bentuk pementasan di atas panggung pertunjukan diiringi musik orkestra dan disorot dengan permainan tata cahaya nan megah dari berbagai sudut panggung. Acara dibuka dengan ungkapan syukur "Bagimu Negeri" karya Kusbini lewat permainan biola Clarissa Tamara berkolaborasi dengan paduan suara anak dalam balutan busana putih-putih berpadu dalam sorotan lampu merah.
[caption id="attachment_134093" align="aligncenter" width="448" caption="permainan anak dengan latar panggung perkampungan adat Toraja (dok. pribadi)"][/caption]
Panggung kemudian berubah dengan tampilan alam Indonesia nan cantik bersamaan dengan munculnya sekelompok anak Laskar Pelangi mewakili generasi kanak-kanak Indonesia yang asik dengan dunia bermainnya. Membawakan medley Yo Prokonco, Cik Cik Periok dan Sipatokaan mereka dengan riang gembira memainkan permainan anak kampung yang sudah asing di masa sekarang. Berlari ke sana kemari, melompat, tertawa riang di bawah siraman cahaya rembulan di bumi Lakipadada yang divisualisasikan lewat setting panggung dengan latar perkampungan adat Toraja. Tata cahaya di atas panggung terus berganti disesuaikan dengan tema penampilan para pendukung acara. Menurut Bombom salah seorang kru Kompas TV yang memegang brand integration, permainan cahayanya disebut lightdream works dengan pixar LED flying. Beberapa monitor dipasang berkeliling sesekali bergerak naik turun dan terpisah tidak sekedar menembakkan cahaya ke panggung tapi juga memendarkan beraneka corak khas beberapa daerah di Indonesia yang membuahkan decak kagum para undangan. Alhasil penampilan artis pendukung seperti Afgan, Judika, Tangga, Bayu Risa, Ungu, Nidji, ST12, Sandhy Sondoro, Marcell, Rossa, Andien, Monita, Kotak, Lala Karmela, Jogja Hip Hop Foundation, Trio Tenor yang diiringi denting piano Andi Rianto dan Erwin Gutawa Orchestra pun tampak semarak dan megah. Bahkan saat kolaborasi Andien dan Jubing tata panggung menampilkan kemegahan pilar-pilar dengan nuansa romawi.
[caption id="attachment_134106" align="aligncenter" width="448" caption="tarian etnik mewakili salah satu keragaman tarian Indonesia (dok.priabadi)"][/caption] [caption id="attachment_134095" align="aligncenter" width="448" caption="pagelaran tarian daerah dengan permainan lampu yang menampilkan corak² khas Indonesia (dok. pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_134099" align="aligncenter" width="448" caption="tata cahaya saat penampilan Rossa (dok. pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_134102" align="aligncenter" width="448" caption="LED flying saat penampilan Kotak (dok. pribadi)"][/caption]
Mengutip ucapan Presiden Komisaris Kompas Gramedia Group, Jakob Oetama lewat layar lebar di atas panggung mengatakan,"Indonesia kaya akan keragaman budaya, namun diperlukan kerja keras untuk mengelolanya menjadi sesuatu yang bermanfaat, memperkaya dan dikenal oleh masyarakatnya. Untuk itulah Kompas TV hadir untuk meng-Inspirasi Indonesia." Di segmen lain Pandji Pragiwaksono host program Stand Up Comedy Indonesia mengatakan,"yang kita inginkan bukan Indonesia menyatu tetapi BERSATU, sehingga kita bisa menerima setiap perbedaan dari keragaman yang ada." Dan ketika "Rasa Sayang-sayange" yang aransemennya dikerjakan oleh Addie MS diperdengarkan, harapan untuk melihat bukti nyata dari siaran yang tidak sekedar menghibur tapi memberikan inspirasi bagi Indonesia pun bertumbuh dalam dada.
Selamat datang Kompas TV, Inspirasi Indonesia yang akan membawa pemirsanya menyelami apa yang dikatakan oleh Nadine Chandrawinata surga alam dunia ada di Indonesia, melalui program-program andalan yang memberi warna baru dan pelangi bagi dunia pertelevisian Indonesia yang dipenuhi sinetron dan gosip. [oli3ve]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H