Hari sudah beranjak siang ketika kami sampai di bagian jantung Leh Guan Lye Hospital, Penang. Dari balik pintu salah satu ruangnya, seorang perempuan berpakaian biru pupus melongokkan kepala. Ia membuka daun pintu lebar-lebar sembari tersenyum mempersilakan kami masuk. Tak lupa ia mengingatkan untuk melepas dan meninggalkan sepatu di dalam kotak bercat biru dengan garis batas berwarna merah yang ditandai di lantai. Batas pengunjung ruangan boleh mengenakan alas kaki.
Sr Cin Tya, tulisan yang terbaca pada papan nama yang tersemat di dada perempuan itu. Dengan bersemangat ia menjelaskan beberapa prosedur perawatan yang berhubungan dengan penyakit jantung. Juga menunjukkan jenis ring yang dipasang pada pasien yang mengalami penyumbatan pembuluh darah dan mengizinkan kami melihat seorang pasien jantung yang sedang menjalani perawatan dengan mesin dari balik kaca ruang pantau perawat.
Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang berakreditasi internasional dan dukungan dokter ahli yang berpengalaman dengan 70% tingkat keberhasilan membuat banyak pejalan memilih Penang sebagai destinasi wisata medis.Â
Menurut YB Yeoh Soon Hin, The Penang State Councilor for Tourism Development, Heritage, Culture, and Arts; bila dilihat dari biaya berobat, Penang juga masih lebih murah jika dibandingkan dengan Kuala Lumpur dan Singapura. Hal ini disampaikan YB Yeoh Soon Hin di depan perwakilan media, maskapai penerbangan, dan agen perjalanan Indonesia pada pembukaan Familiarization Medical Trip 2018 yang diadakan oleh Penang Centre of Medical Tourism (PMED) di Georgetown, Senin (5/12/2018) lalu.
Pada kesempatan terpisah ketika menerima kunjungan peserta FamTrip, Joan Lim-Choong, CEO Mount Miriam Cancer Hospital mengatakan kepercayaan diri adalah kunci untuk sembuh. Jika pasien sudah kehilangan harapan, rumah sakit pun akan susah untuk memberikan bantuan. Karena itu hal utama yang perlu ditawarkan kepada pasien (dan keluarga) saat datang berobat adalah rasa nyaman dan melakukan pendekatatan untuk membangkitkan kepercayaan diri pasien.Â
Setelahnya barulah dijelaskan langkah-langkah perawatan yang akan diberikan oleh dokter. Jadi, bukan menyodorkan angka-angka yang harus dikeluarkan pasien dan keluarganya. Ini berarti tarif berobat akan menjadi pertimbangan kedua pasien memilih dokter dan rumah sakit untuk berobat setelah mendapatkan kepercayaan atas pelayanan yang akan diterimanya dalam kurun waktu tertentu.
Berkat keunggulan layanan dan fasilitas kesehatan di 3 (tiga) kota tujuan wisata medisnya: Kuala Lumpur, Penang, dan Malaka; Malaysia selama 3 (tiga) tahun berturut -- turut dari 2016 hingga 2018 mendapatkan penghargaan Health and Medical Tourism Destination of the Year dari The International Medical Travel Journal.Â
Kementerian Kesehatan Malaysia mencatat untuk setiap RM1 yang dikeluarkan pejalan medis di rumah sakit, akan diikuti dengan berbelanja kebutuhan lain di luar rumah sakit sebesar RM3. Artinya setiap pejalan medis memberikan kontribusi pada roda perekonomian lokal sebesar RM3. Misalkan jika dalam sekali penerbangan Jakarta ke Penang membawa 200 penumpang dan 50%-nya saja datang untuk berobat maka kontribusi yang masuk untuk perekonomian Malaysia dari pejalan Indonesia sebesar RM 1500.
Di Penang sendiri, sejak 2015 ada PMED yang bertanggung jawab membantu pemerintah memasarkan program-program wisata medis yang ditawarkan Penang kepada pejalan dari seluruh dunia.