Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sepotong Cerita dari BOH Tea Plantations, Bukit Cheeding, Malaysia

29 Agustus 2016   09:36 Diperbarui: 31 Agustus 2016   17:06 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah sejam perjalanan yang disi dengan tidur-tidur ayam dari Kuala Lumpur, bus yang kami tumpangi mulai mengelindingkan roda-rodanya dari jalan beraspal yang lebar ke jalan perkebunan yang menyempit. Hamparan kebun teh di kanan jalan dengan rumah-rumah perkebunan berdinding putih dengan daun pintu dan jendelanya yang hijau pupus berdiri jarang-jarang di sisi kiri menyapa siang itu. Di depan sebuah bangunan, bus melambatkan lajunya sebelum berhenti.

Kami turun satu-satu disambut Tan Chong Wee yang bersegera mengajak kami melangkah ke salah satu bangunan di sana. Di depan pintu, sebelum jauh melangkah ke dalam ruangnya, ia membagi-bagikan penutup kepala berwarna putih pada yang tak mengenakan tudung kepala yang wajib dikenakan selama berada di dalam ruang itu. Saya meraih satu, dan memasangnya dengan menutupi rambut seperti saat hendak mandi. Setelah semua kepala tertutup, kami pun diajaknya melangkah ke ruang pabrik pengepakan BOH Plantations Sdn Bhd yang dikepalainya.

Aroma teh meriap dari dalam ruang. Tak banyak yang bekerja di ruang itu. Hanya 60 orang per shift (di luar pekerja di perkebunan) yang menyebar di beberapa ruang pabrik seluas 3,168 meter persegi. Pada ruang yang dibatasi dengan kaca, terlihat para pekerja menjalankan mesin-mesin mengepak teh di ruang-ruang bersekat yang diberi nama sesuai dengan kemasan teh yang dikeluarkan seperti ruang tea bag, pocket tea, atau potbag. Sedang di bagian luar, di ruang yang kami masuki, beberapa pekerja lain duduk di depan lubang mesin yang menggelindingkan paket-paket teh untuk dikemas ke dalam kardus. Jejeran mesin yang mengeluarkan teh dalam kemasan beraneka rupa itu tak terlalu sibuk untuk sebuah pabrik teh hitam nomor 1 (satu) dengan 4 (empat) juta Kg teh yang diproduksi per tahun dalam 200 jenis kemasan berbeda di Malaysia.

Salah satu varian BOH Tea, Cameron Gold Blend (dok. koleksi pribadi)
Salah satu varian BOH Tea, Cameron Gold Blend (dok. koleksi pribadi)
BOH terkenal dengan teh hitamnya. Satu-satunya teh yang mereka produksi. Teh jenis lain yang masuk ke pabrik untuk diolah dan dikemas menjadi campuran teh mereka import dari perkebunan teh lain. Menurut Tan Chong Wee, 10% teh yang mereka produksi diekspor ke Arab, Brunei, Denmark, Jepang, Jerman, Taiwan, Singapura dan Thailand sedang untuk Amerika, teh BOH dipasarkan secara online. Pabrik pengepakan BOH ini merupakan pusat pengepakan teh produksi BOH Tea Plantations Sdn Bhd, di mana semua teh yang dihasilkan dari 4 (empat) perkebunan teh BOH di Cameron Highlands (Sungai Boh, Sungai Palas dan Fairlie) serta Bukit Cheeding akan dikumpulkan ke sini untuk dikemas. Daun teh tersebut tentunya telah menjalani proses pengeringan terlebih dahulu di perkebunan asal sebelum dibawa ke Bukit Cheeding.

Seorang pekerja di pabrik pengepakan BOH Tea Plantations melihat dari ruang pengepakan (dok. koleksi pribadi)
Seorang pekerja di pabrik pengepakan BOH Tea Plantations melihat dari ruang pengepakan (dok. koleksi pribadi)
Pabriknya rapi dan bersih (dok. koleksi pribadi)
Pabriknya rapi dan bersih (dok. koleksi pribadi)
Saat yang lain asik menghirup butiran teh yang tuangkan dari bungkusnya, saya mendekati ibu-ibu yang duduk bergerombol di sebuah meja. Meminta ijin untuk mencoba mengepak bungkusan teh ke dalam plastik. Teh-teh yang telah dikemas ke dalam kardus, kemudian akan disimpan di gudang sementara menunggu jadwal pendistribusian ke pasar. Selepas melihat pengepakan teh, kami kembali ke sebuah ruang terbuka di depan perhentian bus. Di sana telah tersedia ragam teh yang telah dikemas dari BOH, siap untuk dicicipi. Karena haus, saya mencoba yang dingin terlebih dahulu, secangkir teh BOH Ice Tea Lemon. Ummph..! BOH banget! Rasa tehnya tak hilang oleh aroma lemon, ia sangat ringan menempel di lidah dan segar di hidung, teman yang menyenangkan untuk camilan Bakpao Jamur hangat yang dicomot dari dalam kukusan. Karena penasaran, setelah menambah secangkir lagi Ice Tea Lemon, saya mencoba mencicipi teh tarik rasa kopi yang disajikan panas-panas. Ummphh...!! memang rasa tak berdusta.

Pekerja bagian pengepakan BOH Tea (dok. koleksi pribadi)
Pekerja bagian pengepakan BOH Tea (dok. koleksi pribadi)
BOH didirikan oleh John Archibald (Archie) Russell pada 1929 dengan menggandeng A.B. Milne, seorang pakar teh yang sebelumnya melanglang buana di perkebunan teh Srilanka. Archie melihat peluang besar untuk berladang di Cameron Highlands setelah sebelumnya hanya usaha penambangan timah dan perkebunan karet yang dielu-elukan di Malaysia pada masa itu. Setelah kunjungan ini, saya jadi penasaran untuk mengunjungi 3 (tiga) kebun BOH lainnya di Cameron Highlands.

Gudang penyimpanan sementara (dok. koleksi pribadi)
Gudang penyimpanan sementara (dok. koleksi pribadi)
Kunjungan ke BOH Tea Plantation Sungai Cheeding, Banting, Selangor adalah salah satu agenda perjalanan saat mengikuti program Eat Travel Write (ETW) Selangor International Culinary Adventure 4.0. ETW merupakan kegiatan promosi wisata Selangor yang dikemas oleh Selangor State Economic Planning Unit (UPEN Selangor) bekerja sama dengan Kementerian Pelancongan dan Kebudayaan Malaysia, Tourism Malaysia, dan Gaya Travel Magazine.

Dari BOH, perjalanan dilanjutkan ke Jugra mengunjungi destinasi wisata sejarah Selangor seperti Makam Sultan Abdul Samad, Muzium Insitu Jugra, Bukit Jugra, dan menikmati makan siang di pekarangan Istana Alaeddin di Kampung Bandar. Jugra pernah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Selangor sebelum dipindahkan ke Kuala Lumpur pada 1880. Saleum [oli3ve].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun