Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

56 Cara Menjadi Warga Dunia

11 September 2015   11:56 Diperbarui: 12 September 2015   00:24 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang jamannya berinteraksi dengan teknologi aplikasi. Mau berkegiatan, dimudahkan dengan adanya aplikasi yang mendukung. Kepikiran ingin makanan kesukaan di rumah makan tertentu tanpa meninggalkan rumah, tinggal pesan lewat aplikasi melalui telepon pintar. Hendak bepergian; cari tiket pesan hotel buka aplikasi. Berencana menghadiri pertemuan di satu tempat namun enggan membawa kendaraan karena macet, pesan kendaraan jemputan pakai aplikasi.

Kebiasaan – kebiasaan yang tadinya dilakukan secara manual, beralih kekinian mengikuti perkembangan teknologi. Permasalahannya, banyak orang yang sudah kadung nyaman di lingkungannya, tak serta merta bisa menerima perubahan yang terjadi. Meski pun perubahan itu adalah untuk kebaikan diri, jika dirasa tak mendesak maka yang bersangkutan akan berusaha untuk bertahan dalam hangatnya tempurung peraduannya.

Dua minggu lalu, saya menerima kiriman draft buku dari Eileen Rachman, psikolog dan motivator yang tulisan-tulisannya sudah bertebaran dalam bentuk buku mau pun jurnal di berbagai media. Satu kehormatan diberi kesempatan menyelami karya dari seorang yang tulisannya banyak memotivasi dan menginspirasi, sebelum buku tersebut diluncurkan untuk publik.

Penasaran dengan isinya sejak melihat sampul hitam dengan judul berwarna merah yang diperkenalkan melalui media sosial. Begitu terima softcopy draft lewat email, jatuh hati dengan tata letak kreasi Reda Gaudiamo yang menyenangkan … Berubah itu sulit apabila kita belum merasakan urgensinya … pengembangan diri itu bermuara pada diri sendiri. Karenanya mari berbenah diri! sebuah pengantar yang mengajak untuk semakin tenggelam dalam bukunya.

[caption caption="Jadilah Warga Dunia (dok. @eileenrachman)"][/caption]

Minggu siang (04/09/2015) di Kedai Kopi 89, Kemang, kami duduk di meja kayu yang dibuat memanjang, berbincang ke sana ke mari tentang apa saja yang mendadak muncul di kepala. Selain Ibu Eileen dan tim Experd, siang itu ada Hanna Latuputty, pustakawan dan pakar literasi informasi; serta teman-teman blogger kk Indri, mak Aulia dan tante Tity. Datang dari berbagai latar belakang dan minat, melahirkan obrolan gado-gado yang menarik.

Mbak Hanna berkisah tentang perpustakaan yang didirikan bersama kawan-kawannya, tentang membangun minat baca dari usia dini dan bagaimana dirinya menikmati 20 tahun sebagai pustakawan sekolah di The British International School (BIS) hingga sampai pada keputusan untuk bekerja sendiri.

Saya bekerja di sebuah industri yang sedang galau. Goyang karena situasi ekonomi yang tak menentu dan permintaan pasar yang lesu. Goyah karena penentu kebijakan harus berhati-hati dalam mengambil keputusan agar tak sekadar bereksperimen yang malah meresahkan lapisan di bawahnya. Rombak sana rombak sini, berdampak pada pengeluaran berlebih yang tak perlu disaat kita mesti mengetatkan ikan pinggang.

Perubahan yang terjadi dalam masyarakat dari yang kecil hingga yang besar, berpengaruh pada pola pikir pengambilan keputusan setiap pribadi. Bagaimana menyikapi setiap perubahan agar tetap bisa bertahan mengikuti perubahan arus dan perkembangan di sekeliling kita?

Ada 56 langkah yang dapat menjadi acuan untuk menjadi bagian yang diperhitungkan dunia, yang dibeberkan oleh Ibu Eileen dalam bukunya.

  • Bersiap Menjadi Warga Masa Depan

Untuk bisa menjadi bagian dari warga masa depan, tentu kita harus menyiapkan diri. Masa yang akan datang pastinya berbeda dengan masa yang kita jalani sekarang. Contoh sederhana, apa yang kita jalani hari ini, tak sama dengan yang terjadi pada masa sepuluh tahun yang lalu.

Karenanya, setiap orang mesti jeli meraba seperti apa masa depan yang tak jelas dalam pandangan itu. Cara berpikir, berkomunikasi, menanggapi sesuatu serta pandangan para pakar dan siapa pun yang berpengaruh akan membentuk mentalitas dan daya tahan generasi mendatang. Bersiaplah!

  • Be Present. Live Your Life

Hadir, realistis dan sadar apa yang ada di depan kita serta menghargai dan memanfaatkan sumber daya yang kita miliki. Latih diri dan nikmati kepiawaian dalam bidang yang kita tekuni, sehingga menjadi orang yang paling terlatih di bidang itu.

  • Masa Depan itu: Kita

Camkan pada diri bahwa masa depan itu tergantung pada dirimu. Miliki inisiatif perbaikan, tahu menghitung efisiensi dan efektivitas kerja, tahu apakah upaya kita memberi kontribusi signifikan pada pertambahan nilai organisasi di kemudian hari serta waspada terhadap keadaan-keadaan yang sudah mulai “basi” di sekitar kita.

  • Profesi Masa Depan tidak Sama dengan Sekarang

Pernah kepikiran tidak kalau pekerjaan seperti computer programmer, network engineer, wedding organizer atau financial consultant tak pernah mampir di daftar cita-cita pada masa 20 tahun yang lalu?

Hal yang sama akan terjadi di masa depan. Karenanya, miliki sikap kreatif, belajar melampaui apa diajarkan di sekolah dan membuat ancang-ancang yang kuat untuk belajar, bersiaga dan berubah.

  • Move On, Move Up

Jangan jalan di tempat! Jangan melenakan diri pada pencapaian hari ini. Kegagalan tidak untuk diratapi sepanjang masa. Bangkit, bergerak dan melangkah. Jadikan kegagalan sebagai pelajaran untuk menghadapi tantangan yang baru.

  • Stay Hungry, Stay Foolish

Your time is limited, don’t waste it living someone else’s life … stay hungry, stay foolish. Bagaimana tetap mempertahankan rasa lapar ketika perut sudah kenyang? Bertingkahlah seperti orang bodoh yang memiliki kemauan untuk belajar menjadi pandai. Tak ada orang yang dilahirkan serta merta menjadi pintar, semua melalui proses belajar. 

  • Kembangkan “Start Up” Mentality

Untuk menjadi warga masa depan, kamu harus siap menghadapi situasi tanpa zona nyaman dan memiliki mental wirausahawan muda yang selalu siap memulai (start up). Mengenai hal ini Phil Libin, CEO Evernote, berpendapat bahwa sebuah perusahaan baru bisa semakin maju dan berinovasi terus bila karyawannya memiliki sifat militan dan melihat pekerjaan sebagai tanjakan menuju puncak.

  • Cermat Bermedia Sosial

Pemimpin masa depan perlu memiliki new media literacy untuk mendorong organisasinya dapat berkomunikasi lebih efektif dengan para pelanggannya. Kita perlu mennunggangi dan memperhitungkan teknologi, mengoptimalisasi kekuatan manusiawi untuk berinteraksi, memasarkan produk, memperkenalkan diri dan brand melalui sosial media yang tersedia dan hampir tidak berbayar itu.

  • Harus Melek Komputer

Melek komputer bukan berarti dituntut menjadi pakar IT tapi paham akan perkembangan teknologi. Sehingga dapat mengoptimalkan kemajuan teknologi untuk menunjang perkembangan organisasi tanpa diperbudak oleh teknologi. Manfaatkan aplikasi online dengan baik.

  • Punya Wawasan Bisnis

Semua orang yang menjadi bagian dari satu organisasi harus mempunyai pandangan yang sama akan logika jalan bisnis, bahkan perlu menghayati logika perusahaan tentang the money making.

Kreativitas dan pengetahuan pasar, tak hanya dikuasai bagian penjualan, tapi juga perlu dipahami oleh bagian produksi, pelayanan pelanggan, dan bagian keuangan.

  • Tetap Optimis

Tak ada kesuksesan yang didapat dengan cuma-cuma. Setiap orang sukses pasti pernah mengalami kegagalan. Orang sukses tak sekadar berani gagal, ia memiliki kekuatan sendiri untuk tetap bangun dari kegagalan. Memahami banyak hal yang harus dilalui untuk menggapai keberhasilan, karenanya ia tak akan membiarkan satu pun kegagalan mematahkan semangatnya.

  • Bisa Berpikir Strategis

Berpikir strategis adalah menciptakan kaitan antara ide, rencana, dan individu-individu seperti jaring, yang mungkin tidak tampak sama sekali di mata orang banyak. Siapa yang tak mengenal Go-Jek saat ini? Setiap hari di setiap tempat, hampir semua orang membincangkan si Go-Jek.

Siapa di balik sukses Go-Jek? Orang yang dapat melihat dan memanfaatkan peluang serta berpikir strategis untuk mengembangkan ide dan membuat koneksi di antara jaringan yang ada, Nadiem Makarim.

  • Siap dengan Cara Apa Pun

Teknologi memungkinkan kita berkomunikasi dan berkolaborasi dengan siapa pun di belahan dunia mana pun. Otomatis jam kerja pun bergeser tak lagi “9 to 5” tapi menjadi 24 jam. Pertanyaannya, siapkah kita menghadapi perbedaan kultur, waktu, kebiasaan berkomunikasi dan berkolaborasi?

  • Think: Journey

Seorang bermental pemimpin, tahu cara mendampingi anak buah ketika bertransisi dari situasi lama ke situasi yang baru, ketika akan “oper gigi” dalam berkinerja. Mengajari kesadaran akan waktu, serta memiliki kemampuan mengajari anak buah dalam menerima kesuksesan atau pun kegagalan.

Hidup adalah melakukan perjalanan, jalan yang dilalui tak lurus-lurus saja. Terkadang harus mendaki, kadang menurun. Kemas perjalananmu dengan baik.

  • Inspirator itu: Kita

Inspirator tak selalu orang hebat. Dia bisa ada di sekitar hidup kita, dan dia sering tanpa sadar merubah hidup orang lain. Untuk bisa menginspirasi, hal pertama yang perlu ditanyakan pada diri sendiri adalah apakah kita terinspirasi oleh pemikiran sendiri? Jangan hanya menyibukkan diri melihat keluar, pikirkan juga dirimu.

If you really want to inspire others to do something, then this ‘something’ should be a big part of your life – [Marc Chernoff]

[caption caption="Foto bersama usai bincang menjadi warga dunia (dok. @experd)"]

[/caption]

Itulah 15 cara untuk dijalani agar diakui dunia. Sayangnya kita sering salah kaprah dalam mengambil langkah karena terbawa arus. Siapa pun yang ingin terus maju mengikuti perkembangan jaman, HARUS menguasai teknologi. Kalau kata Ibu Eileen, pembelajaran apa yang kamu dapatkan harus dimplementasikan di tempat dimana pun kamu berkerja. Harus dipraktekkan, jangan dibiarkan mengendap sebatas ide yang tak berguna.

Mau tahu 41 cara lain lengkap dengan contoh tokoh suksesnya? usaha donk! Miliki dan baca Jadilah Warga Dunia karya Eileen Rachman yang akan diluncurkan pada Selasa, 29 September 2015 mendatang. Buku ini hanyalah sebuah penyampai pesan sarat dorongan yang menyemangati pembaca untuk berpikir dan bertindak cepat. Seperti apa masa depanmu? semua tergantung pada bagaimana tanggapanmu terhadap isi buku ini, bagaimana engkau mengambil langkah dan mempersiapkannya di masa kini. Pilihan ada di tanganmu, salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun