Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Teknik Mangka'bi' dari Keiko-san

23 September 2012   05:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:53 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu siang (22/9) Kurumi-san yang memiliki jadwal berkeliling museum di akhir pekan, mengunjungi Museum Tekstil, Jakarta. Kurumi-san, keturunan Jepang yang telah lama menetap di Jakarta dengan bahasa Indonesia yang fasih menjelaskan dirinya adalah ibu rumah tangga yang senang dan suka berkunjung ke Museum Tekstil. Selain untuk melihat-lihat koleksi yang ada, museum ini sering menyelenggarakan kegiatan menarik yang bisa diikuti pengunjung seperti hari ini. Tangannya cekatan mengukur panjang benang, mengaitkannya di kaki lalu mulai mengikuti arahan yang diberikan. "Bapak, torong cek punya saya. Saya juga mau ganti warana ya!" Kurumi-san, satu diantara peserta yang hari itu sangat bersemangat mengikuti kelas Keiko Kusakabe, Workshop on Torajan Braiding and Loop Manipulation: Mangka'bi untuk belajar mangka'bi'.

[caption id="attachment_213962" align="aligncenter" width="486" caption="Keiko Kusakabe, antropolog Jepang yang mengajarkan teknik mangka'bi' (dok. koleksi pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_213964" align="aligncenter" width="486" caption="Kurumi-san serius mangka'bi dengan membuat kombinasi dua warna (dok. koleksi pribadi)"]

1348377263936019346
1348377263936019346
[/caption]

Peserta lain yang tak kalah antusias adalah ibu Nining, beliau sengaja mengajak beberapa orang siswanya dari jurusan Fashion Designer, Interstudi, Jakarta untuk mengenal dan belajar teknik mangka'bi'. Ivo yang mengambil program singkat di Intersudi mengatakan sangattertarik dengan teknik yang diajarkan dan dalam sekejap berhasil mengikuti petunjuk mang'ka'bi' dengan baik. Ketika ditanya lebih jauh kenapa teknik mangka'bi' menarik untuk dipelajari? Ivo mengatakan selain langka, dirinya juga perlu membekali diri dengan mengenali teknik-teknik dasar seperti ini untuk menunjang ilmu yang dipelajarinya karena ingin serius di bidang fashion designer. Hal senada dikemukakan oleh Rini yang masih memiliki darah Toraja dari ayahnya namun sama sekali asing dengan budaya Toraja karena tidak pernah dikenalkan lebih dekat.

[caption id="attachment_213968" align="aligncenter" width="486" caption="Anak ini sangat antusias mengajari mamanya cara mangka'bi' (dok. koleksi pribadi)"]

1348377409905520613
1348377409905520613
[/caption] [caption id="attachment_213971" align="aligncenter" width="486" caption="Beberapa peserta workshop menikmati belajar teknik mangka'bi' (dok. koleksi pribadi)"]
1348377621249408162
1348377621249408162
[/caption]

Mangka'bi' (bahasa Toraja) artinya mengepang atau menganyam, adalah salah satu teknik mengepang benang yang dijumpai dan digunakan dalam tenun Toraja. Dinny Jusuf, pendiri dan pemilik Toraja Melo, di tengah-tengah berlangsungnya workshop mengatakan; ada 7 (tujuh) jenis mangka'bi' yang sudah sangat jarang digunakan para penenun Toraja bahkan terancam punah. Hal ini dikarenakan tidak diperkenalkannya teknik tersebut kepada generasi penerus (penenun) dan tak adanya kepedulian untuk melestarikannya. Saat ini di komunitas yang dibinanya hanya ada satu penenun yang benar-benar menguasai mangka'bi, itupun tidak semua teknik.

[caption id="attachment_213974" align="aligncenter" width="486" caption="Keiko-san memeriksa hasil kerja salah seorang peserta workshop (dok. koleksi pribadi)"]

13483777781990087550
13483777781990087550
[/caption] Kita layak bersyukur masih ada orang yang peduli seperti Keiko Kusakabe, antroplog Jepang yang mendalami kain kuno Toraja, bersedia meluangkan waktu khusus untuk berbagi teknik mangka'bi kepada pengunjung pameran sebagai salah satu agenda Pameran Tenun Toraja, Untannun Kameloan.

Pengenalan dini terhadap kreasi dan budaya daerah kepada generasi muda, diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan mereka terhadap budaya bangsanya. Untuk itu, diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah daerah, pemerhati dan masyarakat peduli budaya dengan komunitas penenun untuk membina, membangun, menumbuhkan kreatifitas dan melestarikan warisan budaya ini sehingga tidak hilang.

Melihat tingginya animo masyarakat pada pameran yang sejatinya berlangsung sampai Minggu, 30 September 2012, membuat penyelenggara memutuskan untuk memperpanjang pameran hingga Minggu, 14 Oktober 2012. Pameran dibuka untuk umum Selasa - Minggu pk 09.00 - 15.00, mengikuti jam operasional Museum Tekstil, Jakarta. Salam budaya kreatif. [oli3ve]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun