Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Untannun Kameloan, Sehelai Benang Semangat dari Toraja

20 September 2012   18:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:07 1683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam satu kunjungan singkat ke kampung adat To'Barana, Toraja Utara yang terkenal dengan tenunnya di penghujung 2010; hati saya miris berbincang dengan para penenun sepuh yang masih terus berkarya. Walau tak tahu siapa yang akan menjadi penerusnya, kobar semangat dari mata tuanya tetap berpijar meski tangan bergetar menenun helai demi helai benang menjadi selembar kain. Rentang usia mereka 74 - 90 tahun! Kemana generasi mudanya?

"Kalau kami mati, tidak ada mi yang kasih terus" ucapan lirih dari bibir tua yang bergetar itu selalu terngiang saat membayangkan satu daerah yang indah di dataran tinggi Sulawesi Selatan.

[caption id="attachment_213546" align="aligncenter" width="486" caption="Peluncuran buku Untannun Kameloan, Textiles of Toraja, Mamasa, Mamuju, Rongkong, Sulawesi, Indonesia di Museum Tekstil, Jakarta. Ki-ka: Indra Riawan Kepala Museum Tekstil, Dinny Jusuf, Perwakilan BNI, Mari Elka Pangestu, Judi Achjadi dan Keiko Kusakabe (dok. koleksi pribadi)"][/caption] Dua tahun berlalu, Kamis malam (19/09) dalam acara pembukaan Pameran Tenun Toraja, Untannun Kameloan; ada satu semangat berbeda mengalir di Museum Tekstil, Jakarta. Untannun kameloan, satu ungkapan dalam bahasa Toraja yang mengandung arti menenun kebaikan; menjadi semangat sekaligus mimpi seorang wanita yang lebih senang menyebut dirinya sebagai seorang ibu, seorang istri dan seorang pemimpi, Diana Iriana Jusuf. Mantan Sekertaris Jenderal (Sekjen) Komisi Nasional (Komnas) Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang akrab disapa Dinny Jusuf ini, juga pernah berkecimpung di dunia perbankan; memenuhi panggilan jiwanya mengabdikan diri untuk berbagi semangat dengan para penenun di pelosok Toraja.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu dalam acara jumpa pers mengatakan perlunya pendampingan terhadap para penenun dalam hal dokumentasi, perlindungan, pemasaran, mengapresiasi dan memelihara kreatifitas lokal agar tidak punah. Mari Elka yang datang dalam balutan sarung tenun Toraja menyampaikan apresiasi dan memuji usaha Dinny Jusuf dalam mengembangkan tenun Toraja.

[caption id="attachment_213548" align="aligncenter" width="486" caption="Mari Elka Pangestu didampingi Dinny Jusuf melihat koleksi tenun yang dipamerkan usai jumpa pers Untannun Kameloan (dok. koleksi pribadi)"]

13481652401310837331
13481652401310837331
[/caption] Lebih lanjut Mari Elka mengatakan penenun bukanlah perajin yang karena kerajinannya menekuni satu pekerjaan hingga membuahkan sesuatu. Penenun memiliki keahlian, pengetahuan dan keterampilan dalam mengerjakan karyanya. Karenanya diperlukan orang seperti Dinny Jusuf yang memiliki panggilan untuk mengembangkan kreatifitas tradisi budaya yang ada di Indonesia. Publik tidak akan pernah tahu ada tenun Toraja jika tak ada yang mengenalkannya. Satu langkah baru sebagai wujud bangkitnya gairah masyarakat terhadap tenun Indonesia.

Bagi Dinny Jusuf yang mengawali usahanya dengan sebuah mimpi dan kecintaan pada tenun Toraja, percaya tak ada yang serba kebetulan, karena segala sesuatu terjadi pada waktunya. Perjumpaannya dengan Keiko Kusakabe seorang antropolog Jepang yang sudah 15 tahun berurusan dengan kain langka Sulawesi khususnya mendalami teknik tenun Toraja serta Judith Knight Achjadi wanita berdarah Kanada pemerhati wastra (kain) adati Indonesia; telah membuahkan satu kolaborasi yang indah dalam Untannun Kameloan, Textiles of Toraja, Mamasa, Mamuju, Rongkong, Sulawesi, Indonesia; sebuah katalog tenun Toraja yang diluncurkan setelah acara jumpa pers. Bersama Yayasan Toraja Melo, mereka mewujudkan penyelenggaraan pameran tenun Toraja yang pertama kali diadakan di Indonesia dengan dukungan Museum Tekstil, Jakarta dan BNI sebagai sponsor tunggal, serta kurator pameran Keiko san dan Judi Achjadi.

Riri Riza yang sedang menyelesaikan film tentang Atambua saat ditemui di acara pembukaan pameran menyampaikan apresiasi dan kekagumannya pada usaha pelestarian tenun Toraja. Riri berharap suatu hari nanti memiliki kesempatan untuk berkunjung kembali ke Toraja setelah kunjungannya beberapa tahun silam.

Pembukaan pameran juga dihadiri oleh Wakil Bupati Toraja Utara, Buntang Rombelayuk, Mantan Menteri Perdagangan Rahadi Ramelan, praktisi fashion dan tenun Indonesia serta tamu undangan lainnya.

[caption id="attachment_213550" align="aligncenter" width="486" caption="Tamu undangan menyaksikan penenun Toraja pada acara pembukaan Pameran Untannun Kameloan (dok. koleksi pribadi)"]

13481655021890309291
13481655021890309291
[/caption] [caption id="attachment_213552" align="aligncenter" width="486" caption="Tas koleksi Toraja Melo yang sanggup bersaing dngan produk branded (dok. koleksi pribadi)"]
13481658641957518072
13481658641957518072
[/caption] Pameran Tenun Toraja, Untannun Kameloan dibuka untuk umum Jumat, 21 September hingga Minggu, 30 September 2012; akan diisi dengan beragam kegiatan menarik yang bisa diikuti oleh para pengunjung seperti Presentasi dan Diskusi Dynamic Trading of Ritual Textiles in Sulawesi, Workshop on Torajan Braiding and Loop Manipulation: Mangka'bi; yang akan disampaikan oleh Keiko Kusakabe, Peragaan Busana dan lain-lain. Untuk info lebih lengkap mengenai kegiatan tersebut bisa dilihat di laman Toraja Melo.

Jangan pernah berharap orang lain akan melihat dan memberikan apresiasi tanpa kita memulai berkarya. Jangan tidur Indonesia, tunjukkan karyamu! Salam budaya kreatif! [oli3ve].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun