Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Si Jenius Lintang dan Laskar Pelangi Berakhir Tahun di Ancol

15 Desember 2011   15:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:13 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setelah pentas di Pesta Raya Malay Festival, Esplanade Singapore pada 1-2 Oktober 2011; Musikal Laskar Pelangi (MLP) kembali tampil di Tanah Air. Kali ini pementasannya tidak tanggung-tanggung, di tempat rekreasi terbesar di utara Jakarta Taman Impian Jaya Ancol dan jadwalnya bertepatan dengan libur akhir tahun (24 Des 2011 - 7 Jan 2012).

MLP adalah teater musikal yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata “Laskar Pelangi” yang juga merupakan kisah hidupnya semasa kecil di Belitung. Sebelumnya Laskar Pelangi sudah diangkat ke layar lebar pada 2008, pertama kali dipentaskan di dunia panggung pada akhir 2010. Kisah sepuluh anak buruh PN Timah dengan semangat tinggi untuk menuntut ilmu walau penuh keterbatasan dibawah gemblengan ibu Muslimah yang tak pantang menyerah. Belum pernah dengar juga? Kunjungilah toko buku terdekat di kota anda hehehe. Setelah membaca tetralogi Laskar Pelangi, menonton filmnya akhirnya kesampaian juga untuk menonton pementasan teater musiknya pada Kamis (7/7/11) lalu. Tiket didapat lewat perjuangan panjang dan gemes banget saat mendengar seorang rekan di kantor dengan santai mengatakan dapat free VIP ticket dari sponsor tapi ditampik dengan alasan “gw cuti, lagian apaan sih teater musik Laskar Pelangi? emang bagus?” *duuuuh, kemana ajaaaa? masa gak tahu Laskar Pelangi?* Saya berani merekomendasikan MLP sebagai salah satu tontonan karya anak negeri di 2011 ini. Salah satu bagian yang sangat saya suka adalah saat Lintang terpaksa undur diri dari SD Muhammadiyah Gantong.

Ibunda Yang ku sayangi Yang ku hormati Aku mohon diri Sahabat Laskar Pelangi Yang aku kasihi Janganlah berhenti bermimpi Doaku menyertai Simpan aku dalam hati Bila Tuhan kehendaki Kita akan berjumpa lagi

Tanpa terasa ada air menggenang di pelupuk mata memaksa keluar saat Lintang berdiri di remang ujung kanan panggung menyampaikan salam perpisahan lewat surat yang dikirimkan kepada ibu Muslimah dan Laskar Pelangi di sekolah miring SD Muhamadiyah Gantong. Untuk menyiasati agar kiri kanan tidak curiga dengan hidung yang mulai gatal, saya sengaja membuat gerakan menarik jaket rapat-rapat karena pendingin di dalam ruang teater memang sangat menusuk hingga ke sumsum. Sayup-sayup dari sisi kiri kanan dan belakang terdengar suara sraaat srooot *ahaaa ..aku tak sendiri xixixix*

[caption id="attachment_156516" align="aligncenter" width="300" caption="Lintang menyampaikan salam perpisahan (sumber gambar : http://www.musikallaskarpelangi.com)"][/caption] Yap, bagian di mana Lintang harus mundur dari sekolah karena dipaksa oleh keadaan sangat menyentuh hati. Ayahnya tak kembali dari melaut dan Lintang sebagai anak tertua lelaki satu-satunya dalam keluarga; mau tidak mau mengambil alih tanggung jawab kepala keluarga demi kelangsungan hidupnya dan kedua adik perempuannya. Si anak jenius yang memukau penonton saat menjabarkan hasil perhitungan soal matematika dalam lomba cerdas-cermat melawan SD PN Timah, terpaksa mundur dari bangku sekolah. Setelah berhari-hari tak ada kabar sepulang berlomba, hanya selembar surat perpisahan mewakili dirinya untuk pamit.

Belajar dari pengalaman menonton Matah Ati dimana penonton dilarang mengambil gambar dengan kamera apapun termasuk kamera HP, bahkan baterai disita sekuriti (padahal bawa cadangan di kantong yg tidak terdeteksi hehehe) waktu menonton MLP lenggang kangkung. Untung ruginya penonton tidak dibolehkan membawa kamera ke dalam ruang pertunjukan :

  • Penonton tidak terganggu dengan suara cekrak cekrek kamera dari berbagai sudut serta kilatan flash yang sering lupa dimatikan oleh si tukang potret (terlebih buat yg asal motret nih, tanpa tahu fungsi tombol-tombol di kameranya)
  • Penonton lebih berkonsentrasi untuk menonton pertunjukan dari awal hingga akhir, adegan demi adegan
  • Para pemain tidak terganggu konsentrasinya karena tiba-tiba kena kilatan lampu flash (ini info yang disampaikan saat pembukaan dari penyelenggara hehe)
  • Publikasi mengenai pertunjukan dalam bentuk gambar tidak bisa dipajang di blog-blog pribadi secara bebas alias tidak bisa pamer kalau habis nonton MLP wkwkwk (beberapa penyelenggara memberlakukan ketentuan satu ini bahkan perlu sweeping tas segala)

Saya angkat empat jempol buat para pekerja seni yang ada di belakang karya agung ini: Riri Reza, Mira Lesmana, Jay Subiyakto, Erwin Gutawa dkk. Bagi yang belum menonton, jangan ragu silahkan catat tempat dan tanggal mainnya di bawah :

Hall Rama Sinta, Dunia Fantasi Ancol

26-30 Des 2011, 5-6 Jan 2011 pk 14.00 wib

24-25,31 Des 2011, 1-4, 7 Jan 2012 pk 14.00wib dan pk 16.00 wib

HTM : Rp 180,000 (HTM Dufan 17 Des 2011 - 8 Jan2012)

Jika sudah membaca novelnya, percaya deh anda pasti penasaran untuk melihat secara langsung permainan anak-anak Laskar Pelangi di atas panggung. [olive]

==========

Shared Link :

FB : Si Jenius Lintang dan Laskar Pelangi Berakhir Tahun di Ancol

Twitter : Kicauan, Si Jenius Lintang dan Laskar Pelangi Berakhir Tahun di Ancol

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun