Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sebulan Memeriahkan Jalanan Ibukota, Kopaja AC Berlakukan Tarif Baru Rp 5,000

8 September 2011   09:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:08 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebulan sudah Kopaja AC, Bis Idaman Warga Jakarta mewarnai jalanan ibukota sejak beroperasi Senin, 8 Agustus 2011 melayani rute Ragunan - Grogol. Sebagai warga yang sehari-hari menggunakan sarana transportasi untuk publik, sudah beberapa kali juga saya menumpang bis tersebut saat berangkat ataupun pulang kerja. Saat libur lebaran kemarin pengelola kopaja AC menaikkan tarif sebesar 150% yang katanya hanya berlaku seminggu, ternyata lebaran H+8 tarifnya tidak kembali normal tetapi diberlakukan menjadi tarif baru. Hal ini berdasarkan informasi dari kondektur kopaja AC yang tadi saya tumpangi saat menagih kekurangan kembalian ongkos. "Bang, kembaliannya kurang!ongkosnya masih lima ribu?" "Masih" "Emang, tarif lebarannya sampai kapan?" "sampai selamanya!" Kalau dilihat dari kejadian di bis, informasi tarif baru kopaja AC menjadi Rp 5,000/penumpang belum disosialisasikan. Hal ini jelas terlihat dari beberapa penumpang yang naik belakangan masih mengeluarkan ongkos sebesar Rp 2,000 dari kantong/dompet sehingga kondektur pun menagih kekuranganya. Selama seminggu kemarin, saya berusaha untuk mencari informasi seputar tarif lebaran dan tarif baru yang akan diberlakuan oleh PT Koperasi Angkutan Jakarta pengelola kopaja AC setelah pengajuan kenaikan tarif ke Pemprov DKI (Kompas, Kamis 25 Agustus 2011). Namun, tak ada satu pun media yang memberitakan mengenai jawaban dari surat tersebut ataupun keputusan tarif baru untuk kopaja AC. Setelah beroperasi selama sebulan, mari kita lihat beberapa perkembangan dari kopaja AC S-13 :

  • Seperti bis kota pada umumnya yang dijadikan media promo berjalan, ternyata badan bis kopaja AC juga dilirik oleh produsen minuman sehat yang gambar produknya menyelimuti badan bis.
  • Peraturan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang hanya di halte sudah menjadi lebih fleksibel karena sopir rela memberhentikan bis dimana pun calon penumpang yang akan naik memberhentikan bis atau penumpang yang hendak turun meminta bis berhenti.
  • Palang berputar di pintu depan yang sering enggan berputar saat penumpang naik bis dua minggu setelah beroperasi sudah dipreteli.
  • AC yang biasanya membuat kulit menggigil saking dinginnya sudah mulai terasa hangat (semoga tidak dicopot ya)
  • Pengelola memberlakukan kenaikan tarif sebesar 150% selama seminggu pada masa libur lebaran yang kemudian ditetapkan menjadi tarif baru. Sayangnya perubahan tarif ini tidak diketahui oleh para pengguna kopaja AC karena informasinya hanya diperoleh dari mulut kondektur saat menagih ongkos. Meskipun ada selebaran yang ditempelken di kaca depan bis, tapi tulisannya yang kecil membuat informasi tersebut tidak diperhatikan oleh penumpang.
  • Saat hendak turun di beberapa tempat pemberhentian bis terlihat penumpang berdesakan di pintu depan. Hal ini dikarenakan pintu belakang lebih sering macet sehingga kondektur malas untuk membuka pintu secara manual dan memilih mempersilahkan penumpang untuk naik dan turun melalui pintu depan saja. Ketika hal ini ditanyakan kepada kondektur saat menggunakan kopaja AC menuju tempat kerja pada lebaran H+2, kondekturnya bilang,"biasa, dah tua macet mbak!"

[caption id="attachment_133659" align="aligncenter" width="640" caption="Palang berputar di pintu depan kopaja AC sudah hilang"][/caption] [caption id="attachment_133639" align="aligncenter" width="500" caption="Naik di pintu depan, turunnya juga di depan yaa!"][/caption] Jika kita mendambakan dan ingin memberikan moda transportasi publik yang tetap bagus, nyaman dan aman maka diperlukan kerjasama yang baik dari setiap pihak yang terlibat didalamnya serta wajib menghormati dan menghargai peraturan yang berlaku. Tertib tidaknya pelaksanaan di lapangan dapat ditilik kembali kepada mental semua pihak tersebut dari pengelola angkutan, sopir dan kondektur yang berinteraksi langsung dengan pengguna angkutan serta para penumpang itu sendiri. [oli3ve]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun